Bagian 17

3.8K 479 30
                                    


"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Udah pulang?"

Gilang mengangguk lalu berjalan ke dapur. Dia menuangkan air ke gelas dan meneguknya cepat. Dewi memperhatikan.

"Mau makan?"

"Nggak usah, Bu. Tadi udah makan. Ayah mana bu?"

"Lagi ngumpul sama bapak-bapak di lapangan. Katanya sih mau olahraga." Dewi menarik tangan Gilang agar duduk.

"Kenapa Bu?"

Dewi menopang dagunya sambil tersenyum. Gilang mengernyit, firasatnya mengatakan ada yang tak beres. "Lang, ingat Kayla nggak? Itu lho, anak Bu Nana. Temen lama Ibu."

Gilang meringis. Lagi dan lagi! Gilang menggaruk telinganya lalu mengangguk mendengar cerita Dewi. Kayla seorang design interior, usianya baru 27 tahun. Cantik dan mandiri. Kelebihan lainnya yang membuat Dewi begitu bangga padanya ialah Kayla pandai memasak. Berbeda dengan perempuan-perempuan sebelumnya yang dikenalkan pada Gilang.

"Mau ketemu ya? Anaknya lembuuut banget kalo ngomong. Ketawa aja nih, nggak keras. Sopan banget. Masakannya enak! Ibu udah nyoba lho. Mau kan?"

"Bu, kali ini Gilang benar-benar nolak. Gilang nggak mau lagi dijodohin sama anaknya teman-teman Ibu. Gilang—"

"Trus kamu mau jadi bujang lapuk? Gitu?!" seru Dewi sengit. Matanya melotot marah, membuat Gilang meringis.

"Bu, jangan dipotong dulu omongan Gilang. Gilang nggak mau, karena Gilang udah punya pacar."

Wajah Dewi berubah sumringah. "Serius?" Gilang mengangguk. "Kenalin atuh! Siapa namanya? Duuh! Kamu kok nggak ngomong sih?"

"Kan ini Gilang ngomongin Bu," katanya nyengir lalu dihadiahi pukulan dipunggung. "Ampun Bu! Ya, pokoknya Gilang udah punya pacar. Namanya Melody. Temen sekolah dulu."

"Bawa ke rumah dong! Kenalin ke Ibu, jangan diumpetin! Trus anaknya gimana?"

"Nanti Bu, pasti dikenalin kok. Cuma kemarin itu kan kami masih baru Bu. Dia pasti canggung." Gilang mengeluarkan ponselnya, lalu mencari foto Melody. "Nih, Bu. Cantikkan?"

Dewi terperangah. "Masyaallah! Cantik! Ini beneran pacar kamu? Jangan-jangan kamu halusinasi lagi?" Gilang berdecak. Digesernya foto itu lalu tampaklah fotonya bersama Melody.

"Tuh! Beneran kok!"

"Oh iya! Kok dia mau sama kamu?"

"Apa tuh maksudnya?" Gilang melirik jengkel. "Cakep gini anak Ibu."

Dewi tergelak. "Dia keliatan kalem ya anaknya?"

Gilang mengangguk kecil. "Dia pinter masak Bu. Melody sekarang buka usaha katering," jelasnya membuat Dewi berdecak kagum. "Nanti pasti Gilang kenalin kok. Jadi, sekarang Ibu nggak usah jodohin Gilang lagi."

"Iya! Iya! Ya udah sana, kamu mandi. Trus istirahat." Gilang terkekeh lalu beranjak menuju kamarnya.

***

Usai makan malam, Gilang kembali ke kamar dan siap-siap. Dia menyemprotkan parfum sebagai sentuhan akhir lalu mengambil dompet dan kunci mobil diatas nakas.

"Semuanya, pergi dulu ya." Gilang berpamitan pada keluarganya yang sedang berkumpul.

"Mau kemana lo? Titip jajan dong!" seru Adit yang sedang mengunyah kripik.

"Kamu kalo mau jajan beli sendiri, Dit. Jangan suruh abangmu. Abang mu itu mau pergi sama pacarnya," kata Dewi membuat Adit dan Rudi terkejut.

"Lo punya pacar?!" seru Adit.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang