Penasaran

801 106 9
                                    

Waktu terus berlalu, aku mulai terbiasa dengan ekspresi datarnya juga pekerjaannya yang memuaskan. Dan aku berniat menjadikannya sekertarisku daripada kepala audit. Karna sekertaris yang sekarang kurang bisa diandalkan.

" Saya menolak..gomennasai " jawabnya dengan ekspresi menyebalkan.

" Kenapa? "

" Saya masih memiliki tanggung jawab pada junior saya "

" Aku akan mencari kepala audit yang baru yang bisa membimbing mereka "

" Saya pikir itu hanya akan membuat performa mereka menurun karna mereka harus menyesuaikan diri lagi dengan atasan baru mereka "

Aku diam sesaat. Dia ada benarnya juga.

" Saya akan membantu pekerjaan anda selama saya dibutuhkan tapi mohon maaf saya harus menolak promosi dari anda "

" Aku mengerti, kau boleh keluar "

Apa itu artinya aku harus mencari sekertaris lain, atau tetap dengan sekertaris yang ada tapi terus bergantung padanya.

Memikirkan itu hanya membuat semua semakin rumit.

Malam itu usai lembur ku lihat dia pergi terburu-buru.

" Dousta? " tanyaku.

" Dia pergi "

" Siapa? "

" Dia "

" Dia siapa? tenanglah dulu "

Aku ikut bingung melihatnya seperti itu.

" Pacarmu? "

Dia diam sesaat. Kurasa sudah tenang sekarang.

" Gomennasai Uchiha-san..saya tidak bisa memberitahu, ini masalah pribadi "

Dia lantas pergi begitu saja. Kenapa sih dia.

Besoknya di kantor.

" Bagaimana? " tanyaku begitu saja. Berharap dia mengerti maksud pertanyaanku ini.

" Ha-i "

Dia memberiku beberapa map.

" Hm..arigatou "

Tunggu bukan ini yang ku maksud!

" Ehem..semalam.. "

" Ha-i? "

" Yang kau cari semalam bagaimana "

" Ah untungnya dia kembali "

Deg

Ini pertama kalinya aku melihatnya tersenyum. Setelah hampir 4 bulan lamanya dia memberi ekspresi datar seperti robot padaku.

" Uchiha-san? "

" Ah..hm..sukurlah.. "

Aku langsung kembali ke ruanganku. Ada apa denganku sekarang?!

" Sizune "

" Ha-i "

" Berikan data karyawan padaku "

Aku mulai memeriksa data pribadinya.

Usianya 37 tahun sekarang, cukup tua untuk seorang wanita karir. Disini statusnya masih single, apa ini data terbaru atau data saat dia melamar pekerjaan disini dulu.

Tapi melihat sikap dia semalam dan ekspresinya pagi ini, bisa dipastikan bahwa yang semalam dia cari adalah suami atau anaknya.

Aku lantas membayangkan dia memiliki seorang suami dan anak tapi tetap sigap pada semua tugasnya di kantor.

Betapa beruntung pria yang memilikinya. Dia wanita dewasa dengan penuh tanggung jawab.

Bip..bip..

" Moshi-moshi "

" Sasuke-kun "

" Nani? "

" Malam ini ada acara reuni sekolah dasar kau datang ya "

" Lihat nanti "

" Oh ayolah..kita sudah lama tidak bertemu "

" Nanti ku hubungi lagi "

" Akan ku kirim alamatnya "

Sakura, lagi-lagi dia seenaknya padaku. Tapi kalau ku ingat lagi, terakhir kami bertemu saat kelulusan sekolah menengah. Bagaimana penampilannya sekarang.

Untuk menghilangkan rasa penasaran akupun datang ke acara reuni itu pulang kerja. Dan bertemu teman-teman ku yang hampir 80% nya tidak ku kenal lagi.

Ini membuatku seperti orang aneh. Aku terus meneguk minumanku sambil sesekali menjawab pertanyaan mereka dan menghindari gadis-gadis yang mulai mendekat.

Saat suasana mulai kacau aku keluar ruangan mencari udara segar.

" Hueee "

Hingga suara muntahan seseorang menarik perhatianku.

" Sudah ku bilang jangan minum banyak-banyak "

" Huuueeee "

Seorang pria dibelakangnya terus menepuk punggung wanita itu. Sedikit menjijikkan tapi entah kenapa menarik perhatian.

" Taxi "

Hingga saat mereka masuk ke sebuah taxi.

Pluk

Rokok di ujung bibir ku jatuh begitu saja saat melihatnya.

" Hyuga..san.. " gumamku.

~Skip~

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang