15 Whatever

7 4 0
                                    


Devi bisa memberikan seribu alasan–mungkin bahkan sejuta alasan–kenapa ia masih berada di sekolah, dengan seragam lengkap dan buku-buku pelajaran yang masih ada di dalam tasnya. Tapi untuk satu alasan pasti adalah, ia tidak bisa pulang karena Audre masih memiliki sebuah urusan dengan Dela–sejujurnya ia bisa saja pulang dengan ojek online.

Ingat masalah model di brosur sekolah? Dela ingin mengambil foto hari ini agar ia bisa mengedit brosur itu secara habis-habisan malam ini, katanya.

Jadi ia hanya bisa menunggu Audre bak seorang asisten yang baik sambil melihat foto sesi yang membakar jiwa. Sisi gadisnya ingin berteriak lalu berdiri di tengah-tengah Audre dan Anissa kemudian ia akan mengatakan jika Audre akan menjadikan dirinya pacar nanti, karena Audre berjanji akan mengatakannya ulang dan mencari yang tempat yang layak untuk mengatakan hal itu lagi.

Devi memejamkan matanya untuk menyingkirkan pemikiran gila itu, ia masih cukup waras untuk tidak melakukan hal yang seperti–apa yang ia pikirkan tadi. Gadis ini sudah berusaha untuk tidak melihat kondisi Audre berdiri sekarang dan menfokuskan semua hal pada ponsel miliknya. Tapi, seberapa pun ia berusaha matanya kembali melihat Audre dengan Anissa–ia baru saja sada jika nama dua orang itu mirip–dan tidak mencak-mencak karena ia cemburu.

Devi mengaku kalah dengan Anissa.

***

Tubuhnya berdiri membelakangi kain berwana putih sebagai layar, mencoba berpose seperti yang di minta Dela–dan kawan-kawan–walaupun sesekali matanya melihat apa yang dilakukan Devi, gadis itu terlihat sangatlah bosan. Seharusnya ia tidak mengiyakan permintaan Dela dan tidak membiarkan Devi menunggu, tapi karena gadis itu mengatakan ia akan terlihat keren jika menjadi model kemudian ia melakukannya, dan juga menyesal.

Audre ingin semua berjalan dengan cepat, tapi Anissa terus membuat kesalahan dan ia cuma bisa menahan geraman kesalnya. Semua orang tahu jika Anissa itu seorang model, bahkan ia sering melihat gadis itu berada di timeline instagram sebagai model dari beberapa store pakaian. Masa hanya sesi foto–yang harusnya bisa di selesaikan dalam beberapa jepretan–untuk sekolah menjadi selama satu jam.

"Nis, fokus!" Dela dari balik kamera yang sedang ia pegang.

"Ma-maaf, gue bingung mau gaya kayak gimana. So-soalnya ke seringan improfisasi."

"Sama aja, buruan fokus. Gue udah laper!"

Anissa berdecak mendengarnya kemudian kembali mendekat pada Audre, dan membuka buku yang di berikan sebagai properti mereka. Setelah satu jam setengah akhirnya semua telah selesai. Karena semua barulah selesai ketika Dela puas dengan foto-foto yang gadis itu ambil.

Audre adalah orang pertama yang keluar dari perpustakaan–yang secara dadakan menjadi studio foto–sambil mengenakan jaket dan diikuti oleh Devi di belakang, gadis itu juga membawa tasnya. Setelah ia selesai mengenakan jaket, tangga pemuda ini langsung meraih tas yang ada dalam pelukan gadis tersebut dan mengendongnya. Tidak ada yang berbicara ketika mereka menuruni tangga, di parkiran pun sama begitu, lalu saat di perjalan pun tidak ada yang berbicara, hingga gadis itu melepaskan dan mengembalikan helm kemudian menguman terima kasih pada Audre, gadis ini hendak langsung masuk kedalam rumah. Tapi, Audre menahan lengan gadis itu.

"Kenapa?" tanya Audre dengan kening berkerut.

"Gak papa," jawab Devi.

Jawaban andalan perempuan ketika ditanya kenapa, Audre berdegus ketika mendengar jawaban Devi. "Gak papa, bukan jawaban dari 'kenapa', Dev."

BANDMATE✅ [ Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang