23

5.9K 606 78
                                    

JUNGKOOK


"Maaf, kamarmu jadi berantakan."

"Jung? Apa yang terjadi?"

"Kau pergi, aku sendiri, aku merindukanmu, aku, aku bingung harus bagaimana, aku takut kau tidak kembali, aku, semua salahku, Taehyung."

"Shhh, bukan masalah. Aku sudah kembali, okay?"


Aku mengangguk. Taehyung lalu berjalan ke arah kasur. Membereskan baju-bajunya yang berantakan karena ulahku. "Kau tahu? Aku selalu tidak bisa tidur, lalu aku mengambil bajumu, membuatnya seolah-olah kau ada di sampingku."

"Oh, Jungkook. Kau manis sekali." Taehyung malah terkekeh mendengar ceritaku. Sialan.

"Tae, aku serius."

"Iya, sayang. Baju ini dimasukkan ke laundry saja, biar sekalian rapi." Taehyung lalu memasukkannya kedalam keranjang laundry. "Omong-omong, aku mau bercukur, mau membantuku?"


Aku dan Taehyung berakhir di kamar mandi. Dengan aku yang duduk di pinggiran wastafel sambil mengagumi pahatan indah bernama Taehyung di depanku. Pelan-pelan aku mulai mencukur rambut-rambut di wajahnya. Menghapuskan foam dengan razor hingga wajahnya bersih.

"Tampan—"

"Aku tahu aku tampan. Kau juga cantik. Tapi aku sedih pipimu semakin tirus. Aku suka yang dulu."

"Tapi aku suka begini."

"Aku suka dirimu yang bulat dan menggemaskan."


Aku tertawa. Julukan yang bagus. Taehyung juga ikut tertawa. Kami seperti orang bodoh tertawa di kamar mandi. Mata coklat Taehyung menatapku lamat-lamat. Lalu kami saling pandang. Sejujurnya, ditatap seperti ini membuatku malu. Apalagi dengan wajah Taehyung yang semakin tampan.

"Indah sekali."

Jempolnya mengusap bibirku. Lalu jemarinya menangkup pipiku, membawanya kedepan wajahnya. Bibirku bertemu bibirnya. Sentuhannya lembut, lembut sekali. Seperti ada irama yang mesti diikuti saat mengecupnya. Seperti ada melodi yang menggema diantara kami.

Aku tahu tangannya bergerilya. Meski bisepnya diperban, hal itu tidak membuat jemarinya diam saja. Punggungku mulai merasakan tangannya yang dingin. Naik keatas, mengelus bagian yang seharusnya ada kaitan disana.


"Jadi, kau tidak memakainya? Nakal sekali kelinciku ini."

"Masalah bagimu?"

"Aku hanya berharap Namjoon tadi tidak memerhatikannya—"


Entahlah, Taehyung menjadi sedikit brutal. Tangannya membuka kaosku dengan mudahnya. Bibirnya ada dileherku. Sial, aku digigit harimau kelaparan. Tanganku mulai menarik kaosnya dari belakang. Taehyung memundurkan badannya, membuat kaosnya terlepas. Badannya terpampang jelas di depan mataku. Aku bisa melihatnya. Banyak goresan-goresan baru yang telah sepenuhnya kering. Aku yakin ini ulah mereka.

"Ta-Tae? Ini—" Aku merabanya satu persatu. Oh, Tuhan, apa yang telah aku perbuat?

"Ya, itu, bekas kemarin. Sedikit tergores memang."

"Taehyung, apa yang telah aku perbuat. Kau, ah tidak, semua salahku, ini karena aku—"


Tanganku menutup wajahku juga kedua mataku. Aku merasa menjadi manusia paling tidak berguna sekarang. Aku hanya bisa merepotkan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ʙᴏᴅʏɢᴜᴀʀᴅ ᴀғғᴀɪʀ ● ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ-ᴄʜᴀʀᴋᴏᴏᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang