JUNGKOOK
Aku amat sangat mengenal wanita itu.
Bisa kubilang, ia adalah musuhku saat kuliah dulu. Jimin juga sangat membenci wanita itu. Jimin bahkan nyaris menjambak rambutnya saat wanita itu akan menyerangku.
Wanita itu adalah Selena, satu kampus denganku tapi beda jurusan. Perselisihan diantara kami berawal dari pesta prom perpisahan angkatanku sebelum kami wisuda. Dan semua itu bermula gara-gara Justin Bieber sialan.
Justin yang masuk dalam jajaran lelaki paling disukai di kampusku adalah kekasih dari Selena. Ia juga merupakan salah satu anggota football yang paling disegani. Sebelum prom, Justin meminta Noah untuk menyewakan jet pribadi milik Noah pada Justin. Rencananya, Justin akan pergi ke Paris untuk memberi kejutan pada Selena yang sudah bekerja disana. Tentu saja, Justin akan membayar berapapun harganya. Tapi Noah—kapten tim football—malah membuat taruhan dengan hal itu. Kalau Justin memenangkannya, Noah akan menyewakannya gratis.
Sepertinya semua orang tahu kalau Selena tidak akan datang ke pesta prom. Hari dimana dilaksanakannya pesta prom adalah hari dimana Selena sedang sibuk dengan Paris Fashion Week. Jadi, hari itu Justin tidak punya pasangan prom dan hal itu dijadikan taruhan. Noah bilang, kalau Justin bisa menggandeng si cupu ke pesta prom dan dapat gelar raja dan ratu, maka pesawat jet itu gratis tanpa bayar sewa.
Dan yah, si cupu itu adalah aku.
Dulu aku sangat kutu buku. Aku memang sedikit bodoh soal memahami text book dan literature berbahasa inggris yang punya tata bahasa ilmiah. Membacanya satu paragraf saja membuatku pusing dan mual. Jadi, buku dan kacamata adalah temanku hingga aku sulit untuk bersosialisasi. Untung ada Jimin dan Seokjin yang sama-sama orang Korea, jadi mereka sedikit membantuku. Padahal, di sekolah dulu aku tidak secupu ini. Demi bertahan hidup di Amerika, aku rela menjadi seperti ini.
Malam itu, Justin memintaku untuk datang prom bersamanya. Aku sempat bingung, tapi setelah Justin mengutarkan rencananya, aku siap membantunya. Ya hitung-hitung aku punya pasangan prom kali ini. Aku iri dengan Jimin yang datang bersama Yoongi juga Seokjin yang datang dengan Namjoon.
Jimin dan Seokjin bekerja ekstra untuk mendandani aku. Aku terlihat berkali-kali lipat lebih cantik kata mereka dengan riasan dan tanpa kacamataku. Saat prom, semua orang nyaris tidak mengenaliku. Orang-orang memujaku. Noah malah mengira Justin membatalkan taruhannya dengan membawa gadis dari kampus lain—bukan Jungkook si cupu. Dan saat prom, aku dan Justin menjadi raja dan ratu prom.
Namun petaka datang sehari setelah prom. Selena ternyata pulang duluan. Semua rencana Justin hancur, padahal Justin baru saja akan berangkat ke Paris. Dan aku ikut pula hancur. Selena salah paham dengan situasi yang ada. Selena menemui aku di depan perpustakaan kampus dan memaki aku di depan semua orang. Bilang kalau aku adalah jalang yang mengambil Justin darinya. Semua yang melihat malah menghujatku. Aku memang tidak punya kuasa apapun diatas Selena.
Justin yang tahu itu geram. Ia balas memaki Selena dan membelaku. Aku tidak menyangka Justin akan bertindak seperti itu. Aku bahkan sudah pasrah kalau reputasiku hancur di kampus ini. Justin lalu putus dengan Selena. Justin lalu membawa aku yang sudah menangis dan mengantarkan aku pulang. Aku pikir semua akan kembali menghujatku karena aku pergi bersama Justin. Tapi, semua orang sepertinya bisa menilai dan tidak ada lagi yang menghujatku. Orang-orang malah mempersalahkan Selena. Sejak saat itu, Selena begitu membenciku dan vice versa.
Kini aku berada di rumah Jimin. Setelah berada di jamuan makan siang yang memuakkan. Mengumbar kemesraan secara pura-pura dengan Charlie di depan kolega adalah sesuatu yang membuatku mual. Untung Jimin punya pereda rasa mual, yaitu Yoonjae. Aku senang melihat Yoonjae memamerkan koleksi Captain America nya padaku. Ia juga begitu bersemangat saat memperagakan pose Captain America.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴏᴅʏɢᴜᴀʀᴅ ᴀғғᴀɪʀ ● ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ-ᴄʜᴀʀᴋᴏᴏᴋ
Romancewhen marriage is a choice, is having an affair another choice? taekook slight charkook gs!jjk