Prolog

6.4K 215 14
                                    

Happy Reading❤

•••••••

“Althaf..”

Pemuda dengan punggung tegap itu menoleh ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arah nya. Menemukan seorang laki-laki paruh baya dengan alis tebal dan tatapan yang mengandung banyak makna. 

“Kenapa?" tanyanya tanpa basa-basi.

“Besok kita pindah ke Bandung.”

Althaf menatap tak suka Taufik lalu membuang pandangan ke arah lain. “Malam ini kemasi semua barang-barang kamu, Papa sudah beli rumah dan daftarin kamu ke sekolah disana.”

“Althaf gak mau.”

Taufik—papa Althaf menatap tajam putra tunggalnya itu. “Kamu gak punya pilihan lain, tetap tinggal di rumah ini malah bikin kamu semakin tersakiti. Disana kita bisa lupain semua masalah seolah tidak terjadi apa-apa.”

'tidak terjadi apa-apa?' batin althaf tersenyum miris.

“Papa emang bisa ngelupain semuanya, Tapi Althaf gak bisa. Walaupun dia udah ninggalin Althaf dia tetap orang yang sudah ngelahirin Althaf.” Balas Althaf tak terima dengan ucapan Taufik.

“Dia udah ninggalin kamu Althaf harusnya kamu sadar itu, dia gak pernah sayang sama kamu. Dia cuma mikirin kesenangannya sendiri. Jangan hancurkan masa depan kamu.” Sergas Taufik lalu pergi meninggalkan Althaf.

Althaf hanya diam mendengar kata-kata Papanya. Memang benar apa yang dikatakan Taufik, seseorang yang dia selalu banggakan namun tak pernah mengharapkan kehadirannya. Ia tak penah dianggap oleh Ibu kandung nya sendiri. Dan itu kenyataan pahit yang harus ia hadapi.

Namun untuk meninggalkan rumah ini Althaf masih ragu, meninggalkan semua kenangan masa kecilnya.

'Kenapa mama pergi? Apa gak ada sedikitpun rasa sayang untuk Althaf?'  batin Althaf memandang sendu lampu rumah pemukiman padat dan gedung-gedung pencakar langit di hadapannya.

~A L T H A F ~

Getaran ponsel membuyarkan lamunan Althaf, ia merogoh saku celana jeans dan mengelurkan benda pipih bewarna hitam.

5 is calling : Papa

Althaf menyimpan kembali ponsel lalu meneguk botol minuman keras di genggamannya. Kini ia tengah berada di sebuah club terkenal di Kota Bandung.

Dua hari yang lalu ia pindah ke kota ini dan malam ini ia pergi untuk bersenang-senang. Meskipun begitu Althaf tidak pernah mabuk, ia bisa mengontrol kadar minuman tersebut.

“Lo pikir gue mau sama jalang kayak dia.”

“Sok suci lo, kalo lo gak tebar pesona dia gak bakal deketin lo.”

Bugh..

Seorang pemuda tengah memukul laki-laki yang berdiri dihadapan nya. Seorang perempuan berpakaian seksi tengah berlindung di belakang sebuah lemari besar berisi minuman keras. Althaf seketika melihat ke arah sumber keributan tersebut.

“Ambil tuh cewek jalang gue gak butuh.”

Bugh..

Pukulan pemuda itu kembali melayang, Menghatam rahang pemuda yang tengah mabuk dihadapan nya. Tak lama kemudian beberapa pria bertubuh besar mengepung pemuda tersebut.

“Oh jadi lo mau keroyokan? Banci.”

“Gue bakal bikin lo gak bisa ngomong lagi. Habisin dia.” Perintah pemuda yang tengah mabuk kepada bodyguard-nya.

ALTHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang