13. Preman

334 21 1
                                    

Kantin sekolah adalah area yang selalu ramai setiap hari, para siswa memang banyak yang tongkrongan disana sembari mengisi perutnya. Dan siang ini, tempat itu dua kali lipat menjadi lebih ramai dari biasanya.

"Eh eh kok pada lari-lari gini. Ada apa nih?" bingung Enchun saat keluar kelas.

Susan hanya menggendikan bahu sebagai jawaban.

"Balap lari mungkin"

"Masa balap lari diselasar kelas Deb. Yang bener aja lo." sahut Davira.

"Eh stop. Gue mau tanya. Sebenernya ada apa? Kok anak-anak pada lari?"

Cewe berambut pirang itu memberhentikan salah satu anak yang melintas dihadapannya.

"Ada preman ngamuk di SR!" jawab si cewe dengan cepat lalu melanjutkan larinya.

"Preman?"

Mereka semua saling pandang kebingungan. Namun tidak dengan Mbak Susanah.

"Heh San lo mau kemana?"

"SR!" teriak susan sambil berlari.

"Gue mau ikut lomba balap lari. Lo pada mau ikut gak?" tanya Meisha.

Ketiga temannya itu bukannya menjawab malah langsung ngancir mengejar Susan.

"Woy. Tungguin gue."

***

Suasana kantin menjadi semakin panas saat kakak kelas menyiramkan jus jeruknya di kepala gadis lugu bergigi kelinci itu.

"Kurang ajar banget lo jadi senior!" ia keluarkan nada tingginya.

"Kenapa? Lo gak suka hah?!!"

Cewe itu menampilkan senyum smirk nya.

"Gue lebih suka kalo lo gue guyur kaya gini." ucapnya santai sambil menyiramkan jus yang ada ditangannya.

"Byuuuuurrr..."

Melihat adegan seperti itu, anak-anak yang lain hanya bisa melongo, memandang cewe berhidung mancung itu memperlalukan kakak kelasnya sendiri seperti tadi. Tak ada suara dari siapapun kecuali kedua cewe yang sedang berseteru itu.

"Heh! Kurang ajar banget lo sama gue!!"

"Sama kaya lo yang kurang ajar ke dia."  menunjuk cewe disampingnya.

"Ini urusan gue sama dia. Lo gak usah sok jadi pahlawan!" cewe itu gantian menunjuk gadis yang ada dihadapannya.

"Perlakuan lo kedia. Buat lo jadi berurusan sama gue."

"Gue ini senior lo. Bicara yang sopan. Hormatin gue yang lebih dulu disini dari pada lo!"

"Apa? Lo minta gue hormatin? Gila hormat lo sama adik kelas? Liat diri lo sendiri dulu, sudah menghormati orang lain apa belum?" nadanya ia tinggikan dari yang sebelumnya.

"Lo berani sama gue hah?!"

"See???? Lo liat kan gue tadi ngapain lo? Apa belum cukup ngebuktiin kalo gue berani sama lo?"

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang