tanah basah ditambah aroma petrikor menenangkan mulai semerbak menyambangi indera. sejalan dengan tiap jejak, langkah reina melambat. air mukanya gusar, dan jangan lupakan kurva yang mengerutu kesal.
agaknya bumantara jogja sedang bermain-main dengan si hawa agar tidak dapat segera membaringkan raga pada dipan kesayangan.
kemudian langkahnya menepi berlalu menuju halte seorang diri. seperti biasa, pukul empat sore ini reina kembali merenung pada lembah antariksa.
sedang pikirannya dijejali dengan banyak pertanyaan dan jawaban mengambang.
kata sang ibunda, ia hilang ingatan karena kecelakaan.
tetapi bahkan hingga detik ini, ia tidak mengerti kapan jasad yang ia bawa membentur aspal terjal.
kata kak mark—kakak sepupu reina dari kanada, ia mengalami amnesia retrograde. yang mana ada cedera pada otak dan mengharuskannya operasi.
sekeras itukah kepanya menabrak wajah tanah jogja?
namun dibalik itu semua, pada gulir tiga bulan lalu yang samar-samar. ada hal jenaka yang memenuhi relung hatinya.
mengenai pemuda dengan asma jenodera.
sejauh ini reina masih menerka sebenarnya dia siapa?
ingatannya kepalang redup mendekati pudar. berdebu, kelam, tak berbekas.
maka demi memecahkan misteri, setiap hari kala pulang kuliah, raganya selalu ia bawa berjalan-jalan melewati halte. trotoar sekitar kampus. hingga kafe lentera.
ah, kafe itu. sudah lama sekali ia tidak menginjakkan kaki kembali kesana, kata ibu dia belum boleh minum kopi atau apapun yang kurang bergizi, agar ingatannya lekas pulih.
"asa,"
lamunan yang reina ciptakan seketika buyar, "iya?" kamu siapa? kok bukan manggil reina?
pemuda yang reina sukar kenali wajahnya itu duduk sejauh lima jengkal dari posisinya.
aneh, ia nyaris tidak mengenali rupa oknum dengan jaket denim ini—namun terasa sangat familiar, bahkan denyut nadi ikut berirama bak paranada.
"aku jenodera,"
magis.
obsidian reina langsung membeku memandang pemuda dihadapannya, bersamaan dengan durasi bumi yang seakan terhenti.
campur aduk, reina merasa ada si titik paling emosionalnya sekarang.
jeno bergeser mendekat, mengikis jarak semenjana mereka.
sedang si hawa mematung bingung hendak berekspresi seperti apa. ada kecamuk renjana yang memenuhi relung dada—tapi dia siapa?
"nggak apa-apa kalau kamu lupa. nanti kita ulang semua dari awal," sabit netra yang reina rindukan kembali, senada dengan degup jantung berkontradiksi
"nanti kita ukir kisah yang lebih menyenangkan." jeno tersenyum getir—sepahit ini ya rasanya?
dada reina menghangat, ada gejolak dari dalam dirinya; tapi apa? bahkan tidak terdefinisi barang sekata.
namun kemudian, bilah bibirnya berucap pinta; "aku boleh peluk kamu sebentar?"
jeno membentangkan tangan, mendekap sosok yang selama ini dirindukan dalam sekap kehangatan. kalau bisa, ia ingin terus seperti ini—memeluk, menjadi pelindung. selamanya. dalam keabadian.
sedang detak jantung, gemuruh yang tidak taruni ini kenali kembali.
ia merasa hidup.
dan secara mendadak keping memori perlahan berbalik walau sekadar kelebat bayang yang memekik.
reina merasa—aman, tentram, pulang.
pulang pada semesta yang seharusnya. pada rumah dan kemana seharusnya ia bermuara.
"jangan pernah nyakitin diri kamu sendiri,"
kemudian jeno melanjut,
"i swear i'll never leave again," mengeratkan peluknya.reina terkekeh, "i know you will,"
si adam melotot, "sa kamu inget?!"
sebab pada akhirnya, hulu sungai tetap akan kembali pada tempatnya bermuara.
kemari, akan kuambil puing-puing galaksi, kulenyapkan memora luka hati, lantas mendekap daksamu dibawah embun pagi,
.... oh iya, tangismu hendak kuredam, selamanya, tenggelam, dalam keabadian.❞
selesai.
hai hello!
terimakasih. terimakasih banyak yang sudah bertahan sampai sejauh ini. kalian hebat, kalian keren (apalagi yang vote komen. bercanda)aku sayang kalian, dari merkurius sampai muka bumi!
pokoknya semua yang lagi baca ini aku doain sehat selalu, lancar ujiannya, semoga bapak dan ibu guru nggak kasih tugas melulu.
jujur mau publikasi ending ini agak merinding karena ini first time. jadi minta maaf kalau banyak kurangnya ya?
dan lagi, kalau berkenan, boleh minta satu kata buat buku ini?
( + masih ada bonus dan spin off )
KAMU SEDANG MEMBACA
muara ✓
Fanfictiondua insan patah pendamba rumah ekuator © 2020 cover by kanemine.