Lagi pengen bikin Bunny menderita gini sih 😭. Maafkan emak na, Luk...
Semoga masih pada mau baca na.
Sorry for typo and please enjoy the story na...*
*
*Saint duduk termenung di atas tempat tidurnya dengan mata memerah dan air mata menetes sunyi. Sejak semalam ia belum juga bisa memejamkan matanya. Pertengkarannya dengan Perth memberi dampak besar pada Saint. Bahkan kini ia mulai merasakan nyeri pada perutnya.
Saint mengusap-usap perutnya sambil bergumam berulang-ulang, "Khod tud na, Baby. Mae khod tud."
Mae dan Phao Saint bingung melihat putra manisnya seperti ini karena Saint tidak bicara apa-apa. Ia hanya terus menangis dan melamun.
Daily tentu saja merasa senang melihat adiknya itu terpuruk. Dengan sengaja ia mendekati Saint, "Sudah kubilang, kau itu hanya mainannya. Sekarang dia sudah bosan padamu dan ia membuangmu begitu saja." kata Daily.
"Tuan Perth tidak seperti itu, 'P." sangkal Saint berusaha menutupi.
"Aku tidak bodoh, Saint. Kau pulang ke sini karena dia sudah mendepakmu na? Mungkin saja dia juga tidak mengakui kalau itu anaknya." kata Daily lagi dengan keji tanpa memikirkan perasaan Saint sama sekali.
Saint terdiam mendengar kata-kata Daily dan memilih untuk tidak meladeni kakaknya itu. Hingga akhirnya Daily kesal sendiri dan keluar dari kamar adiknya, menyeringai senang. Siang ini ia ada janji untuk bertemu dengan seseorang di sebuah kafe.
Daily POV
Aku mengedarkan pandanganku ketika memasuki kafe ini, mencari seseorang. Melihat seorang gadis cantik melambai padaku dari salah satu meja di sudut, aku segera menghampirinya.
"Pring?" tanyaku.
"Kha, aku Pring. Kau Daily kan?" tanyanya balik sambil mengulurkan tangannya.
"Kha." jawabku singkat dan menerima uluran tangannya.
Ya, aku ada janji dengan wanita bernama Pring ini. Dia menghubungiku beberapa hari yang lalu dan mengajakku untuk bertemu. Wanita ini adalah kakak dari Mark, supir pribadi adikku. Dia bilang tahu tentangku dari Mark.
"Duduklah, Daily! Ehm, kau tidak mengatakan soal ini pada Mark na?" tanyanya.
"Mai, 'P." jawabku.
"Baguslah. Aku merasa Mark sedikit kurang kooperatif akhir-akhir ini. Bagaimana soal si gay yang membuatku dipecat itu? Ah khod tud, maksudku adikmu." tanya Pring datar, sama sekali tidak tampak menyesal tapi toh aku tidak peduli karena aku juga membenci Saint.
"Dia sedang terpuruk saat ini. Aku berhasil merusak kepercayaannya pada Perth. Kau berjanji padaku kalau aku bisa mendapatkan laki-laki itu na." kataku mengingatkannya.
"Kha, aku ingat itu. Kau bisa mendapatkan Perth sesuka hatimu. Baguslah kalau rencanamu berhasil, Daily." jawab Pring.
"Lalu sekarang apa lagi, 'P? Apa kau membawanya?" tanyaku kemudian.
"Kha, tentu saja aku bawa. Itu tujuan kita bertemu hari ini na. Berikan itu pada adikmu dan buat dia lebih hancur lagi agar Perth meninggalkannya jadi kau bebas mendekatinya." jawab Pring sambil merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah botol kecil, ia mengulurkannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
Fanfiction#4 Aepete 05.04.19 #1 yaoifanfic 07.04.19 #1 marksiwat 11.07.19 Perth yang sedang suntuk dengan segala sesuatunya berniat untuk menghilangkan stress-nya dengan cara pergi ke sebuah bar. Tak pernah disangkanya kalau ia akan bertemu seseorang yang b...