2. Teman Baru

1K 60 10
                                    

Sinar mentari mulai menampakan dirinya dari Timur. Ya kali dari Barat, yang ada malah kiamat. Hari ini, hari pertama Opi memulai masa SMK di salah satu sekolah yang bisa dibilang cukup terkenal. Kegiatan MOS sudah berlalu. Jadi kegiatan belajar mengajar pun sudah dimulai. Ya walaupun masih pelajaran saling kenal mengenal dulu.

"Hei." seseorang menepuk pundak Opi dari belakang.

"Apa lo!"

"Hei jomblo hei jomblo dia manusia hero.." cowo itu bernyayi dengan nada hey tayo hey tayo.

"Sialan, kena prank. Ngatain jomblo lagi." ucap Opi dalam hati.

"Kenalan boleh?" ucap cowo itu tak malu-malu.

"Gak." sahutnya secepat halilintar.

"Galak bener." menjauhkan sedikit tubuhnya dari gadis itu.

Opi melanjutkan jalannya.

"Kenalan dong. Gue Leeyo Aksa Alfaro. Lo siapa?"  tanya Leeyo yang masih sabar.

"Manusia." jawabnya dingin tanpa mengubah arah pandangnya.

"Ferguso juga tau lo manusia. Nama lo siapa?"

Karena tak mendapat jawaban dari gadis itu, Leeyo justru memperhatikan penampilan Opi dari atas sampai bawah lalu dari bawah kembali keatas.

"Lo cewe tapi gaya lo kaya gini amat. Lengan baju lo lipet, rambut dikuncir semrawud gitu, gak niat ya lo buat sekolah?"

"Brisik."

Leeyo membawa bola matanya kesudut atas, nampak seperti orang yang sedang berpikir.
"Kok ada sih cewe kaya lo?"

Opi tak menjawab pertanyaan cowo itu, ia masih tetap diam dan terus berjalan dengan cepat.

"Lo jurusan apa?" tanya Leeyo yang masih berada disamping Opi meski ia harus kewalahan mengimbanginya yang berjalan lebih cepat.

Opi sedang membisukan diri saat ini.

"Diem mulu lo" ucap Leeyo seraya menenggol lengan Opi.

Tapi masih tetap tak ada sahutan dari gadis disisinya itu. Bahkan Opi tak merespon atas ulah cowo itu.

"Lo bisu ya?" tanya Leeyo semakin penasaran.

Opi berhenti melangkah, sedetik kemudian langsung memandang wajah buluk cowo itu.
"Kalo iya kenapa?"

"Kok nyaut?" balasnya seraya mengangkat satu alisnya.

Opi mendongakan kepalnya sedikit, memandangi wajah bersih cowo itu. Ia harus mengingat-ingat parasnya dengan seksama, jika nanti dijalan melihatnya lagi akan Opi pastikan dia kena slepetan dimulutnya. Ia geram dengan banyak omong spesies dihadapanya sekarang.

"Yakan diem lagi. Gagu beneran tau rasa lo." ucapnya seperti mendo'akan.

Opi masih tetap tak bersuara. Ia masih saja sibuk mengumpulkan ingatan wajah cowo itu untuk disimpan dalam otaknya.

"Gue tau gue ganteng, tapi gak usah segitunya juga lo mandengin gue." ujar Leeyo sembari memundurkan wajah gadis didepannya.

Mendengar ucapan itu, Opi langsung membawa kembali kakinya melangkah. Kali ini tidak lagi berjalan secepat tadi.

"Gue tanya, lo jurusan apa?" tanya Leeyo yang masih tak mau menyerah.

"RPL." ketus Opi.

"RPL berapa??"

"Satu."

"Sekelas dong sama Davira?" tanyanya dengan antusias.

"Hm."

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang