“Dirimu seperti ice cream, dingin sekaligus mudah mencair. Namun ia tetap manis dan aku menyukai nya.”
•A D I R A •******
Saat sang surya masih malu-malu untuk keluar dari balik awan, namun Adira telah berganti baju santai untuk pergi ke supermaket dekat rumah setelah selesai jogging pagi.
Gadis bertubuh mungil tersebut memilih memanfaatkan hari libur dengan pergi bermain skateboard, ia sudah lama tak menyentuh papan pipih beroda yang kini di bawa nya dengan hati-hati.
“Eh tunggu, lo mau kemana ?” tanya Rolan yang keluar rumah dengan terburu-buru menyusul Adira yang baru saja mengenakan sepatu kets berwarna putih.
“Maen skate sama beli ice cream.” jawab Adira lalu melirik Althaf yang juga ikut menyusul Rolan. Seperti nya cowok itu belum di antar pulang oleh kakak nya.
“Bawa swetie?”
Adira menggeleng, “Mau jalan aja, deket sini doang.” ucap Adira membuat Rolan mendesah kecewa sambil menggaruk kepala.
“Kenapa emang? Lo mau nitip ice cream tapi nggak punya duit?”
“Bukan gitu, gue mau nganter Althaf pulang. Tapi Haikal tiba-tiba minta gue gantiin pemain yang cedera pas turnamen.” Rolan menggigit bibir sambil berjalan mondar-mandir di hadapan Adira.
Rolan adalah mantan kapten futsal SMA Nusa Bangsa, ia sering mengikuti berbagai perlombaan dan selalu pulang dengan kemenangan. Haikal adalah kapten futsal angkatan Adira, yang kini tengah melakukan turnamen tahunan di sekolah lain.
“Jadi maksud lo gue yang nganterin gitu?” tanya Adira cepat.
“Emang lo mau?” balas Rolan membuat Adira berfikir sejenak. Adira baru saja hendak menjawab namun langsung di sela Althaf.
“Gue naik taksi aja, lo bisa pergi.” ucap Althaftanpa ekspresi.
“Eh jangan dong, kan gue yang ngajak lo nginep sini. Masa lo pulang naik taksi.” ucap Rolan merasa bersalah.
“Tim futsal sekolah lebih penting.” Althaf menepuk bahu Rolan, “Gue pulang, thanks buat sarapan gratis nya.”
Althaf mendorong pagar rumah Rolan, lalu berjalan sedikit ke luar kompleks untuk mencari taksi.
“Aihh gue nggak enak banget sama Althaf. ” gumam Rolan masih menatap punggung Althaf yang menjauh, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
Ia menoleh sebentar ke arah Adira yang ikut menatap kepergian Althaf, “Kata nya lo mau beli ice cream? Sana pergi, gue juga mau otw habis mandi.”
“Dih kalo mau pergi baru mandi, dasar jorok. Mana ada cewek yang mau ngedeket.” cibir Adira lalu melenggang pergi sambil menyandungkan lirik sepatu milik Tulus.
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiriKu senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersamaTapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya.~A L T H A F~
Adira menaiki skateboard menuju supermarket dekat rumah nya, membeli dua bungkus ice cream stroberry dan beberapa makanan ringan. Setelah membayar dengan uang pas, Adira berjalan sambil menenteng papan skate dan makan ice cream dengan lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAF
Novela JuvenilON-GOING👀 Althaf, nama murid baru yang cuek lengkap dengan tatapan tajam membuat tak satupun makhluk bernama perempuan berani untuk sekedar menyapanya. Tak pernah percaya cinta, yang ia tahu hanya luka, luka dan luka. Kehadiran sosok gadis periang...