Chapter 11 🍁 Restoran Sakura

578 47 0
                                    

Enjoy your reading❤

******

Papa : Berpakaian rapi, nanti alamat nya Papa kirim.

Althaf mengabaikan pesan yang dikirimkan Taufik. Ia bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur. Selepas pulang sekolah, Althaf langsung tidur. Ia belum sempat makan, dan terbangun karena perut nya tiba-tiba berbunyi.

Dengan cekatan Althaf mengiris bawang dan sosis. Ia telah terbiasa hidup seperti ini. Masak sendiri dan makan sendiri.

“Aduh den Althaf kenapa masak sendiri? Kan bisa minta tolong bibik.” Seorang perempuan paruh baya menghampiri Althaf.

“Gapapa bik, sebelum nya saya juga masak sendiri. Bibik kerjain yang lain aja.” balas Althaf lalu berjalan membuka kulkas. “Oh iya, nanti malam ga usah masak, saya sama papa mau makan di luar.”

Asisten rumah tangga yang belum genap sebulan bekerja tersebut mengangguk. “Iya den, bibik mau jemur baju dulu, nanti kalo ada perlu bantuan panggil aja ya.” ujar nya sebelum beranjak pergi.

“Eh satu lagi bik, tolong jangan panggil den ya. Saya nggak nyaman, panggil Althaf aja, oke?” kata Althaf sambil terseyum.

“Hmm baik den—eh Althaf.” balas Bik Yuli mengangguk paham.

Althaf melanjutkan kegiatan nya. Ia hendak membuat masakan china fuyung-hai, dulu ia pernah belajar membuat nya dari seseorang.

Setelah selesai, Althaf menata nya di atas piring, mengambil segelas air es dingin dan setoples kerupuk. Oh iya, sejak kecil Althaf terbiasa makan dengan kerupuk, hal yang tak boleh ketinggalan ketika ia makan.

Althaf makan dengan lahap, setelah selesai ia mencuci piring dan gelas yang ia gunakan. “Bik ini saya sisain makanan nya, nanti bibik makan ya. Saya mau ke kamar dulu.” Althaf menyapa Bik Yuli yang belum selesai menjemur baju.

“Haduh pake disisain, makasih ya.” balas Bik Yuli senang dengan sikap Althaf. Meskipun ia baru berkerja, tetapi baru kali ini ada majikan yang memperlakukan nya seperti sudah lama kenal.

Althaf menghempaskan tubuh ke atas kasur berseprei abu-abu milik-nya. Namun sebelum sempat membenamkan wajah di guling hitam kesayangan nya, suara notif pesan membuat Althaf merogoh saku celana jeans yang dikenakan nya.

1 message new...

Rolan : Mau ikut gue ke suatu tempat gak? gue jamin, lo pasti suka.

Althaf melirik jam di dinding yang menunjukan pukul 17.42, masih ada waktu satu jam lebih sebelum jadwal makan malam yang di janjikan Taufik.

Setelah mengetik balasan untuk Rolan, ia bangun dari tidur, meraih handuk lalu berjalan menuju kamar mandi.

Althaf : Jemput gue.

Setidak nya Althaf ingin menjernihkan fikiran nya, sebelum menghadapi drama yang akan di mulai oleh Ayah nya sendiri.

~A L T H A F ~

Althaf mengetuk kaca mobil sedan hitam dihadapan nya.

“Langsung masuk aja bro, lo pikir mobil gue mobil penculik.” balas remaja yang berada di dalam nya.

“Memastikan.” Althaf menjawab santai sambil membuka pintu dan memasang sealbelt.

“Bermutu sekali tindakan mu brother,” sahut seseorang dari arah belakang. “Gue juga pernah salah masuk mobil orang-orang gara-gara si kutu kupret ini.”

ALTHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang