Chapter Eighteen

6.4K 857 147
                                    

a/n : karena ceritaku ini naek peringkat so aku nulisnya juga tmbah semangat wkwk thnkyou yorobeun...

----

"setiap aku ingin menanyakannya lebih lanjut kau selalu mengubah topik pembicaraan , dengan pembahasan yang kotor sehingga aku lupa cara berpikirku." Lisa melanjutkan ,, mendesak jisoo untuk menceritakan tentang kejadian sebelumnya dengan jennie.

Jisoo mendengus dan bersidekap saat topik mereka menjadi serius.

"Kenapa kau bahkan ingin tahu Lisa-ah? ini sebenarnya bukan urusanmu , kenapa kau ingin mencampuri sesuatu hal yang tak ada hubungannya denganmu." jisoo menentang.

oh , jadi mereka sungguh akan membicarakan tentang itu....sangat menarik batin Jennie.

"Sebut ini rasa ingin tahuku. Lagipula, aku satu-satunya yang tahu tentang omong kosong ini...tidak ada salahnya aku ingin mengetahuinya. Dan aku benar-benar perduli pada kalian berdua,tidak ingin kalian terluka." terang Lisa yang terdengar masuk akal. "anggap saja aku jadi penengah kalian."

"Tidak ada yang terjadi antara kami berdua , oke ?" Jisoo masih coba membantah.

"Jisoo-ah. Aku tahu kau itu sangat pandai berpura-pura , kau layak jadi aktris karena aktingmu tak diragukan lagi..tapi satu hal,semua orang tidak bisa berbohong jika sudah menyangkut perasaan..termasuk kau!" ujar lisa sedikit menekan kata terakhir.

"Hey...aku tidak berbohong !" jisoo bersikukuh. dan menarik ujung bibirnya keatas.

"ceritakan seluruh ceritanya padaku Jisoo-ah, karena aku sudah mendengar setengahnya." Bujuk Lisa , tak menghiraukan bantahan gadis yang lebih pendek.

sementara itu jennie yang masih seksama mendengarkan pembicaraan keduanya dan sudah tak sabar untuk mendengar ungkapan jisoo.

"Oh , Jadi kau sudah tahu bahwa 'dia mencintaiku' ?" tanya jisoo memastikan . membuat tanda kutip dengan jarinya..sebelum memulai ceritanya.

"Ya tentu saja , kau sendiri yang mengatakan padaku..jika Jennie mengutarakan kata ajaib itu. Tapi hanya itu....rincian yang aku perlukan." Lisa menegaskan maksudnya. Jisoo mengangguk paham.

"oke baiklah.." jawab Jisoo seraya menghela napas, lalu kemudian melanjutkan. "Kau tahu sendiri aku dan Jennie baru kenal selama seminggu. Yah, seminggu yang menakutkan, Dia langsung mengatakan dia mencintaiku. Menurutmu apa masuk akal seseorang mengenal dalam seminggu segera jatuh cinta? tertarik mungkin iya , tapi bukan cinta."

Jisoo menjelaskan cukup panjang dan bisa dipastikan Lisa langsung mengerti maksudnya.

"um ya.. cukup singkat memang. tapi kalau sudah cinta tidak ada yang bisa memungkiri berapa lama, bisa saja hanya dalam hitungan Jam.. dan untuk Jennie sepertinya kata2nya cukup meyakinkan." sahut lisa mencoba mengutarakan pendapatnya.

Jisoo menggelengkan kepalanya atas ucapan lisa. "Dia hanya memproyeksikan."

proyeksi = antisipasi,estimasi (kata sederhana= pelarian)

"Apa ?" Lisa bertanya tak mengerti.

"Dia memproyeksikan kehilangannya atas Hanbin." sahut jisoo menegaskan. "Dia kehilangan cinta dalam hidupnya. Dia memiliki semua cinta ini dan dia tidak punya tempat untuk pergi selain padanya. Dan disinilah aku ; pacar sempurna, atau setidaknya begitulah aku bertindak sekitarnya."

Jisoo membawa tatapan kearah bola mata coklat milik Lisa. Gadis itu tampak masih menunggu ceritanya lebih lanjut. "Aku memberikan semua cinta ini ,yang ia butuhkan saat ia belum benar2 moveon dari hanbin. Lalu kemudian dia berpikir bahwa ia sungguh jatuh cinta padaku. Aku tidak bisa menyangkal bahwa mungkin perasaannya padaku hanya ketertarikan semata , tapi bisa ku pastikan itu bukan cinta."

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang