Pertemuan Kedua

6.3K 513 156
                                    

Sudah lebih dari tiga bulan sejak Perth meninggalkan Saint di kamar itu sendirian. Tidak sekalipun Saint mencarinya. Sebenarnya Perth tidak ingin memikirkannya tapi entah kenapa Saint selalu muncul dalam pikiran Perth membuatnya teringat kembali pada malam itu. Malam di mana ia menghabiskan waktunya bersama Saint, pria muda yang baru dikenalnya.

Perth tidak ingin mengakuinya tapi di dalam hatinya ia merindukan Saint. Perth masih bisa membayangkan bagaimana wajah Saint, senyumnya, tatapan matanya bahkan suaranya yang lembut. Perth juga beberapa kali terbangun dari tidur malamnya akibat mimpinya bersama Saint.

Perth benar-benar tidak mengerti kenapa Saint bisa begitu meninggalkan kesan dalam hatinya padahal ia cukup sering berhubungan seks dengan beberapa gadis ataupun pria berstatus uke tapi tidak ada yang diingatnya bahkan bila ia bertemu lagi dengan merekapun Perth tidak akan mengingatnya.

Perth yang penasaran mendatangi bar itu lagi dengan harapan bisa bertemu kembali dengan Saint. Tetapi sesering apapun ia datang, Saint tidak pernah terlihat lagi. Menurut informasi yang didapatnya dari Yacht, si bartender, Saint bukanlah pengunjung reguler di bar itu bahkan Pond juga bilang kalau Saint bukan PSK yang biasa menjajakan tubuh di sana. Yacht juga baru pernah melihat Saint satu kali itu saja.

Perth jadi teringat pada ucapan Saint yang berusaha mengatakan kalau ia bukanlah pelacur malam itu. Benarkah itu? Jikalau benar berarti dia sudah melakukan tindakan perkosaan pada Saint. Ada sedikit rasa bersalah muncul dalam hati Perth.

Perth juga mencoba memerintahkan anak buahnya untuk mencari Saint tapi tidak ada hasilnya. Tentu saja, bagaimana mungkin mencari satu orang berbekal hanya nama saja. Membuat Perth putus asa dan menjadi lebih emosional. Hampir gila rasanya karena ia sangat ingin bertemu dengan Saint lagi.

Rasa frustasi mulai menyerang Perth karena tidak kunjung berhasil menemukan Saint lagi. Perth ingin melupakannya tapi tidak bisa. Lagi dan lagi Saint selalu muncul dalam pikiran dan mimpinya. Perth mulai putus asa untuk mencari. Ia hanya bisa berharap kalau suatu hari Saint yang akan mencarinya dan tidak membencinya.

Sementara itu, Saint Suppapong atau lebih sering di panggil Saint selama lebih dari tiga bulan ini menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang biasa ia lakukan yaitu kuliah. Hanya saja sekarang ini Saint menjadi lebih pendiam dan murung. Ia sering mengurung diri dalam kamarnya.

Mae Saint sudah sering mencoba untuk bicara dengan putranya itu tapi Saint selalu mengatakan ia tidak apa-apa. Tetapi sebagai seorang ibu, Mae tahu ada sesuatu yang terjadi pada Saint namun ia belum siap untuk menceritakannya.

Saint pulang pagi itu dalam keadaan lemah, tubuhnya lelah dan sakit juga mata yang sembab akibat menangis. Untung saja Phao-nya sudah berangkat bekerja sedangkan Mae-nya sedang pergi berbelanja. Daily, tidak usah di tanya karena ia tidak pernah peduli pada adiknya itu. Saint langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengurung dirinya.

Mae yang bertanya padanya karena ia tidak pulang semalaman hanya beralasan ia menginap di tempat temannya karena kemalaman dan sudah tidak ada bus yang beroperasi. Ia menutupi luka memar ditangannya dengan selalu mengenakan pakaian lengan panjang sampai memar itu menghilang. Sedangkan bercak-bercak merah bekas kissmark pada lehernya bisa ia tutupi dengan syal ataupun scarf.

Saint tidak mempunyai keberanian untuk menceritakan peristiwa itu pada kedua orangtuanya karena tidak ingin membuat keluarganya khawatir dan marah.

Saint selalu menangis setiap teringat peristiwa perkosaan yang menimpanya. Saint sangat menyesali kejadian itu dan juga marah akan tetapi mengingat perlakuan lembut yang diterimanya dari Perth membuat Saint tidak memungkiri kalau ia juga merindukannya. Saint merindukan hangatnya pelukan Perth.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang