01 / eja senandika

2.6K 431 87
                                    

"satu cup kopi latte ukuran sedang, atas nama?"

"reina. r-e-i-n-a," bukan reyna imbuh gadis itu dalam hati.

awal jumpa pertama reina menginjakkan kaki ke kafe berhasil membuat kesan di benak barista bernametag jenodera.

selama tiga bulan bekerja, baru kali ini ia berpapasan dengan customer yang terang-terangan mengeja nama.

agaknya, semesta sukses ikut andil dalam mempertemukan mereka.


tapi,

reina sedang tidak mengambil masa jomblonya,





dengan kata lain, dia sudah punya pacar.
















reina bersenandung pelan, bahkan hampir tanpa suara. sejenak ia dihadirkan dengan senandika yang seenak jidat memenuhi relung hatinya.

pandang reina layangkan pada luas hampar nabastala yang tertutup gedung setinggi menara.

swastamita sebentar lagi terlihat, namun sudah sekitar sepuluh menit, baik barista maupun pacarnya tak kunjung tiba.

hingga suara permisi mengusik telinga, barista itu meletakkan pesanan reina.

sang hawa menghela nafas berat, menyisir rambut dengan kedua tangan cukup kuat. hingga beberapa helainya mulai lepas.

vibrasi dari benda pipih dibalik saku celana lolos mencuri perhatian reina. panggilan masuk dari taruna yang daritadi dia tunggu atensinya─ laki-laki pembawa konklusi dari keseluruhan tanya.

belum disapa saja yang disana sudah menyahut seenaknya.

"aduh, maaf banget, sayang. hari ini ternyata aku nggak bisa ketemu kamu, lain kali aja, ya,"

dan untuk pertama kalinya, reina harus sabar menghadapi orang yang dia cinta.

hanya saja, dalam hening suasana, tanpa reina kira,

jeno mengamati eksistensi gadis yang gagal anjangsana duduk tanpa gerak raut muka.

jeno mengamati eksistensi gadis yang gagal anjangsana duduk tanpa gerak raut muka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
muara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang