15 / jeno suka cerita

565 137 10
                                    

tips membaca buku ini: cari tempat ternyaman, jauhi keramaian, scroll pelan-pelan



"hari ini bisa temenin aku ngga, rei? jenguk temen, anak sebelah,"


reina memalingkan wajah dari ponselnya, "siapa?"

"adaa deh, temenin ya? ya? pliss masa aku sendirian," kebiasaan, shabiru mengerucut bibir.

"malu dong, sha..."

"idih kenapa malu?"

reina rolling eyes, "kan aku ngga kenal,"

"ngga apa-apa, kamu tunggu di luar aja, paling sebentar doang kok,"

agak terpaksa, "bener sebentar?"

teman sebangkunya itu menganggukan kepala kepalang cepat dan berulang. selepas reina menggumam pelan kata yaudah, shabiru langsung meninju udara dengan kepal tangannya.

_____

dua tiga manusia lalu lalang kesana kemari dengan langkah tergesa agar insan yang berbaring disana tidak kehilangan nyawa.

reina duduk tenang pada kursi tunggu salah satu ruangan. sedang shabiru masuk ke dalam, ia tunggu lima menit, sepuluh menit, tak kunjung keluar.

jadi kala ada suara decit pintu terbuka, buru-buru reina bangkit mendekat. bukan shabiru yang ia temui melainkan taruna dengan baju kelabu. niat tadinya hendak mendekat, sedetik kemudian malah tercekat. malu, mana terlanjur bertukar pandang singkat.

si gadis mundur kebelakang, kembali menjejaki kursi yang sedari tadi ia duduki. pura-pura mengecek ponsel walau tidak ada notifikasi.



"kamu... asa?"

reina menatap pemuda itu curiga, seakan dari tajam lirik berkata, tahu darimana?

lantas reina sibuk mengingat kapan terakhir kali dia berkenalan dengan seseorang.

"temennya jeno kan? langganan kafe lentera," sahutnya santai sembari menjatuhkan diri pada sisi bangku kosong disebelah reina.

dirasa tidak relevan, reina melirik sinis lagi lawan bicaranya.

"jeno suka cerita,"

... jangan tanya seberapa hangat hati reina kala satu gumpal prosa itu diucap sang taruna.

hingga sekelebat rumpun memori tawa tukar cerita antara jeno dan reina yang kini bersanding dengan gugus awan diatas sana, menari dikepala. reina tebak, jeno pasti sedang bahagia. kalau begitu, ia harus juga.

"hei?"

"sa?"

setengah gelagapan, "eh, iya kenapa?"

"persis sama yang jeno bilang, 'asa itu suka tahu-tahu bengong pas diajak bicara'," dia ikuti cara bicara jeno,

lalu, "oh, iya, aku darren temennya jeno juga,"

menggapai telapak taruna baju kelabu, "reinasa rembulanika," senyumnya merekah buat kali pertama.

"um, nice to know you, aku duluan ya,"

darren berdiri, melambai pelan sebelum memulai langkah kaki sejengkal.



"eh tunggu!"

"darren kamu... punya nomor telepon jeno yang baru? kayaknya nomor dia yang lama udah ngga aktif,"

anak adam itu menggeleng, menarik sudut bibirnya sedikit ke atas. ada sesuatu yang reina belum boleh tahu.

lama banget nggak update, apa ada yang masih simpan cerita ini di perpustakaan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lama banget nggak update, apa ada yang masih simpan cerita ini di perpustakaan?

muara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang