Aku up nih...
Tapi, warning on ya karena chapter ini mungkin akan membuat Readers kejang dan mual... atau emosi tingkat dewa...
Dan tolong abaikan typo yang berserakan. Enjoy the story na...*
*
*Perth terpaksa harus pergi pagi-pagi dari rumah sakit menuju kantornya karena tiba-tiba saja terjadi kekacauan. Salah seorang karyawan menghubunginya dan dengan panik menceritakan masalah yang terjadi. Perth berusaha tetap tenang agar tidak membuat Saint ikut panik dan khawatir, jadi ia tidak menceritakan apapun padanya. Perth hanya mengatakan kalau ia ada janji meeting dengan klien pagi ini. Jadi Saint dengan senyum manis melepasnya pergi.
"Hati-hati menyetirnya na, Tuan, dan cepat kembali." katanya.
"Oih Bunny, kau membuatku jadi merindukanmu padahal belum juga aku pergi dari sini." Perth menimpali ucapan Saint sambil mengusak surai coklat lembutnya.
"Ish... Gombal. Saint serius, Tuan. Tuan Perth harus hati-hati na. Saint akan selalu mencintai Tuan selamanya." jawab Saint.
"Siapa yang sedang menggombal sekarang hm? Sudah semakin pintar merayuku rupanya. Kalau begitu bersiaplah, Love, saat aku kembali aku akan membuatmu sangat kelelahan." bisik Perth dengan suara seksinya membuat pria yang lebih muda meremang dengan wajah memerah.
Saint mendorong tubuh Perth kemudian menunduk membuat Perth terkekeh geli melihat wajah malu-malu kelinci kecilnya. Perth mengecup kening Saint lama sebelum kemudian melepasnya. Ada sedikit keengganan untuk pergi sebenarnya tapi masalah di kantor harus segera ditangani.
"Aku pergi na, habiskan sarapanmu dan istirahatlah!" pesan Perth sebelum melangkah keluar dari kamar rawat Saint.
Perth memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa segera tiba dikantornya. Beberapa orang masih berkerumun disekitar lobby dan saat melihat Perth mereka buru-buru mengikutinya masuk ke dalam ruang meeting.
"Siapa yang pertama mendapat teleponnya?" tanya Perth langsung.
"Sa-saya, Presdir." seorang wanita muda mengangkat tangannya dengan wajah pucat, ia merupakan salah satu petugas resepsionis yang kebetulan tiba paling pagi.
"Siapa saja yang kau hubungi? Apa semua orang tahu tentang ini?" tanya Perth lagi.
"Mai, Presdir. Hanya saya dan beberapa petugas security, serta Pak Mean." jawab wanita itu lagi.
"Bagus. Jangan membuat keributan dan sekarang aku minta kau untuk membubarkan karyawan hari ini. Katakan saja aku memberi kalian libur. Keamanan geledah semua ruangan setelah karyawan pulang." perintah Perth yang diangguki oleh semuanya.
"Mana Mean?" tanya Perth ketika orang kepercayaannya itu masih belum terlihat.
"Di sini, Presdir. Phom khod tud karena terlambat." sahut Mean cepat dari ambang pintu ruangan itu.
Mean juga tentu saja segera berangkat ke kantor setelah menerima telepon namun ia sedikit terlambat karena harus mengantar Plan dulu pulang ke rumahnya dan memperingatkan Par Jiew agar tidak pergi bekerja hari ini.
"Mai bpen rai, Mean. Cepat utus beberapa 'orang' untuk mencari bom itu." perintah Perth lagi.
Mean mengangguk dan segera mengeluarkan ponselnya menghubungi anak buah Perth dari kalangan khusus (semacem pasukan khusus gitu deh ya yang bantuin Perth secara ilegal dan terselubung dan jelas terlatih 😏).
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
Fanfiction#4 Aepete 05.04.19 #1 yaoifanfic 07.04.19 #1 marksiwat 11.07.19 Perth yang sedang suntuk dengan segala sesuatunya berniat untuk menghilangkan stress-nya dengan cara pergi ke sebuah bar. Tak pernah disangkanya kalau ia akan bertemu seseorang yang b...