Dering ponsel membuat seorang gadis bergerak malas karena tidur tenangnya terganggu oleh suara bising benda pipih tersebut. Dan yang lebih menyebalkan ternyata hanya pesan dari operator yang menyatakan kuotanya hampir habis. Adira mengacak rambutnya sebal, menyesal tidur sembari mendengarkan musik yang membuat suara pesan terdengar jelas di gendang telinganya.
“Vennaaa turun sini, sarapan udah siap!!”
Adira yang hendak menarik kembali selimut menggerutu sebal, teriakan Mamanya memang hampir mengalahkan terompet sangkakala. Dengan wajah bantal dan baju tidur motif donat, Adira turun menuju meja makan sambil menguap lebar. Dengan setengah sadar, ia bahkan tak menyapa Papanya yang tengah membaca koran, ia duduk di salah satu kursi dan dengen santai merebahkan kepalanya di atas meja.
“Ampun banget dah kelakuan putri tidur kalo hari libur, jauh dari kata anggun!! Kamu gak cuci muka dulu? jorok banget sih!! ” omel Marry melihat kelakuan anak gadisnya itu.
Di hari libur seperti ini, bukan hal aneh jika menjadi waktu bagi pelajar untuk bermalas-malasan, tak terkecuali Adira. Bahkan biasanya gadis itu akan melewatkan waktu sarapan dan berada di kamar sepanjang hari, seperti beruang yang berhibernasi. Bukan seperti remaja lainnya yang memilih berjalan-jalan ke taman, mall, atau tempat rekreasi, Adira memilih menikmati waktu liburnya untuk istirahat di rumah.
“Dek cuci muka dulu sana, nanti iler kamu nempel semua di meja makan!!” ujar Marry yang hanya dibalas deheman singkat oleh Adira.
Arsal meletakan koran yang ia baca lalu menempelkan tangan di dahi putrinya, “Kamu gak demam kan? Sana mandi dulu, malu sama Meng yang pagi-pagi udah mandi.” ucapnya melihat Meng-kucing peliharaan istrinya yang mengibaskan ekor di bawah meja makan.
Lagi-lagi Adira hanya berdehem singkat, ia sedang berusaha mengumpulkan sisa-sisa mimpinya. Hal tersebut tak berlangsung lama, karena sang perusuh datang dan dengan sengaja mengoleskan selai ke hidung Adira.
“Ih upilnya mimisan!!” seru Rolan dengan heboh menguncangkan tubuh mungil adiknya. Adira bangkit dari kursinya dan langsung menghujani Rolan dengan pukulan bertubi-tubi, meluapkan rasa kesalnya.
“AMPUN VEN!! LO EMOSIAN BANGET SIH? MALU NOH SAMA MENG, DIA AJA KALEM GUE USILIN!!”
“Tante harap kamu gak kaget ya Al, disini tiap pagi denger teriakan. Anak-anak tante badannya aja yang gede, kelakuannya masih anak kecil.”
Adira menghentikan pukulan terhadap Rolan, dengan siapa ibunya berbicara? Dan matanya menangkap sosok laki-laki yang menatap datar dirinya, seperti berkata 'jadi ini diri lo yang sebenernya?' kemudian melanjutkan makan seolah tak melihat apapun. Sedangkan Rolan langsung menjauh dari jangkauan Adiran dengan duduk di sebelah Marry.
“Di rumah gue, selain ada Meng ada juga badak bercula lima. Makanya kemarin gua nyaranin lo buat gak tinggal disini! Tolong dipikirin lagi.”
Marry memukul lengan Rolan, membuat laki-laki kembali meringis. “Jangan dengerin omongan Rolan ya, kamu boleh kok tinggal disini! Tante seneng kalo ada cowok ganteng di rumah ini!” ucap Marry tersenyum manis kearah cowok tersebut yang tak lain adalah teman baru Rolan, yakni Althaf.
“Kan udah ada kita!” ucap Arsal dan Rolan kompak dan hanya mendapat delikan tajam dari Marry.
Tinggal disini? Adira tidak salah mendengar kan, dengan alasan apa cowok itu tinggal di rumahnya? Di tengah kebingungannya, Adira menyadari sesuatu, ia melihat tampilan dirinya di lemari kaca dekat meja makan. Dan hal tersebut sukses membuat dirinya berlari cepat menuju kamar, seketika ia merasa menjadi upik abu. Adira bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
“Kenapa dia harus jadi temennya Bang Fera sih?”
~ A L T H A F ~
Setelah mengemas beberapa pakaian dan beberapa barang kebutuhan sekolahnya, Althaf berdiri ragu di depan pintu rumah dengan halaman asri milik Rolan. Setelah insiden rumahnya disita dan pesan yang dikirimkan Mamanya, hanya satu hal yang difikirkan Althaf, ia harus pergi dari sana secepatnya. Dan karena belum memiliki banyak kenalan di kota itu, Althaf memilih untuk meminta bantuan Rolan sembari mencari rumah kos murah untuk ditinggali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAF
Teen FictionON-GOING👀 Althaf, nama murid baru yang cuek lengkap dengan tatapan tajam membuat tak satupun makhluk bernama perempuan berani untuk sekedar menyapanya. Tak pernah percaya cinta, yang ia tahu hanya luka, luka dan luka. Kehadiran sosok gadis periang...