Chapter twenty five

6.5K 825 124
                                    

a/n; thanks to my reader yang buat cerita naik peringkat lagi...aku terkesan !! kkk

-----

“serius?” gadis yang lebih tua memasang wajah terkejut saat mendengar penuturan jennie. Mulutnya melebar disertai mata yang melotot.

“ya tentu saja aku serius..” jennie menjawab tegas lalu kemudian ia melepaskan tawa konyol saat mengingat insiden ketika menghadiri fashion week di new york.

Jennie menceritakan setiap detail dengan sangat antusias.

Ia memberitahu bagaimana kesannya saat berada disana, kemudian tentang ia sangat menyayangkan si rambut merah karena tidak ikut bersamanya dan betapa ia merindukan gadis itu..lalu kejadian yang mengejutkan dan itu harus sekali diketahui oleh kekasihnya.

“seharusnya kau melihat sendiri wajahnya ketika dia malu, ya Tuhan..itu..itu...sangat lucu.” jennie kembali tertawa sambil bertepuk tangan.

Sementara jisoo hanya memaksakan tawanya hanya agar jennie tak tersinggung. Bukan karena ia menganggap cerita si rambut coklat tak lucu, tapi lebih kepada perasaan tak menyangka masih mendominasinya.

Terlebih ia sedikit risih karena tawa jennie menarik semua perhatian tertuju pada mereka. Karena keduanya saat ini berada di starbuck , tempat dimana pertama kali dua gadis itu bertemu.

Hanya untuk bernostalgia pada kenangan yang tak terlupakan sehingga jennie mengajak jisoo bertemu disana.

“jennie...” seru jisoo saat jennie belum juga mengakhiri tawanya. Namun gadis itu justru mengangkat tangan kanannya,isyarat jika ia ingin menyentuh kopinya terlebih dahulu sebelum menanggapi yang lebih tua.

“jennie...” panggil jisoo lagi dan kali ini ia mendapat perhatian penuh dari gadis itu.

“Kau tak seharusnya melakukan itu,kau tahu? Aku sudah melupakan semuanya dan tak berniat melakukan apapun untuk membalasnya.” gumam jisoo sambil memainkan jarinya. Tak ingin gadis itu tersinggung, ia melanjutkan kalimatnya. “kau tak harus melakukan itu untukku,karena aku takut kau mendapat masalah nantinya. aku hanya mengkhawatirkanmu."

Jennie menghela napas panjang, tak habis pikir bagaimana bisa ada seseorang yang tega menyakiti gadis sebaik jisoo— membunuh seekor lalat saja tak sampai hati.

“tidak jisoo. Kau tidak perlu cemas. Lagipula dia tidak tahu jika itu adalah perbuatanku. Dia pasti berpikir itu hanya murni kecelakaan atau dia sedang mengalami sial.” Jennie membawa tangannya bertumpu pada tangan jisoo yang terjalin. Ia memberi kata penghibur sambil mengangkat bahunya seolah itu bukan masalah besar. “setidaknya gadis sepertinya memang pantas mendapat pelajaran”

“tapi jen, kau tidak tahu saja dia seperti apa ! gadis itu sangat licik..dan jika ia tahu maka gadis itu akan menggunakan berbagai cara untuk membalasmu.” Jelas jisoo dengan nada khawatir pada suaranya, namun jennie hanya menggeleng dan memutar matanya.

“Tidak chu~ percaya saja padaku !” kata jennie meyakinkan.

flashback

Jennie menatap bayangan dirinya melalui pantulan cermin rias didepannya. Riasan wajah yang minimalis namun sempurna telah diaplikasikan untuk menunjang penampilan dirinya kali ini. Tak terlalu membutuhkan permak banyak karena pada dasarnya ia sudah memiliki paras cantik yang unik, ditambah mata kucing miliknya menjadi daya tarik tersendiri.

Gadis bermata kucing saat ini berada di sebuah tempat bernama Teater Lincoln Center. Tempat dimana dilangsungkannya perhelatan busana dunia—fashion week di New York. Sebenarnya ini sudah dijadwalkan beberapa minggu sebelumnya namun karena ada berbagai problem maka dari itu acaranya sedikit tertunda. disinilah jennie , diruang ganti dan sedang menunggu acara tersebut dimulai.

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang