Dua tahun kemudian.
"Jadi, Forbes?"
"Ya—begitulah."
"Jadi, suamiku akan pergi lagi setelahnya?"
"Ya, besok aku akan berada di Malaysia. Prospeknya sangat bagus, aku ingin melihatnya langsung. Ikutlah, agar kursi di sampingku tidak kosong."
"Tidak bisa, Sayang. Kau ingat kan satu mingggu ini ada apa? Aku sudah menantinya. Tidak bisa dilewatkan begitu saja."
"Ya, penggalangan dana dan pelelangan barang milik Tuan Jacobs untuk anak-anak di Afrika. Aku akan menghadirinya setelah dari Forbes."
"Baguslah, dasimu sudah rapi—"
Chup.
Kecupan singkat itu menjadi kata perpisahan untuk hari ini. Jungkook hanya bisa memperhatikan suaminya masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan dan berlalu. Dirinya lalu masuk kembali ke dalam kamarnya. Berkutat dengan segala jenis pemoles wajah yang membuat penampilannya semakin sempurna.
Jungkook segera meraih mantelnya, long coat berwarna biru dongker mempercantik tampilan sederhananya hari ini. Asisten pribadinya sudah menunggu di ruang tamunya, ditemani secangkir teh jahe yang sudah mulai mendingin. Setelah Jungkook turun dari lantai dua rumahnya, iapun bergegas memasuki Bentley miliknya.
Mobilnya sampai di Auditorium Building, disambut dengan puluhan kamera yang kini selalu menyorotinya kemanapun. Bagaimana tidak, setelah Charlie Puth didapuk menjadi pengusaha muda paling panas tahun ini versi majalah People, maka kehidupan istrinya juga menjadi santapan media Amerika. Setiap hari selalu saja ada berita yang memberitakan seorang Jungkook Puth yang menghadiri sebuah acara. Selain karena prestasinya dalam banyak kegiatan sosial, selera fashion dari istri pemilik Puth Airlines juga selalu menjadi trend. Tak jarang, banyak merek dagang yang berlomba-lomba menjadikan Jungkook sebagai brand ambassadornya.
Acara penggalangan dana berlangsung dengan sukses. Lebih dari dua juta dolar terkumpul untuk disumbangkan kepada UNICEF untuk kepentingan anak dan wanita di Afrika. Selesai acara, Jungkook harus menghadiri konferensi pers mengenai proyek sosialnya. Ditemani dengan Charlie dan asistennya, Jungkook menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan oleh para jurnalis.
"Mistress Puth, mungkin pertanyaan saya sedikit berbeda dengan yang lain. Proyek yang anda miliki dan lakukan banyak sekali membatu banyak orang terutaman anak-anak. Kami tahu, pernikahan anda dua tahun lalu sempat mencuri perhatian publik karena dilakukan dengan tertutup. Hingga saat ini, kami belum mendengar soal kelanjutan dari pernikahan anda. Apakah anda tidak ingin memiliki anak?"
Terkejut.
Tentu saja, Jungkook tidak berpikir akan ada yang menanyakan hal ini. Begitupun dengan Charlie. Jungkook menolehkan pandangannya pada suami di sampingnya sebelum menjawab.
"Ah, ini pertanyaan yang bersifat lebih pribadi sebetulnya, tetapi aku akan menjawabnya." Charlie mengeratkan jemarinya dengan milik Jungkook di bawah meja konferensi. "Anak adalah anugrah dari Tuhan yang banyak orang menginginkannya. Aku dan Charlie pun demikian. Aku tahu, aku dan suamiku sudah banyak berusaha, tetapi Tuhan belum mau memberikannya pada kami. dan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴏᴅʏɢᴜᴀʀᴅ ᴀғғᴀɪʀ ● ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ-ᴄʜᴀʀᴋᴏᴏᴋ
Romancewhen marriage is a choice, is having an affair another choice? taekook slight charkook gs!jjk