Bukan aku

489 74 10
                                    

Dua hari berlalu sejak kejadian itu. Hinata sudah kembali bekerja seperti biasa seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka sebelumnya.

Tapi kini Hinata menghindari Sasuke sebisa mungkin meski mereka satu kantor.

" Hyuga- "

" Maaf saya harus ke bagian akunting "

Saat jam makan siang. Sasuke sudah siap untuk mengajaknya makan siang bersama lagi.

" Hinata kau makan siang denganku kan? " tanya Tenten memastikan.

" Tentu " jawab Hinata cepat.

Keduanya lantas pergi meninggalkan Sasuke disana.

Selanjutnya sikap Hinata semakin acuh pada Sasuke. Hinata kembali menjadi gadis robot meski sebelumnya dia sudah mulai melembut pada Sasuke.

Sudah hampir satu minggu dia menghindariku. Jarak diantara kita semakin jauh ku rasa. Hatiku semakin sakit tiap kali mengingat sikapnya yang menghindariku..mengacuhkanku.. Sampai kapan kau seperti ini padaku Hinata..

Sasuke terpuruk dalam kesedihan yang dia rasakan sendiri.

Disisi lain Hinata pun merasakan hal yang sama. Karna sebenarnya ada alasan tersendiri mengapa Hinata menghindari Sasuke.

Sore itu saat jam pulang kantor.

" Gomennasai Hyuga-san "

" Hah "

Lagi-lagi anak baru mengacaukan pekerjaanku. Terima kasih ku ucapkan karnanya aku sekarang harus lembur menyelesaikan pekerjaannya yang sudah masuk date line.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Pekerjaan Hinata hampir selesai dan kantor pun semakin sepi terutama yang satu lantai dengannya.

Tok..tok..

Tak ada jawaban.

Mungkin dia sudah pulang, pikir Hinata.

Dia lantas membuka pintu itu dan meletakan map pekerjaannya di meja. Tanpa sengaja Hinata melihat sebuah bingkai foto di meja itu. Dua anak lelaki tersenyum bahagia.

" Sa-chan " gumamnya.

Cklek

Seseorang menutup pintu itu.

" Ah..hm..saya sudah menyelesaikan tugas untuk meeting besok dan.. "

" Sa-chan.. kau tadi menyebut Sa-chan kan.. "

Hinata mulai bingung sendiri. Dia terjebak di ruangan itu bersama Sasuke!

" A-apa maksud anda.."

" Sa-chan..aku mendengarnya dengan jelas "

" Sa-saya..ano.. "

Apa yang harus ku katakan sekarang!

Sasuke terus maju mendekati Hinata yang semakin terpojok.

" Kau ingat aku kan? kau ingat kejadian itu kan? "

" A-..ano.. "

Alasan! buat alasan apapun itu Hinata!

Pikiran Hinata tak lagi bisa memikirkan jalan keluar dari masalah ini.

" Lalu kenapa kau berpura-pura tidak ingat denganku Hinata? "

" U-uchiha.. "

" Kenapa kau mengabaikanku Hinata? "

Pluk

Kening Sasuke mendarat tepat di pundak Hinata. Tenaganya seolah lenyap saat itu juga.

" Apa kau tau..rasa sakit yang kurasakan karna kepura-puraanmu itu? "

Hinata bungkam seketika.

" Apa kau tau..sakitnya diabaikan olehmu? bagaimana rasanya menahan perasaanku selama ini? kau tidak tau kan? "

Sasuke bangkit menatap lavender itu lekat.

" Kau bahkan tidak pernah memikirkan aku Hinata "

Plak

Onyx itu mendelik mendapat tamparan dari Hinata.

Air mata itu tak terbendung lagi mendengar semua yang terucap dari bibir Sasuke.

" Kau tidak tau kan bagaimana rasanya menjadi aku? " sahut Hinata.

" Apa- "

" Kau tiba-tiba mengatakan bahwa kau mencintaiku sedari dulu, kau tiba-tiba mengatakan ingin menjadi kekasihku "

" Aku memang mencintaimu Hinata.. "

" Bukan " seru Hinata.

" Apa maksudmu Hinata "

" Yang kau cintai adalah Hinata 20 tahun lalu, Hina nee-san yang kau cintai bukan Hinata wanita karir membosankan yang mulai menua "

Hinata bersiap pergi meninggalkan Sasuke.

" Tunggu Hinata "

" Satu hal lagi.. berhenti memanggilku nee-san "

Bruk

Lagi-lagi Hinata lari dari Sasuke. Dan untuk kedua kalinya Sasuke terpuruk.

~Skip~

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang