Hm
What're you doing right now
When today's weather's fine
Won't you come with us
Hey just come out
Wherever we go, I don't care
I just need you to be there
Whatever we do, I don't care
I'm just carelessly enjoying
A once-in-a-while nightWe feeling good yeah
We feeling good tonight
It's a good night
All depends on us
We feeling good yeah
We feeling good tonight
The night feels good
We'll play by ourselves
Let's run
Without stopping
With this feeling, we'll
Probably go crazy overnightDon't go prepared
Just come out nice
And it's already getting dark
Dare you be late
Whatever you say
We'll go on first
Wherever we go, I don't care
I just need you to be there
Whatever we do, I don't care
I'm just carelessly enjoying
A once-in-a-while night
We feeling good yeah
We feeling good tonight
It's a good night
All depends on us
We feeling good yeah
We feeling good tonight
The night feels good
We'll play by ourselves
Let's run
Without stopping
With this feeling, we'll
Probably go crazy overnight
We got the feeling
We, we got the feeling
Tonight
We got the feeling
We, we got the feeling
To feel the beautiful night
To enjoy our only lives
We feeling good yeah
We feeling good tonight
It's a good night
All depends on us
We feeling good yeah
We feeling good tonight
The night feels good
We'll play by ourselves
Let's run
Without stopping
With this feeling, we'll
Probably go crazy overnight
Daffa Version
Mereka harusnya sekarang berpesta bersama-sama, di banding seperti ini. Tapi karena Audre menginginkan waktu berdua sambil menikmati PENSI dengan pacarnya a.k.a Devi. Mereka bertiga mengiklaskannya. Lagipula mereka juga memiliki janji temu dengan Brian setelah membuat penonton berteriak.
Tapi sayangnya, mereka kembali sibuk sendiri. Brian, Raka dan Shawn sibuk dengan nostalgia. Sedangkan Daffa sekarang lebih memilih memisah. Jadi ia pergi berkeliling untuk melihat apa saja yang di jual di tempat ini. Kemudian matanya membulat saat melihat makanan jalanan khas dari negeri sakura ada di sekitar acara PENSI ini.
Langit semakin mengelap sekarang, dan makanan yang Daffa beli juga sudah habis. Pemuda itu berdiri di depan panggung namun lebih sedikit jauh, ia hanya ingin menonton sambil duduk dari sini.
“Permisi kak.”
Daffa menoleh ke arah kanan, dan saat itu juga ia melihat seorang gadis dengan jaket hoodie putih dan celana jeans hitam berada di sampingnya. “Kenapa ya?”
“Anu… gini, temen saya mau minta nomor kakak, boleh?” tanya gadis itu sambil menoleh beberapa kali kebelakang. Dan Daffa dapat melihat ada seorang gadis yang terlihat salah tingkah.
“Buat apa?”
“Eh?”
“Kenapa temen kamu gak minta langsung ke gue?”
“Saya cuma mau bantuin dia, kenapa kakak yang sewot?!”
“Nama lo siapa?”
“Eh?”
“Nama lo siapa?”
“Siska.”
“Mana hape lo?”
Kening dari gadis yang bernama Siska itu berkerut hingga akhirnya, gadis itu tetap menuruti permintaan dari Daffa. Ia mengeluarkan ponselnya lalu memberikan benda tersebut. Daffa langsung mengetik pada nomor miliknya lalu membuat panggilan hingga ponsel yang ada di dalam kantongnya bergetar, setelah itu ia mematikan panggilan tersebut dan mengembalikan ponsel milik Siska.
“Itu nomor gue.”
Sehabis itu Daffa langsung bangkit dan berniat mencari yang lain.
Shawn Version
Shawn diam-diam tersenyum senang ketika melihat balasan dari gadis yang sudah ia kejar-kejar beberapa bulan belakangan ini. Pemuda itu bangkit dari tempat duduknya, lalu meninggalkan Raka dan Brian yang masih sibuk berdiskusi tentang kampus, kuliah, dan menyangkut apapun tentang mahasiswa.
“Shawn!”
Pemuda ini menoleh, setelah memberhentikan langkah kakinya dan melihat Daffa yang berjalan mendekat ke arah pemuda itu. Sebelum temannya mengatakan apapun, Shawn langsung berjalan menjauh dan berteriak. “Raka, sama Bang Brian di kantin.”
Langkah kaki Shawn berhenti tepat pada belakang gedung kelas sebelas dan menemukan seorang gadis yang duduk dilantai yang juga sibuk menunduk melihat ponsel. Senyum Shawn tertarik ketika melihat gadis tersebut.
“Gayatri!”
Gayatri menoleh dan senyum gadis itu mekar dengan sempurna. “Sini kak.” Sambil menempuk-nepuk lantai yang kosong di sebelah gadis tersebut.
Shawn menurut dan bergerak mendekat pada Gayatri kemudian duduk di sebelah gadis itu, cukup dekat bahkan bahu mereka saling bersentuhan.
“Jadi gimana?”
“Apanya?”
“Jawabannya, lah.”
“Kalau gitu kakak tutup mata dulu.”
“Buat apa?”
“Udah tutup aja, kakak kan mau denger jawabannya kan? Mendengar kan pake telinga gak pake mata.”
Ingin sekali Shawn memutar mata di depan gadis pujaan hatinya, tapi niatnya terbatalkan dan menurut. Pemuda itu menutup mata, lalu sesuatu menyentuh pipinya dengan cepat dan dengan secara spontan mata Shawn terbuka dan menoleh pada Gayatri.
“Selama kakak serius sama saya sih, jawaban saya akan selalu jadi iya. Kak”
Brian Version
“Kenalin ini pacar gue, Serly.”
Raka dan Daffa ternganga tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Gadis yang sedang dikenalkan oleh Brian merupakan salah satu senior yang satu angkatan dengan Brian.
“Astaga, bang,” ujar Raka, “Lo gak usah ngetipu kita.”
“Dia itukan youtuber yang suka nge-coverin lagu, kan?” Serly tersenyum sebagai menjawab pertanyaan Raka. “Lo bukan pacar sewaan Bang Brian, kan?”
Gadis itu kembali tersenyum. “Ya engaklah, saya beneran pacar Brian kok.”
Brian terlihat tersenyum senang mendengar jawaban dari Serly, lalu pemuda itu langsung merangkul Serly dan membuat gadis tersebut bersandar pada bahunya. “Percaya lo pada, kan?”
Mereka berdua berdecak kesal ketika melihat apa yang di lakukan Brian, dengan segera mereka bangkit dan pergi menjauh dari pasangan itu.
Daffa dan Raka sudah pergi, dengan gerakan cepat Serly mengangkat kepalanya dan bergerak menjauh dari Brian. “ Inget gue ngelakuin ini cuma gara-gara gitar lo yang udah gue rusakin.”
“Gue juga gak mau pacaran sama cewek barbar kayak lo.”
Raka Version
Langkah Raka mendekat ke arah motor, ia berniat untuk pulang, lagipula ia sudah tampil jadi tidak perlu mencemaskan hal yang lain. Kecuali ujian sekolah yang semakin dekat, dan semakin membuatnya mengila secara perlahan.
Di parkiran tidak terlalu banyak orang disini, dibanding di lapangan. Raka sudah meraih bahkan hampir memasukan kepalanya kedalam pelindung kepala , sebelum akhirnya namanya terasa di panggil. “Kak Raka!”
Raka kembali meletakan pelindung kepala miliknya di spion motor, dan menatap gadis yang sepertinya junior kelas sepuluh. Ia masih sedikit asing dengan wajah gadis ini. “Kenapa?”
Tanpa mengatakan apapun gadis tersebut menyerahkan sebuah kotak berukuran kecil pada Raka. Mata pemuda itu memincing unruk melihat wajah yang tiba-tiba memberikan dirinya kado. “Siapa ya?”
“Sa-saya Catherin, kelas sepuluh.”
“Terus itu buat siapa?” tanya Raka sambil menujuk kotak tersebut menggnakan dagunya.
“Buat kakak.” Catherin, “saya udah suka sama kakak lama banget, kakak mau gak jadi pacar saya?”
Tidak ada respon selain wajah kaget dari Raka, namun pemuda itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel. “Tulis nomor lo, gue mau pdkt dulu sama lo.”
“Gak papa kan?”
![](https://img.wattpad.com/cover/163529627-288-k898035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDMATE✅ [ Day6]
Teen Fiction-selesai- Hifive hampir secara resmi dibubarkan. Masalah mereka bukan hanya latihan yang tidak pernah terjadi, tapi juga hubungan antar vokalis, gitaris, dan drummer mereka. Akan berakhir bagaimana mereka? Day6