Hi.. hi.. balik lagi dengan chapter tambahan gegara banyak yg request untuk kelanjutan cerita ini. karena katanya tanggung dan nggantung banget. seneng deh klo ternyata pada suka ama cerita yang kubuat. nah, chapter ini adalah cerita dari sudut pandang Saint ya. jadi ya pasti mirip ma chapter yg sebelumnya. moga-moga masih tetep suka ya.... enjoy the story, guys...❤*
*
*Aku adalah Saint Suppapong tapi biasanya semua memanggilku Saint saja. Usiaku 20 tahun dan sekarang aku kuliah semester 5 jurusan ekonomi di salah satu universitas besar di kota ini. Aku bisa masuk dan kuliah di universitas ini berkat beasiswa. Maklum saja orangtuaku bukanlah orang kaya. Ayahku bekerja sebagai buruh di salah satu perusahaan besar sedangkan ibuku seorang ibu rumah tangga. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang usianya 3 tahun lebih tua dariku. Malam ini aku dan kedua orangtuaku makan malam bersama tanpa Daily, kakakku.
"Saint, di mana Daily? Dia tidak makan bersama kita?" Mae bertanya padaku.
"P'Daily tidak ada Mae, sepertinya masih belum pulang sejak pergi kuliah pagi tadi." jawabku.
"Anak itu selalu saja begitu. Pergi pagi-pagi lalu pulang larut malam. Kadangkala malah tidak pulang. Setiap di tanya selalu bilang mengerjakan tugas kuliah di tempat temannya." sambung Mae.
Phao hanya mendengarkan saja keluh kesah dari Mae, ku rasa Phao juga sudah pusing memikirkan kelakuan P'Daily. Aku sering melihat P'Daily pulang di larut malam dan dalam keadaan mabuk di antar oleh laki-laki yang berbeda setiap kalinya. Entahlah, aku tidak berani bertanya karena P'Daily sangat tidak suka jika kehidupan pribadinya diganggu. Aku juga tidak berani untuk memberitahu Phao dan Mae soal ini.
P'Daily sering bertengkar dengan Mae karena Mae menegurnya. Jika sudah seperti itu Mae cuma bisa menangis dan menyalahkan dirinya karena tidak mendidik P'Daily dengan baik. Aku selalu berusaha menghibur Mae dan meyakinkannya kalau semua baik-baik saja.
Selesai makan malam aku membantu Mae membereskan meja makan dan mencuci piring. Kulihat Mae sedikit melamun.
"Mae. Mae tidak apa-apa?" panggilku.
"Ah, Saint. Mae khod tud, Mae tidak apa-apa." jawab Mae tersentak kaget.
"Mae pasti memikirkan P'Daily kan? Sudah aku bilang Mae, 'P pasti baik-baik saja mungkin ia hanya sedang mengerjakan tugas bersama teman-temannya seperti biasanya." kataku mencoba menenangkan Mae.
"Mae juga berharap begitu, Saint. Cuma Saint-lah anak Mae yang paling baik dan penurut. Saint juga sangat pintar, Mae bangga padamu." kata Mae sambil memelukku.
Aku tersenyum mendengar kata-kata Mae barusan. Aku membalas pelukan Mae lalu pamit padanya untuk kembali ke kamarku. Aku masih ada tugas kuliah yang belum kuselesaikan. Tapi saat aku melewati ruang keluarga di mana Phao sedang membaca koran, Phao memanggilku.
"Saint, kemarilah sebentar!"
"Krub." jawabku menghampirinya dan duduk dihadapannya.
"Phao mau minta tolong padamu, Saint. Tolong kau pergi cari kakakmu itu. Phao mau bicara padanya."
"Krub, Phao. Aku akan coba untuk mencari ke rumah temannya dan tempat yang biasanya 'P datangi." aku menyanggupi permintaan Phao untuk mencari P'Daily malam ini. Aku tidak pernah menyangka kalau hal ini akan membawaku ke dalam petaka.
Aku berangkat dari rumah dan mencoba mendatangi rumah teman kuliah P'Daily yang kutahu. Rata-rata semua memberi jawaban tidak tahu di mana P'Daily berada. Bahkan mereka bilang sedang tidak ada tugas yang diberikan oleh dosen. Aku mulai merasa lelah mencari P'Daily sampai ada seorang temannya yang memberitahuku kalau P'Daily sering minum-minum di salah satu bar besar di tengah kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
Fanfiction#4 Aepete 05.04.19 #1 yaoifanfic 07.04.19 #1 marksiwat 11.07.19 Perth yang sedang suntuk dengan segala sesuatunya berniat untuk menghilangkan stress-nya dengan cara pergi ke sebuah bar. Tak pernah disangkanya kalau ia akan bertemu seseorang yang b...