Tahun terus berganti, Nii-san sudah lulus sekolah dan melanjutkan kuliah diluar kota. Aku yang sudah mulai masuk kelas 1 sekolah dasar harus belajar pulang sendiri. Tidak selalu sendiri juga sih kadang aku pulang bersama teman-teman di kelas yang satu arah denganku.
" Sa-chan..Sa-chan.. "
" Nani? "
" Bagaimana kalau kita bermain di taman? " ajak Sakura.
" Tapi jangan lama-lama "
" Oke "
Aku bersama Sakura dan beberapa teman lainnya pun bermain di taman. Aku duduk diatas seluncur, meski tidak terlalu tinggi tapi aku senang duduk diatas sini.
" Aku tunggu disini saja ya "
Deg
Suara itu..aku ingat suara itu..gadis ubi bakar!
Onyx ku mulai menyusuri taman mencari arah suara itu.
" Ketemu "
Aku langsung turun dan berlari menghampirinya.
" Sa-chan kau mau kemana? "
" Nanti aku kembali lagi " seruku.
Aku berlari menghampirinya yang tengah duduk sendirian di bangku taman.
" Nee-san " panggilku.
" Hm? "
Dia menatapku penuh tanda tanya, sepertinya dia lupa padaku.
Aku mulai bingung sendiri, sebenarnya niatku hanya ingin membalas budi atas ubi yang pernah dia berikan dulu. Juga karna aku ingin melihat senyumnya lagi.
" Ojou-chan "
Tiba-tiba dua orang pria datang menggodanya. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya. Aku tau dia takut.
" Aku akan melindungimu Nee-san " ucapku.
Dia langsung berbalik melihatku.
Aku lantas mengambil beberapa kerikil dan mulai melemparnya pada dua orang itu.
" Pergi..pergi.. " seruku.
" Oi apa-apaan kau anak kecil " ucap salah satunya.
" Kita pergi saja..dasar anak aneh " sahut yang lain.
Merekapun pergi meninggalkan kami.
" Arigatou " ucapnya tersenyum.
Lagi, aku berbinar melihat senyumnya. Ini yang ingin ku lihat, ini yang membuatku rindu.
" Kau sungguh berani "
Aku tersipu sesaat.
" Siapa namamu? "
" Sa- "
" Sa-chan " panggil Sakura.
" Nani? " ucapku malas.
" Kaeru "
" Mau ku antar? " tanya gadis itu.
Kami berdua menggeleng kepala. Aku lantas memperkenalkan Sakura padanya.
" Hina "
Seorang pria datang menghampiri.
" Maaf menunggu lama, kasirnya antri "
" Tidak apa-apa "
" Siapa mereka? "
" Ah dia Sakura-chan dan dia Sa-chan, dia yang menolongku tadi saat ada yang menggodaku "
" Benarkah? Kau sungguh berani bocah " ucap pria itu mengelus rambutku.
Jujur aku benci diperlakukan seperti itu.
" Siapa dia Nee-san? " tanyaku lantas saja.
" Dia Naruto-kun "
" Pacar? "
Dia hanya diam tersipu. Tak perlu mendengar jawabannya, semua sudah tampak dari ekspresi wajahnya.
Buk
Ku tendang kakinya.
" Lain kali jangan meninggalkannya sendirian " ucapku lantang.
Gadis itu terkejut begitu juga Sakura melihat sikap ku. Meski begitu aku bangga melakukannya.
" Kau jantan sekali..andai kau seumuran dengan kami, aku pasti jatuh hati padamu "
" Hina "
Gadis itu tersenyum.
" Bagaimana kalau nanti aku dewasa? " tanyaku tanpa pikir panjang.
" Kalau kau sudah dewasa kau pasti sudah menikahi gadis disampingmu itu " sahut pria bernama Naruto itu.
" Aku tidak bicara denganmu "kesalku.
" Teme "
" Naruto-kun..dia hanya anak-anak "
" Nee-san.."
" Ha-i "
" Kalau aku sudah dewasa apa Nee-san mau bersamaku? "
Dia mendekat padaku, memegang jemariku.
" Pada saat itu kau mungkin sudah melupakanku dan bertemu dengan banyak gadis cantik diluar sana yang bahkan lebih baik dariku "
Aku menunduk. Apa yang dia katakan memang tidak salah.
" Lebih baik sekarang kau belajar dengan giat dan menjadi pria yang sukses kelak "
" Hina "
Kupalingkan wajahku. Dia jelas menolakku.
" Nee.. "
Dia memegang wajahku dan menatapku.
" Akan ku doa kan agar kau menemukan seseorang yang jauh lebih baik dariku "
" Sa-chan " panggil Sakura.
" Arigatou nee..sudah menolongku " lanjutnya sebelum akhirnya pergi dengan pria itu.
Menyebalkan!
" Sa-chan "
Aku berbalik lalu pergi meninggalkan Sakura disana. Berlari sekuat tenaga menahan rasa sakit yang entah karna apa.
Aku tidak tau asal dari rasa sakit dihatiku ini, aku hanya merasa sangat sedih saat itu.
Dan sejak itu aku tak pernah lagi bertemu dengannya..gadis ubi bakar yang membuatku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam hidupku. Haruskah aku melupakanmu... Hina..
~Skip~