04 Hi Hello

26 20 8
                                    

Setahun yang lalu, bulan Januari.

"Yah, bang kenapa ngundurin diri sih? Kan, Bang Brian bisa berhenti nge-band buat UN abis itu lanjut," ujar protes dari Daffa pada suaranya juga terdengar kekecewaan.

Brian yang mendengar keluhan dari teman band dan adik kelasnya hanya bisa menggaruk tekuk belakangnya dan wajahnya juga terlihat sedikit bersalah. Band yang di bentuk oleh mereka–adik-adik kelasnya–harus sedikit bermasalah karena dirinya yang sekarang kelas dua belas–yang nanti juga mereka rasakan. Shawn wajahnya sudah terlihat pasrah dengan keputusan dari Brian, Daffa berusaha mengubah pemikrian Brian, Audre sedang diam dan berfikir keras, sedangkan Raka belum kembali dari belakang–toilet.

"Kalian kan bisa nyari vokalis baru–yang mungkin lebih bagus dari gue." Satu usaha Brian untuk membujuk Daffa agar mengiklaskan dirinya mundur sebagai vokalis.

"Yaelah bang, Bang Brian kan cuma ujian abis itu bisa balik buat nge-band."

"Itu bisa aja, tapi inget alasan gue nge-band itu karena apa?" jeda Brian sambil menatap ke tiga adik kelasnya yang sekarang menunduk. "Kalian masih bisa nyari vokalis baru yang bener-bener lebih bagus dari gue."

"Enak banget lo tinggal ngomong nyari vokalis baru, kita nyesuain di band ini aja ribet. Dan lo bilang nyari vokalis baru?"

Semuanya menoleh ke arah Audre yang akhirnya bersuara setelah mendengar keputusan Brian–yang akan mengundurkan diri. Audre mengubah posisinya menjadi duduk tegak lalu bersender pada tembok dan menatap tajam pada Brian yang sekarang tersenyum. Brian dan Audre adalah dua tipe yang saling bertabrakan, jika Brian adalah segalanya dari keramahan dan tatapan bersahabat, sedangkan Audre berarti dari segala sikap dingin dan tatapan mata yang tajam.

Tapi jika di ingat-ingat lagi, ucapan Audre ada benarnya. Mungkin sangat benar, mulai mereka mencocokkan jadwal latihan, menyelaraskan tempo, bahkan waktu awal-awal HIfive terbentuk ada banyak perdebatan hingga akhirnya mereka manggung untuk pertama kalinya di pensi sekolah. Setelah memaksa OSIS, panitia koodinator, Pembina OSIS, dan juga Wakil Kesiswaan.

"Oke, sebagai tanggung jawab gue sebagai vokalis gue bakalan bantuin kalian nyari vokalis dan nemenin kalian latihan sampe semua bisa menyesuaikan, gimana?" ucap Brian yang mencoba mencari jalan tengah dari masalah mereka.

Shawn menoleh ke arah Audre dan Daffa juga mengikut menatap Audre yang sekarang terdiam–karena mungkin cowok itu sedang berfikir tentang lanjutan keputusannya yang menyangkut pada band mereka. Kemudian Daffa dan Shawn melihat jika Audre menghela nafas wajahnya juga terlihat pasrah sekarang, sebelum akhirnya menganggukkan kepala.

"Deal."

Seketika itu juga Daffa dan Shawn memasang wajah terkejut mendengar keputusan pendek dari Audre, maksudnya mereka belum mendiskusikannya bersama–karena Raka tidak ada sekarang. Mereka berdiri dan menatap Audre dengan tidak suka. "Gue rasa cuma gue yang berusaha ngebujuk Brian tetep stay di HIfivetapi kalian pasrah gitu aja," ujar Daffa dengan wajah yang mulai memerah karenamenahan amarahnya, "that's great!"Setelah itu Daffa langsung keluar dari ruang musik.

"Biar yang gue susulin." Shawn yang hendak berdiri dan menyusul Daffa terhenti ketika Brian menyentuh bahu cowok tersebut.

"Biarin gue."

Brian menggaruk kepalanya karena sedikit heran pada Daffa, ia rasa jika ia hanya terlambat sepuluh detik dan adik kelasnya itu sudah tidak terlihat jejak perginya. Ia menoleh ke arah kanan dan kirinya hanya menemukan warga sekolah yang hilir mudik di jam istirahat seperti ini. Niatan izin keluar dari band dengan cara baik-baik sepertinya agak berantakan, apalagi mengingat dirinya akan menempuh beberapa ujian untuk lulus dari sini dan jangan lupakan ujian universitas yang ia harus lewati juga.

BANDMATE✅ [ Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang