Chapter 4 🍁 Bunga Mawar Putih

2.1K 133 5
                                    

Rolan hanya bisa pasrah mendengar semua omelan Marry prihal ia yang tidak pulang kerumah. Ketika tiba di rumah Rolan berusaha untuk bersembunyi di kamar namun sial karena yang membukakan pintu adalah Marry.

"Sudah sering Mama bilang, kalo main ingat waktu. Udah pergi gak pamit terus gak pulang lagi. Lupa jalan pulang kamu." Marry menatap kesal anak laki-laki satu-satu nya itu.

"Inget kok mah, jln Mahakarya no 212 blok M." jawab Rolan cepat.

"Ngejawab terus, hp gak aktif? Di sms gak dibales. Udah kelas 3 kerjaan main terus, belajar nya kapan?" tanya Marry semakin kesal dengan jawaban Rolan.

Rolan memainkan taplak meja dihadapannya. 'Kan hp gak aktif, gimana mau bales sms. Lah emang aku disekolah ngapain kalo bukan belajar? Gali kubur' Gumam Rolan takut berbicara keras-keras.

"Kamu Mama kasih hukuman, kunci motor mama sita seminggu. Terserah mau naik odong-odong atau jalan kaki. Denger gak?"

Adira hanya cekikian di belakang Marry membuat Rolan mendelikan matanya. "Malah melotot? Ditanya diam aja, mana kunci motor kamu?" sentak Marry.

"Udah boleh ngomong Ma?" tanya Rolan.

"Udah, siniin kuncinya!!"

"Hah? Kunci apa Mah?"

"Kunci toilet."

"Loh kan di Bik Sarti, kok nanya aku sih." balas Rolan dengan wajah polos.

Marry semakin kesal. "Kunci motor kamu Rolan, biar kamu gak kelayapan."

"Jangan Ma, aku gimana sekolahnya? Masa naik bis sekolah, kan gak zaman lagi." ucap Rolan dengan wajah memelas.

"Jangan banyak alasan, atau mau uang jajan Mama potong juga." delik Marry tak main-main.

Rolan memasang wajah lesu sambil menyerahkan kunci motornya. "Baik-baik ya tong, kita pisah dulu. Ntar lo babe jemput lagi."

"Dramatis." Marry meninggalkan Rolan menuju dapur.

"Ma jagain Ucul ya."

Rolan memang sangat sayang kepada Ucul-nama motor sport merah hasil menabungnya itu. Bahkan kalau musim hujan Rolan rela tiap hari mencuci Ucul agar tidak ada kotoran yang menempel.

"Jatohin di closet aja Ma." timpal Adira cekikikan.

"Apaan lo, ikut-ikut aja. Gue lagi galau nih ditinggal Ucul."

"Oh lagi galau ya, kasian nya abangku ini." ujar Adira berpura-pura prihatin namun disertai cengiran.

Rolan berjalan lesu ke kamar-nya. "Besok gue nebeng lo ya dek." ucap Rolan sebelum menutup pintu kamar.

"Ogah, punya kaki ya digunain dong." sahut Mika dari dalam kamar.

Pintu kamar Rolan terbuka. "Jahat amat lo dek! buat besok doang. Gue kasih duit beli cilok deh."

"Gak tergoda gue, barusan Mama nambahin duit jajan."

"Taik, trus lo mau apa?" tanya Rolan kesal.

"Yakin nih? Beliin gue kuota 20 GG."

"Eh buset, lo kira gue punya konter. diskon 50% ya." rengek Rolan berjalan menuju kamar Adira

"Kagak mau ya udah."

"Mie ayam plus bakso deh, sekalian es cream. Atau martabak? Cireng? Seblak? Gado-gado? Kerak telor? Bakpia?" Rolan menyebutkan semua jenis makanan yang sering dibeli Adira.

Arsal yang baru pulang kantor menghampiri Rolan yang berteriak dari depan pintu kamar Adira. "Mie aceh belum disebutin."

"Nah iya Mie Aceh juga dek."

ALTHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang