jarum jam sudah merangkak menuju angka delapan, pendar bulan sekarang redup ditutup awan. kendati demikian, reina tetap menggapai kenop pintu, nampak yakin tanpa ragu.
teringat jika artinya kurang lebih satu setengah jam lagi, kafe lentera akan tutup, bergegas reina melangkah menjauhi atmosfir hangat sisi rumah. membiarkannya digantikan dingin hawa malam yang dipenuhi resah.
iya, suasana hati reina sedang tidak sepenuhnya baik sekarang.
maka dari itu, tujuan tungkai kaki melangkah keluar kala rembulan saja menolak menampakkan sinar, hanya sekedar untuk mencari redup diantara pendar.
rasanya, disaat semua orang sudah mendapat musim semi, reina masih saja berada di kemarau hari. tidak bergerak lagi.
ketika yang lain memandang ia bisa segalanya, jarang mengeluh menyoal tugas, cantik paras hingga adam sebangsa jericho jatuh cinta─reina sendiri malah merasa jika semua itu dusta. semacam spekulasi tanpa bukti semata.
salah besar.
nyatanya reina adalah hampa. dua puluh tahun hidup di dunia hanya untuk menyenangkan orang-orang saja. ingin tahu kenapa?
semua orang menilai berlebihan terhadap dirinya. seakan reina benar bisa melakukan itu semua. padahal yang namanya manusia, mana ada yang sempurna?
reina hanya ingin sedikit bebas, sesekali ingin mengerjakan tugas seperti teman-teman lain─santai tanpa bergegas.
menolak sok tahu, tapi kadang, yang menghancurkan diri kita sendiri bukankah ekspetasi?
sekarang tanggal 6 bagian 6 dan juga hari ulang tahunku hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
muara ✓
Fanfictiondua insan patah pendamba rumah ekuator © 2020 cover by kanemine.