Kegelisahan Saint

5.4K 424 228
                                    

Maaf ya nunggu lama buat update... nah sekarang aku up new chapter, so enjoy the story na...

***

Saint POV

P'Daily masuk ke dalam kamarku, ia menatapku marah sambil tangannya terlipat di depan dadanya.

"Bagaimana kau bisa mengenal Perth, hah? Apa yang sudah kau lalukan?" tanyanya.

"Tidak ada, 'P. Aku tidak sengaja bertemu dengannya." jawabku pelan.

"Tidak sengaja katamu? Kau mengincarnya juga na... Tidak tahu diri! Siapa kau berani mendekati Perth. Kau itu tidak pantas untuknya. Ingat Saint, jangan pernah mendekatinya lagi! Aku yang lebih pantas untuknya bukannya seorang gay penjual diri sepertimu." P'Daily memperingatkanku. P'Daily keluar dari kamarku.

"Aku bukan penjual diri, 'P" bisikku pelan. Air mataku turun begitu saja.

Ponsel ungu yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar. Aku meraih dan melihatnya tapi begitu melihat siapa yang menghubungiku, aku meletakkan ponselku lagi. Aku merasa kesal, hatiku terasa sakit melihat kedekatan Tuan Perth dan P'Daily tadi. Meskipun aku tahu dan melihat kalau Tuan Perth tidak menanggapi P'Daily tadi tapi ada rasa takut dihatiku. P'Daily cantik dan jelas seorang wanita, tapi aku merasa tidak rela kalau P'Daily juga menyukai Tuan Perth. Apakah aku egois? Aku merasa buruk karena cemburu pada kakakku sendiri.

Ponselku bergetar lagi dan lagi, akhirnya aku menerima panggilan itu.

"Halo, Tuan Perth." ish, kenapa suaraku bergetar, kuharap Tuan Perth tidak menyadarinya.

"Halo Saint, kau... kau menangis, Saint?" tanyanya tepat sasaran.

"Pao, Tuan. Ada apa Tuan meneleponku?" tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Jangan bohong padaku, Saint! Aku benci pembohong. Jujurlah padaku, apa yang kaurasakan hm?" tanyanya dengan suara lembut.

"Aku tidak apa-apa, Tuan." jawabku masih mengelak.

"Saint, kalau kau terus seperti ini aku akan kembali kerumahmu sekarang juga. Aku tidak suka mendengarmu menangis. Aku berangkat sekarang." katanya dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Jangan, Tuan. Ini sudah larut malam." kataku mencegahnya datang.

"Tunggu saja, Saint. Aku sudah di mobil. Dua puluh menit lagi aku sampai." jawabnya lalu memutuskan sambungan.

Bagaimana ini? Aku harus bagaimana? Hiks... kenapa air matanya tidak mau berhenti. Mendengar Tuan Perth akan kemari lagi malah membuat air mataku semakin deras. Kalau P'Daily tahu Tuan Perth kemari lagi, dia pasti marah lagi padaku. Aku menghapus air mataku dan berusaha menenangkan diri.

Aku berulang kali melihat pada jam yang tergantung di dalam kamarku dengan cemas. Sebentar lagi pasti Tuan Perth sampai dirumahku. Aku masih sibuk berpikir saat ponselku bergetar lagi. Aku meraih dan membuka pesan yang masuk.

Tuan Perth
Baby, aku sudah di depan rumahmu. keluarlah!

Dengan tergesa-gesa aku berjalan keluar, Phao dan Mae masih menonton TV di ruangan keluarga.

"Saint, ada apa?" tanya Mae ketika melihatku keluar.

"Saint keluar sebentar, Mae. Ada yang harus Saint beli di minimarket. Mae mau titip sesuatu?" jawabku terpaksa berbohong, aku takut P'Daily mengetahui kedatangan Tuan Perth.

" Tidak ada, sayang. Pergilah, hati-hati na." pesan Mae, aku hanya mengangguk. Phao juga hanya memandangku dengan penuh arti yang tidak kumengerti.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang