💙Happy Reading💙
******
“Jadi ini putra laki-laki yang sering kamu ceritakan kepada ku Fik, kalau di lihat-lihat dia tidak mirip kau sama sekali.” ucap pria berjas biru dongker yang kini menatap lekat Althaf.
“Mana mungkin kami tidak mirip, dia mewarisi semua bagian tubuh ku Reno.” Taufik merangkul Althaf sebentar, kemudian tertawa lepas.
Pria yang di panggil Reno tersebut ikut tertawa, “Sayang sekali Regas tidak bisa ikut, padahal dia pasti dapat berteman baik dengan putra mu.” ucap nya lalu lanjut memotong steak di hadapan nya.
“Aku yakin mereka telah bertemu di sekolah, namun Althaf pasti belum beradaptasi baik dengan lingkungan nya. Dia ini cukup pemilih dalam berteman.”
Althaf hanya diam, ia tidak memakan sama sekali apa yang di pesan Taufik untuk nya. Mata nya sesekali melirik Rolan dan Lintang yang makan dengan lahap di meja tak jauh dari sana.
“Aku cukup paham Fik, tentu saja Jakarta dan Bandung jauh berbeda. Kau tak kan menemukan ondel-ondel disini.”
Taufik kembali tertawa, membuat Althaf semakin bosan dengan obrolan ini.
“Bagaimana sekolah disini Al? Apa kau menyukai nya?” tanya Reno kepada Althaf.
Althaf tersenyuk singkat . “Lumayan.”
Reno mengangguk singkat, “Jika kau membutuhkan sesuatu di sana, kau bisa mengatakan nya kepada Regas, dia akan membantu mu.”
“Ah iya, Papa lupa ngasih tau. Om Reno ini anak pemilik sekolah kamu, dan tentu saja Regas pewaris satu-satu nya sekolah tersebut.” sahut Taufik menyadari Althaf tak mengerti maksud ucapan Reno.
“Kau tak perlu menjelaskan bagian itu Fik, Althaf akan tidak nyaman berteman dengan Regas.” balas Reno.
Althaf seperti tak asing dengan kata itu, seperti nya ia pernah berurusan dengan orang yang bernama Regas tersebut.
Setelah merasa cukup mendengar basa-basi Taufik dan Reno, Althaf akhirnya pergi meninggalkan mereka. Meskipun pada awal nya, Taufik berusaha menahan Althaf namun ia menyerah ketika Rolan dan Lintang ikut meminta izin pulang duluan.
Althaf meninggalkan restoran Sakura dan ingin meminta Rolan pulang, namun batal ketika Rolan menawarkan untuk menginap di rumah nya dengan alasan besok hari libur.
Rolan berencana mengajak duel Althaf bermain game PUBG yang di gemari anak muda sekarang.
“Lo mau ikut nginep nggak? Mumpung gue lagi baik nih, biasa nya lo mau masuk kamar aja nggak gue bolehin.” tanya Rolan kepada Lintang.
“Gue mau ikut, tapi barusan emak nelvon bilang cepet pulang, nenek gue baru balik dari Tokyo.” jawab Lintang dengan nada lesu.
“Nenek lo yang gaul itu? Ya udah mending lo balik deh, daripada ntar dia dateng ke rumah gue buat nyeret lo balik.”
“Tega ya lo sama gue, mentang-mentang ada Althaf gue terlupakan. Dulu aja lo nggak kencing kalo nggak gue temenin.” Lintang menahan Rolan yang hendak turun dari mobil.
“Alay kampret, kapan gue bertingkah kayak cewek gitu.” ucap Rolan menepis tangan Rolan. “Udah sana pulang, salam buat nenek lo.”
“Rolaaannn gue nggak bisa hidup tanpa lo.” Lintang semakin heboh ketika Rolan menutup pintu mobil.
Althaf yang telah turun dari tadi bengong melihat drama aneh di hadapan nya. Baru kali ini ia bertemu orang se-unik Lintang.
“Lo mau gue tampol pake palu.” Rolan makin tak mengerti sifat gila Lintang. “Gila kalo udah meresap ke DNA, susah buat di basmi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAF
Novela JuvenilON-GOING👀 Althaf, nama murid baru yang cuek lengkap dengan tatapan tajam membuat tak satupun makhluk bernama perempuan berani untuk sekedar menyapanya. Tak pernah percaya cinta, yang ia tahu hanya luka, luka dan luka. Kehadiran sosok gadis periang...