Chapter thirteen

6.9K 831 116
                                    

"Aku tidak menyangka kau disini?" Hanbin berkata takjub. Masih tak mempercayai jika yang dihadapannya kini jennie. Yang telah bersedia memenuhi undangan makan malamnya.

Mengenakan kemeja putih yang dilapisi blazer navi,lalu celana chino dengan warna senada menjadi bawahannya..membuat tampilan hanbin sangat rapi dan menawan. Tapi jika dikaitkan dengan acara 'nongkrong' itu nampak berlebihan, mengingat mereka hanya pergi untuk bergaul satu sama lain layaknya remaja yang mencoba pertemanan baru.

"Aku juga tak percaya." Jennie mengangkat bahunya. Yang kini telah berdiri tak jauh dari hanbin dan mobilnya.

"Baiklah, kita langsung pergi saja." Hanbin membuka pintu mobil cooper nya disisi penumpang. Agar jennie bisa masuk dengan nyaman.

Sisa perjalanan mereka ditemani oleh keheningan. Tak ada yang berniat berbicara atau hanya tak ada topik yang menarik untuk dibicarakan. Hanbin selalu melirik kearah jennie hanya untuk memastikan jika jennie disampingnya itu nyata  dan ia tidak sedang bermimpi.

Lagu 'love scenario' dari Ikon mengalun merdu memenuhi setiap sisi mobil. Keduanya tetap tak mengucapkan satu patah katapun. Hingga jennie merasakan mobil semakin melambat lalu berubah menjadi parkir didepan sebuah restoran.

Jennie melirik sebuah tulisan 'Le Petit Bristo' . Dan tulisan itu bercahaya warna warni terpampang jelas dibangunan besar tersebut. Dan ia bisa tahu jika sekarang mereka mengunjungi sebuah restoran Perancis.

Hanbin sengaja membawa jennie kesana karena tahu jika ia sangat menyukai makanan negara tersebut.

Laki2 tersebut kembali membukakan pintu disisi jennie ,dan gadis itupun keluar dengan anggunnya. Saat keduanya masuk,hanbin meminta pelayan pada reservasi mereka. Dan mereka dituntun pada meja paling ujung yang sudah terdapat lilin dan bunga mawar diatasnya.

Terkesan romantis.

Hanbin menarik kursi mundur dan membiarkan jennie mendudukinya lebih dulu. Ini benar2 seperti kencan romantis mereka. Dan jennie merasa tak nyaman ditempatnya,bukan hanya suasana makan malamnya namun juga setelan pakaiannya terkesan tak cocok dengan tema dinner mereka.

"Kau tidak bilang padaku bahwa kita akan makan malam ditempat seperti ini." Jennie berkomentar saat pelayan menjauh. Wajahnya menampilkan ekspresi tak percaya. "Kalau kau memberitahuku sebelumnya,aku bisa berpakaian yang lebih layak."

"Tidak perlu. Kau selalu cantik dengan pakaian apapun. Dan semua itu bukan masalah besar." Hanbin memberi senyum penenang. Lalu membuka buku menu yang diserahkan pelayan padanya.

"Apakah kalian ingin minum2 dulu,sambil menunggu makanan kalian tersaji." Tawar pelayan berkata ramah pada keduanya. "Kami punya anggur terenak , dan jika kalian tertarik kami akan memberikannya dengan cuma-cuma."

Hanbin melirik jennie untuk konfirmasi apakah ia tertarik atau tidak,tapi jennie mengangguk setuju. Membuat pelayan tersebut menunduk ramah sebelum berlalu untuk menyediakan yang ia tawarkan.

"Hanbin-ahh" jennie bergumam

"Nee.."

"Um,menurutku kau terlalu berlebihan untuk ini." Jennie mengisyaratkan tentang makan malam mereka saat ini. Tak ada maksud untuk membuat laki2 itu tersinggung,tapi perasaannya tetap tak nyaman. "Kau tahu,aku bahkan tidak apa2 jika kita makan malam di Mcdonal , kFC atau yang lain."

Jennie membuat ekspresi lucu saat menjelaskannya membuat hanbin tertawa dan menutup mulut dengan tangannya. Mencegah dirinya tertawa cukup keras.

"Tidak jennie-ahh. Setidaknya untuk kali ini biarkan aku melakukannya." Hanbin tersenyum tulus. Jennie memilih menyerah.

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang