Prolog

2.1K 135 17
                                    

" Sa-chan..Sa-chan.. "

Dia terus memanggil namaku dan mengikuti ku kemanapun aku pergi.

" Kita main sama-sama ya " ucapnya.

Aku hanya diam dan membiarkan dia ikut bermain istana pasir bersamaku.

Namaku Uchiha Sasuke, usiaku 5 tahun saat aku mulai masuk TK. Teman-temanku slalu memanggilku Sa-chan dan itu semua gara-gara Nii-san. Dia terlalu memanjakanku, meski begitu aku senang.

Tidak..tidak..maksudku, aku senang saat Nii-san memanggilku Sa-chan tapi tidak dengan teman-temanku. Meski aku slalu memasang wajah garang setiap kali mereka memanggilku begitu namun mereka tak pernah jera.

Terutama gadis satu ini, Sakura. Dia selalu ceria, terlalu bersinar bagiku hingga kadang kedatangannya menyilaukan bagiku. Dia slalu menempel padaku, mengajakku bermain dan hampir tak pernah meninggalkanku sendiri.

" Yang belum di jemput tetap di kelas ya " ucap sensei.

Beberapa teman sekelasku sudah pulang sisanya masih di sekolah termasuk aku dan Sakura. Saat itu hujan, aku dan Sakura duduk melihat keluar jendela kelas.

" Nee Sa-chan "

" Nani "

" Kenapa kau jarang sekali tersenyum "

" Betsuni "

" Oka-san bilang kalau kau sering tersenyum kebahagiaan akan slalu bersamamu "

" Benarkah? "

" Tentu "

Percakapan anak usia 5 tahun slalu sukses terekam di ingatan. Akupun berusaha untuk tersenyum saat senang dan lebih terbuka pada teman-teman yang lain.

Hujan mereda bersamaan dengan kedatangan Nii-san menjemputku.

" Sasuke-kun..Nii-san sudah datang " panggil sensei.

Aku lantas berlari menghampirinya. Dan pulang bergandengan tangan bersama.

" Dingin? " tanya Nii-san.

" Chotto "

" Bagaimana kalau beli minuman hangat dulu? "

Aku mengangguk.

Nii-san pergi meninggalkan aku di sebuah taman bermain.

" Kau tunggu disini ya "

Aku kembali mengangguk dan mulai memainkan semua permainan yang ada disini. Rasanya sudah hampir satu jam aku bermain tapi Nii-san belum juga datang.

Lelah bermain aku duduk di bangku pinggir taman sendirian. Hingga tiba-tiba datang seorang gadis dan langsung duduk disini.

Aku masih diam, mencuri pandang padanya yang asik melahap ubi bakar.

" Mau? "

Sepotong ubi bakar tepat di depan wajahku. Uap dan harumnya seolah merayu tuk segera melahapnya.

Aku mau tapi aku takut. Nii-san bilang jangan pernah menerima makanan dari orang asing.

" Hm? "

Aku menggeleng lalu menunduk.

" Tidak baik menahan lapar " ucap gadis itu.

Aku menoleh melihatnya. Surai panjang dengan poni dan seragam sekolah menengah atas seperti Nii-san.

" Hm "

Dia kembali menyodorkan ubi bakar itu.

" A-arigatou " ucapku.

" Kau sendirian? "

" Sa-chan " suara Nii-san memanggil.

Nii-san berlari menghampiriku.

" Gomen aku terlalu asik membaca manga "

" Kalau begitu aku pergi ya " ucap gadis itu.

" Ah.. arigatou gozaimasu "

Dia tersenyum sesaat lalu pergi. Untuk sesaat aku terkesima padanya. Senyumnya terasa begitu hangat bagiku.

" Kau kenal dia Sa-chan? "

" Iie "

Ku tatap ubi bakar ditanganku. Senyumnya sehangat ubi bakar di musim dingin, pikirku lalu melahapnya.

~Skip~

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang