18

4.3K 600 33
                                    

ciye besok senin

JUNGKOOK

Aku baru tahu kalau Taehyung adalah tipe pria yang suka menyembunyikan pengaman di dompetnya. Setelah bajuku terbuka semua, ia lantas membuka dompetnya. Mengambil sebungkus dan membukanya dengan giginya. Gerakannya terlihat sangat seksi. Lalu ia mebalik badanku hingga pemandangan di depanku adalah pantai Busan yang memanjakan mata.

Kami melakukannya di manapun. Pertama, sambil melihat deburan ombak yang saling bergulung di pantai. Lalu Taehyung mengangkatku ke sofa. Aku sangat senang saat melakukannya di sofa. Duduk di pangkuan Taehyung membuatnya makin tenggelam di dalamku. Juga aku bisa melihat wajah tampannya yang makin hari makin panas. Dan juga, ciuman yang makin dalam.

Lalu berpindah lagi ke kamarku. Kamar ini tidak pernah di tempati. Setelah aku membeli unit ini, aku tidak pernah kemari. Aku meminta kakak-ku untuk mengurus semuanya. Dan sekaranglah saatnya aku memakai apartemenku.

Saat siang, kami benar-benar berhenti karena lapar. Tidak ada bahan masakan apapun di dapur. Jadi kami memutuskan untuk memakai layanan pesan antar. Taehyung memilih pizza dengan mozzarella dan daging juga cola. Makan bersama Taehyung di atas kasur terasa romantis. Aku sesekali menyuapi Taehyung dan juga sebaliknya. Hingga potongan terakhir, aku dan Taehyung makan berdua. Taehyung memakan ujung yang berkeju sedangkan aku menggigit ujung lancipnya. Hingga bibir kami bertemu di tengah pizza.

Aku lalu bangkit ke kamar mandi. Memutar kran untuk mengisi penuh tub. Dari rumah, aku sudah membawa peralatan mandi karena aku tahu aku akan membutuhkan ini. Taehyung tiba-tiba sudah ada di belakangku. Ia lantas masuk ke dalam tub yang masih setengah penuh. Lalu menarik tubuhku hingga aku jatuh di pahanya.

"Tae, kalau aku terbentur bagaimana?"

"Tidak kejadian kan?" Aku mengangguk, benar juga. Taehyung tersenyum padaku dan aku langsung mencium Taehyung.

Mandi bersama Taehyung adalah bagian yang paling menyenangkan. Berbagi busa sabun bersama sambil saling memijat. Aku menggosok punggung Taehyung dan Taehyung melakukan hal yang sama padaku. Tangan nakal Taehyung lalu bergerak kemana-mana. Membelai seluruh tubuhku mulai dari paha. Sejujurnya, aku sudah menahan desahan sejak tadi. Tangannya berhenti di dadaku dan meremasnya perlahan.

"Ta—Taehyung—hh"

"Kenapa, Sayang?"

"Ayo b—bilas."

***

Semuanya berakhir saat malam menjelang. Hentakan terakhir yang dilakukan Taehyung membuatku benar-benar lelah—Taehyung juga sama. Tubuhnya ambruk di atas tubuhku. Taehyung lalu menarik selimut untuk menutupi kami berdua. Aku berbaring beralaskan lengan Taehyung sebagai bantal. Ini nyaman, sangat nyaman.

"Tae—"

"Hmm?"

"Apa—apa kau mencintaiku?"

"Itu bukanlah hal yang harus kau tanyakan. Sudah jelas, Bunny. Aku sangat mencintaimu."

"Kenapa?"

"Kenapa? Entahlah, hari pertama aku masuk ke rumahmu, aku sudah—yeah—sudah memerhatikanmu dan sulit untuk mengalihkan pandanganku dari dirimu." Okay, aku merona. Sial, Taehyung yang tersenyum membuatku tambah malu.

"Apa—apa kau ingin menikah denganku?"

"Huh? Kau sedang melamarku atau apa?" Alis Taehyung naik sebelah, membuat ekspresi wajah yang bingung tapi tampan.

"B—bukan—" Aku membalik badanku menjadi tengkurap menghadap Taehyung. "Aku hanya bertanya—"

"Dengar," Taehyung mengambil tanganku dan menciumnya. "Setelah semua urusanmu dengan Charlie sialan itu selesai, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu bersamamu. Berjalan disampingmu, makan berdua, menikah, lalu kita bangun rumah kita sendiri. Aku tidak ingin melewatkan setiap detikpun tanpa dirimu." Taehyung menarik tubuhku untuk tengkurap diatas tubuhnya. Ingatlah kalau kami sama-sama tidak pakan sehelai benangpun.

ʙᴏᴅʏɢᴜᴀʀᴅ ᴀғғᴀɪʀ ● ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ-ᴄʜᴀʀᴋᴏᴏᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang