Dua kali patah hati, dua kali hubunganku hancur berantakan. Kurasa sudah cukup bagiku untuk jatuh cinta. Aku tidak akan jatuh cinta lagi!
Aku menyelesaikan kuliahku dan langsung mencari pekerjaan. Aku tidak bisa terus menerus bergantung pada orang tuaku.
" Hinata aku akan tinggal bersama kekasihku "
Sore itu tiba-tiba Tenten berniat keluar dari apartemen ini dan tinggal bersama kekasih barunya. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik baginya. Semoga kisah cintanya tidak seburuk kisah cintaku.
Beberapa tahun setelah kelulusanku. Usiaku sudah menginjak 30 tahun, aku bekerja di sebuah perusahaan besar di Tokyo dan aku pindah ke apartemen mahal.
Hidupku cukup sukses kala itu, aku bisa belanja apapun yang ku inginkan, aku juga bisa memberikan sedikit pada orang tua ku.
Seharusnya aku senang dengan semua pencapaian itu hingga suatu hari saat aku pulang kerumah untuk liburan.
" Jadi Hinata..kau pulang sendirian lagi? " tanya Tou-san.
" Setiap tahun juga begitu kan " jawabku santay.
" Lalu- "
" Tou-san kau terlalu berbelit-belit " potong Ka-san.
Kali ini Ka-san yang menyerangku.
" Hinata..kapan kau akan mengenalkan kekasihmu pada kami? "
" Ha? "
" Neji sudah menikah tahun lalu, tinggal kau Hinata "
" Aku masih sibuk kerja Ka-san "
" Hinata..usia mu sudah 30 tahun "
" Temanku bahkan usianya sudah 40 tahun belum menikah juga " gumamku.
" Hinata..kalau kau tidak juga mencari pasangan maka kami yang akan mencarinya untukmu "
" Ka-san.. "
" Aku tidak mau dengar alasanmu lagi "
Pembicaraan pun usai. Mereka memutuskan segalanya secara sepihak. Cuti musim dingin tahun ini bisa dipastikan berakhir penuh dengan kenangan pahit.
Hari pertama.
" Hinata, kenalkan ini Kakuzu-san.. Kakuzu-san ini putri ku Hinata "
Setelah berkenalan kami memutuskan keluar berjalan-jalan. Dia tinggi, postur tubuhnya bagus, pekerjaan tetap dan memiliki mobil. Lumayan.
" Kita kemana? "
" Bagaimana kalau pertokoan dekat sini " usulku.
" Baiklah "
Aku bersiap masuk mobilnya, tapi dia justru jalan sendiri.
" Tunggu, kita tidak naik mobil? "
" Tidak perlu, jaraknya dekat kita jalan kaki saja lagi pula boros bensin "
" Oh "
Jaraknya dekat kalau kau pakai mobil, kalau berjalan kaki seperti ini 3 kilo itu terasa seperti maraton kau tau!
Terlebih aku jarang olahraga.
Setibanya disana kami melihat-lihat beberapa toko.
" Aku haus " ucapku.
Dia melirik jam tangannya.
" Masih 30 menit lagi waktu makan siang sebaiknya kau tahan haus mu itu nanti kita beli minum sekalian makan saja "
What?
Kami masuk ke sebuah toko pakaian. Aku memilih satu gaun yang menarik perhatianku.
" Aku belum punya yang warna ini " gumamku.
" Apa itu artinya kau sudah punya dengan warna lain? " ucapnya tiba-tiba.
" Iya tapi warna ini bagus sekali "
" Sebaiknya jangan, membeli barang yang sama hanya membuang-buang uang mu "
" Ha? "
Kesal. Aku sangat kesal. Orang ini pelit!
Di restoran.
" Kau mau pesan apa? " ucapnya.
" Aku mau capucino dan espreso juga kue ini dan ini "
" Bukankah rasanya sama saja kenapa harus pesan dua menu yang hanya beda nama saja "
Uggghhhh.. amarahku sudah di ubun-ubun.
" Kakuzu-san, aku bukan menghamburkan uang tapi menikmati hasil jerih payah ku. Berpikirlah dewasa, kalau kau seperti itu kau tidak akan pernah hidup bahagia "
Ku letakkan beberapa uang ku di meja dan meninggalkannya pulang. Menyebalkan. Perjodohan dengan Kakuzu-san gagal.
Selanjutnya...
" Hinata perkenalkan ini Deidara..dan Deidara ini Hinata putri ku "
Lagi, kami memutuskan keluar. Kali ini jaraknya agak jauh karna dia mengajakku nonton.
" Hinata bagaimana kalau kita jalan-jalan di mall dulu "
" Ha-i "
Rambut panjang blonde, tubuh tidak terlalu tinggi tapi cukup proposional. Wajah juga lumayan tampan dan memiliki pekerjaan tetap, katanya.
" Hinata bisa kau ambil gambar ku? "
" Ah..hm.. "
Dia berpose dekat tangga darurat.
Klik
" Tidak buruk " ucapnya saat melihat hasilnya.
Beberapa menit kemudian.
" Hinata tolong foto aku lagi "
Dia berpose di eskalator.
Klik
" Bagus juga "
Beberapa langkah kemudian.
" Hinata "
Klik
Lalu..
" Hinata "
Klik
Ka-san siapa orang narsis yang kau kenalkan padaku ini!!
Setibanya dirumah, galery di ponselku penuh dengan foto narsisnya. Ugh menjijikkan. Aku merinding tiap kali ingat wajahnya.
Perjodohan kedua gagal telak.
Selanjutnya Kisame Hoshigaki-san seorang atlet renang. Seharian bersamanya kulitku menghitam karna dia tidak mau jauh dari kolam renang dan pantai.
Lalu Orochimaru-san seorang ilmuan yang menghabiskan waktunya di laboratorium dan menganalisa segala hal. Obrolan kami tidak pernah nyambung dan berakhir dengan obat sakit kepala.
Belum lagi Sasori-san yang seorang seniman. Sehari bersamanya tubuhku langsung kaku semua karna aku harus menjadi modelnya dari melukis hingga memahat. Bahkan untuk minum pun aku sulit.
" Jadi Hinata yang mana yang menarik perhatianmu? " tanya Ka-san.
" Tidak satupun "
" Hinata kami mencarikan yang terbaik untukmu, mereka semua itu masa depannya cerah kau tidak akan kesusahan jika bersama mereka "
" Pilihan Ka-san tidak ada yang cocok denganku "
" Lalu mau sampai kapan kau begini? "
" Aku pasti akan mencari pasanganku.. jadi tolong bersabarlah "
" Tapi- "
Tou-san menahan Ka-san.
" Kami harap kau segera menemukannya Hinata " ucap Tou-san.
" Tou-san "
Aku hanya diam membiarkan Tou-san mengajak Ka-san masuk ke kamar. Beruntungnya Tou-san mengerti denganku.
~Skip~
minna-san..
masih seputar kehidupan Hinata dulu ya..jadi sabar menanti chap sasuhina nya
enjoy~