Chapter Twenty three

8.1K 873 124
                                    

a/n : ini up spesial menyambut comeback blackpink,oke aku tidak sabar menunggu mv nya out 'Kill This Love' ^_^


----

"Jennie-ah !" seru jisoo pada gadis yang sedang memakai krim malam diwajahnya. "kenapa sejak tadi panggilannya tak tersambung?"

Dengan duduk bersimpuh diranjang jisoo sudah berulang kali mencoba menghubungi orang tua satu²nya itu dengan sambungan skype. Namun sepertinya belum ada tanda panggilannya berhasil.

"barangkali jaringannya sedang jelek." Sahut jennie tanpa menoleh, karena ia masih dengan aktivitas sebelumnya.

Gadis yang lebih tua hanya mendesah pelan. Lantas ia memutuskan menjatuhkan tubuhnya kebelakang. Dengan tatapan ke langit² kamar, pikirannya melayang entah kemana. Sepertinya dia harus memendam perasaan rindu itu terlebih dahulu lantaran insiden yang terjadi dikota itu menyebabkan segala sesuatunya menjadi rumit, jangankan untuk pulang melakukan panggilan saja sangat sulit.

Kelopak mata rusa milik jisoo perlahan menutup. Efek rasa lelah mengundang rasa kantuknya lebih mudah namun ia dikejutkan oleh pergerakan seseorang yang mendekat kesisinya.

"Jisoo-ah ! bagaimana.. Apa belum berhasil?" gadis yang kini duduk disisi kanannya bertanya dengan suara halus, namun buru² melanjutkan saat mengetahui ternyata jisoo hampir saja menggapai mimpinya. "apa kau sudah tertidur? Ahh mian aku membangunkanmu."

Wajah jennie terlihat menyesal sambil menyingkirkan laptop yang berada diujung kaki jisoo. "Kau tidurlah ! sepertinya kau sangat lelah." Lanjut jennie. Sedangkan jisoo hanya mengangguk lemah. Perasaan kantuk mengambil alih energinya sehingga tak mampu mengucapkan kata² lagi.

Ia merasakan jennie menarik selimut untuk menutupi tubuhnya hingga perut lalu gadis itupun bergabung dengannya ditempat tidur.

Sebelum benar² melayang ke alam mimpi untuk kedua kalinya , jisoo sedikit terusik sebab ia merasakan deruan angin menyentuh kulit wajahnya. Sapuan udara itu hangat membuat rambut sekitar lehernya berdiri. Semua itu ternyata berasal dari hembusan napas jennie yang sangat dekat dengannya. Saat ia memutuskan menoleh kekanan jisoo mendapati gadis tersebut sedang menatapnya.

Tak memperdulikan jika saat ini wajah mereka saling berdekatan jisoo memutuskan bertanya.

"kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya jisoo dengan nada sedikit berat. Sebagian dirinya masih belum kembali seutuhnya.

Gadis yang diberi pertanyaan hanya tersenyum. "apakah tidak boleh? Aku hanya melakukan rutinitasku sebelum tertidur."

Jennie membuat pengakuan dengan santai. Ia tak perduli jika dianggap mengerikan oleh yang lebih tua sebab telah bertingkah seolah² dia seorang psikopat yang mengintai korbannya.

"Rutinitas?" jisoo mengerutkan dahinya. Mendengar jawaban jennie membuatnya kehilangan minat pada rasa kantuknya. Ia lebih berminat mendengar penjelasan si rambut coklat selanjutnya. "maksudmu kau selalu melakukan ini sebelum tidur?"

Jennie hanya mengangguk dan menyeringai.

Memikirkan jennie menyaksikan tidurnya itu membuat wajah jisoo memanas karena malu. Bagaimana jika ia membuat wajah yang aneh saat tidur? meneteskan air liurnya atau malah mengorok dan menggumamkan kata² yang memalukan...

Sungguh rasa kantuk jisoo benar² lenyap. Tubuhnya entah kenapa menjadi segar seketika seolah baru saja mendapat pasokan energi. Berbalik kesamping kini posisinya berhadapan dengan jennie yang sejak ketangkapan menatap tak sedikitpun bergeming.

"itu pasti sangat memalukan jennie-ah." Rengek jisoo dengan wajah malu. Meski hanya dengan penerangan tamaram jennie bisa pastikan bahwa pipi yang lebih tua saat ini memerah. Lantas ia terkikik.

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang