"Terima! Terima! Terima!"
Keributan itu datang dari gedung kelas sebelas, dan tepat sepulang sekolah. Daffa, Raka, dan Shawn berdiri berderet tepat di dekat gedung aula juga dapat melihat kerumanan adik kelas yang sepertinya sedang membuat lingkaran di antara calon pasangan yang akan jadian hari ini. Mereka bertiga saling menoleh dengan tatapan bertanya, sedangkan Audre yang tepat berdiri di belakang teman-teman satu bandnya juga ikut memandang dengan kerit bingung. Siapa adik kelas yang secara norak, melakukan hal seperti ini?
"Gue mau lihat, bocah mana yang sok-sokan kayak gini, lo bertiga ikut?" ujar Shawn lalu menoleh ke arah Audre yang ada di belakang.
Daffa dan Raka mengangguk, kemudian mereka bertiga menerobos kerumunan yang cukup banyak untuk melihat siapa yang ada di tengah-tengah. Sedangkan Audre, hanya mengikuti langkah ketiga temannya itu dengan sedikit rasa penasaran ingin mengetahui siapa yang melakukan hal norak seperti ini. Mereka hampir berhasil menerobos hingga depan, tapi setelah mengetahui siapa yang ada di tengah-tengah kerumanan ini. Seketika itu juga tiga orang tersebut ingin mendorong Audre menjauh dari sekolah. Tapi terlambat.
Audre sudah melihatnya.
Ada Devi di sana, dan juga ada seseorang lagi yang ada di depan gadis tersebut sambil membawa bunga. Wajah pemuda yang ada di depan Devi, seperti habis terbakar matahari. Namun jika dilihat-lihat dengan baik di bagian dasinya hanya ada satu strip, yang berarti pemuda tersebut adalah adik kelasnya dan Devi. Kedua tangan Audre mengepal dengan sempurna, seperti sudah siap untuk menghancurkan wajah dari lawannya.
Berbeda dengan Devi yang terus bergerak gelisah melihat kondisi sekeling semakin ramai, dan juga ia menghindari tatapan adik kelasnya yang menatapnya dengan sangat berharap. Ini lebih buruk dibandingkan Raka yang menyatakan perasaanya lalu mereka terjebak canggung. Gadis itu bisa saja menolak Ridwan, tapi itu bisa menjadi hal yang paling memalukkan bagi adik kelasnya. Tapi, untuk menerimanya ia sama sekali tidak punya alasan itu melakukan hal tersebut. Tidak bisakah seseorang membuatnya pingsan sekarang?
Tangan Ridwan yang masih mengantung dengan serangkaian bunga itu akhirnya diambil oleh Devi, dan juga anggukan kepala dari gadis tersebut, sorakan terdengar dari semua orang. Kecuali mereka berempat, Daffa, Raka, Shawn dan juga Audre. Saat Audre melihat anggukan dari Devi, di detik selanjutnya ia langsung memutar tubuhnya dan keluar dari sana dan diikuti oleh mereka bertiga sambil terus meneriakan nama Audre, agar berhenti berjalan.
***
Ada beberapa hal yang tidak di sukai oleh Devi, seperti; pertama, tidak suka menambahkan sesuatu ke dalam makan berkuah kaldu. Kedua, ia kurang menyukai kerumunan ramai. Ketiga, ia tidak pernah menyukai jika dirinya sebagai pusat perhatian. Menjadi pusat perhatian selalu berhasil membuatnya gelisah tiada tara, apalagi seperti sekarang–walaupun ia seorang vokalis dari sebuah band, hanya saja ini berbeda. Selera makannya lenyap dan terbang menjauh begitu saja. Hanya karena suilan dan godaan dari orang-orang yang ada di kantin, sedangkan Ridwan sepertinya menikmati situasi seperti ini.
Ini sudah hari keempat sejak kejadian siting itu terjadi dan juga hari jadinya yang keempat bersama Ridwan. Sejujurnya, adik kelas yang satu ini, cukup tampan, manis, dan juga pintar–itu yang di katakan teman-temanya. Tapi setiap orang mempunyai sisi buruk mereka masing-masing bukan?
Ridwan adalah satu-satunya orang yang ingin mendapatkan laporan tentang dirinya sendiri selam lima menit sekali–itu berhasil membuatnya gila–kemudian adik kelasnya ini agak sedikit–atau sangat–pengekang, apa-apa harus bersama. Sejarang-jarangnya berpacaran, ia paling tidak suka dengan konsep pengekang apalagi ia sedikit memiliki clastophobia untuk urusan kebebasan. Devi hanya mengarang tentang phobianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDMATE✅ [ Day6]
Teen Fiction-selesai- Hifive hampir secara resmi dibubarkan. Masalah mereka bukan hanya latihan yang tidak pernah terjadi, tapi juga hubungan antar vokalis, gitaris, dan drummer mereka. Akan berakhir bagaimana mereka? Day6