Identitas Mark

4.5K 410 168
                                    

Aku seneng banget dengan semua reaksi kalian buat cerita aku. terima kasih banyak buat semua dukungannya.
semoga kalian juga suka ama chapter ini ya...
enjoy the story na❤
sorry for typo
Satu lagi, cerita ini untuk dewasa ya jadi buat yang masih dibawah umur tolong mundur. klo kekeuh bandel aku gak ikut tanggung jawab ya😑

*****

Perth POV

Sudah dua minggu ini aku tidak bisa bertemu dengan Saint dikarenakan aku sibuk dengan pekerjaanku dan Saint yang juga tengah ujian di kampusnya. Aku tidak mau mengganggu belajarnya jadi kami hanya saling berkirim kabar melalui telepon serta pesan saja dan hari ini adalah hari terakhir ujiannya. Aku sudah sangat merindukannya dan ingin segera menemuinya tapi jam serasa berjalan dengan lambat.

Aku sudah memerintahkan Mark untuk menjemput Saint di kampus dan kemudian mengantarnya ke apartemen duluan. Aku akan segera menyusul setelah semua pekerjaanku selesai.

Sebelum aku pulang Bua menghampiriku dan memberikan sebuah amplop.

"Semua dokumennya di dalam sini? Apakah lengkap?" tanyaku.

"Kha, Presdir. Semuanya sudah siap. Tiket, paspor, juga voucher hotelnya." jawab Bua.

"Kau tidak mengatakan kalau aku akan datang kan?" tanyaku lagi.

"Tidak, Presdir. Saya mendaftarkannya atas nama Tuan Saint Suppapong." Bua benar-benar bisa diandalkan.

"Bagus. Khab khun krub, Bua. Aku akan pulang sekarang." kataku lagi sambil membawa ponsel, kunci mobil dan amplop itu.

Aku ingin segera sampai di apartemen dan tidak sabar memberikan kejutan ini untuk Saint. Aku sudah mempersiapkan rencana liburan untukku dan Saint. Aku akan mengajaknya berlibur ke Korea, sebenarnya sekalian aku harus melihat perkembangan bisnisku di sana.

Kulihat mobil yang digunakan Mark sudah terparkir, itu artinya kelinci kecilku sudah berada di kamar. Aku berjalan masuk ke dalam lobby dan seperti biasa semua karyawan yang melihatku memberi salam.

Begitu masuk ke dalam apartemen, harum masakan menyambutku. Aku berjalan ke dapur dan menemukan Saint tengah memasak, di meja makan sudah tersedia beberapa jenis makanan. Aku mendekatinya pelan-pelan kemudian memeluknya dari belakang membuat Saint terlonjak kaget.

"Tuan! Ish, Tuan kenapa tidak bersuara. Aku jadi terkejut untung masakannya tidak jatuh." Saint mengomel padaku yang hanya dibalas oleh tawaku.

"Memangnya tidak rindu padaku, Baby?" tanyaku sambil menghirup dalam-dalam aroma bunga dari tubuhnya.

"Tentu saja rindu, Tuan. Sangat rindu. Tapi Tuan Perth pasti belum makan, kita makan sama-sama na." jawabnya membuatku senang karena ia juga merindukanku tapi jawabannya itu jadi sedikit ambigu juga ya.

"Krub, Saint. Aku belum 'makan' selama dua minggu. Lapar sekali, bagaimana kalau Aku minta appetizer-nya dulu na..." kataku sambil menciumi leher putihnya, memberi kecupan di beberapa tempat.

"Ah... Mai au, Tuan... mai au... ish!" katanya kegelian karena aku terus menyerangnya tapi ia berhasil melepaskan diri dan kemudian berkacak pinggang melotot padaku.

"Tuan Perth mandi dulu, setelah itu pasti makan malamnya sudah siap." katanya lagi, ia mendorongku pergi.

"Aw, pelit sekali. Na... aku akan mandi, tapi... Cup." aku mencuri sebuah ciuman dari bibirnya kemudian berlari pergi sebelum ia sadar dan marah lagi.

Saint POV

"Ish, Tuan Perth benar-benar menyebalkan." aku jadi bicara sendiri karena dia langsung kabur setelah mencuri ciuman dariku.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang