16. Jamkos

326 22 1
                                    

Selesai upacara di lapangan belakang, seluruh siswa diperintahkan agar langsung masuk kelas masing-masing.
Suasana kelas X RPL 1 saat ini seperti biasanya, berisik.

"Aduh-aduh.. Kayaknya ada yang telat nih"

Opi mengarahkan pandangannya ke bangku sebelah.

"Tumben lo upacara baris paling belakang?" tanya Susan.

"Ho oh. Biasanya gue belum masuk barisan aja lo udah nganclang baris paling depan." lanjut cewe disebelahnya.

"Gara-gara abang gue."

"Abang lo? Bang Gibran? Sumpah tadi dia kesini? Wah. Kok lo ga ngomong sih sama gue." heboh Elvina.

"Heh, Elpina biasa aja ngomongnya. Gak usah keras-keras."

"Tau gitu gue tadi nungguin lo didepan. Biar liat Bang Gibran."

"Modus lo." ketus Davira.

"Cogan gaes, cogan.. Gue baru liat di ig dia aja fotonya cakep bener. Apa lagi kalo ketemu langsung?"

"Enek." jawab singkat Opi.

"Wah. Tukang stalker dia." tuding Mbak Susanah.

"Tau dari mana lo akun ig kakak gue?"

"Hehehe. Gue liat foto lo yang di tag sama dia. Awalnya gue kira dia cowo lo. Tapi rasa-rasanya tidak mungkin. Terlalu tampan buat cewe galak kaya lo. Setelah gue telusuri usut punya usut. He is your brother"

"Bahasa lo kaya apa banget El." Debi menoyor cewe itu.

"Aduh! Gak usah pake noyor gue monyet. Kalo gue tambah bodoh lo mau tanggung jawab?" sahut galak Elvina.

Toktoktok.
Suara ketokan pintu terdengar diruang kelas itu. Penghuni yang ada didalamnya langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Sussst.. Diem Pak Fuad dateng."

Suasana kelas sekarang menjadi hening. Namun, pintu kelasnya saat ini belum juga terbuka. Padahal mereka sudah duduk anteng tak bersuara menanti kedatangan guru muda itu.

Toktoktok..
Suara itu terdengar lagi. Seisi ruangan hanya saling pandang satu sama lain. Kenapa Pak Fuad tidak langsung membuka pintunya saja seperti biasa? Apa beliau sedang ingin dilayani oleh para muridnya? Dibukakan pintunya begitu? Pikir mereka.

"Masuk."

Tanpa persetujuan dari siapapun, cowo yang duduknya paling pojok tiba-tiba bersuara. Refleks teman-teman yang duduk didepannya mengarahkan wajahnya ke si pemilik suara.

"Assalamualaikum.."

Kini pandangan mereka semua bukan lagi ke cowo itu. Melainkan perempuan yang berdiri disamping pintu.

"Waalaikumussalam.." kompak satu kelas.

"Maaf, saya diberi amanat dari Pak Fuad. Katanya beliau tidak bisa masuk hari ini dikarenakan sedang ada urusan di Semarang. Jadi beliau menitipkan tugas pada saya untuk kelas X RPL 1. Tugasnya itu kalian disuruh membuat kalkulator dari bahasa pemrograman Java, bisa pake aplikasi Netbeans yang sudah Pak Fuad beri sebelumnya. Hasil tugasnya dikirim lewat gmail. Terimakasih" jelas panjang cewe itu.

"Oh gitu.. Oke makasih" ucap Zami.

"Saya boleh menuliskan alamat gmailnya?"

"Oh iya. Silahkan-silahkan."

Cewe berkulit putih itu mulai menuliskan alamatnya di papan tulis.

"Sudah saya tuliskan. Apa ada yang perlu ditanyakan?"

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang