23. Ulangan

299 18 1
                                    

"Harap diam sedang ada ujian"

"Dimohon untuk tetap tenang saat gebetan tiba-tiba udah jadian"

***

Heningnya ruangan menjadi saksi bisu betapa seriusnya para penghuni kelas mengerjakan soal-soal dihadapannya. Otak mereka semua saat ini sedang bekerja keras, mencari jawaban apakah yang paling tepat dari semua pertanyaan-pertanyaan dikertasnya itu. Kalau biasanya ada saja yang celingak-celinguk menanyakan jawaban ke teman, sekarang tidak lagi begitu. Karena hobi sang guru adalah membuat soal, maka ulangan kali ini disetiap lembar kertas buramnya sudah disajikan pertanyaan yang berbeda-beda. Kondisi yang seperti ini membuat cewe yang duduk paling depan bangku pojok itu menjadi kelabakan.

"Ini soal apa? Gue baru liat njir" gumamnya.

"Mana pilihannya sama semua."

"Berarti ini soal bonus apa ya?"

"Halah gue silang aja semua"

Gumaman Meisha sedari tadi sangat menganggu pendengaran cewe disampingnya. Ia menjadi tidak fokus menjawab, telinganya justru sibuk mendengarkan ocehan teman polosnya itu.

"Ini juga. Soal essay pada beranak semua."

"Siapa sih yang ngawinin. Bikin repot gue aja."

Pletak.
Susan yang kesal dengan tingkah cewe itu tanpa aba-aba ia gunakan bulpoinnya untuk memukul kepala sahabatnya. Si empunya hanya meringis kesakitan mengusap ubun-ubunnya yang dilukai.

"Brisik banget lo! Ngerjain soal itu pake tangan bukan mulut"

"Suka-suka gue dong." Meisha menunjukan muka judesnya.

"Lo ganggu gue mikir nyet!"

"Meisha, Susan. Sudah selesai?"

Kini pengawas lah yang bersuara. Sedari tadi ia memperhatikan kedua muridnya yang duduk dibangku paling depan itu. Sedangkan cewe yang tadi di tanyai nya hanya menggelengkan kepala, memberitahu guru cantiknya itu kalau mereka berdua belum selesai mengerjakan.

Jam dinding di kelas menunjukan pukul 09.40 am. Itu artinya lima menit kedepan semua soal dan jawaban harus sudah dikumpulkan. Namun sampai detik ini pun belum ada yang berani maju untuk menyerahkan lembar jawabnya.

Tiba-tiba suara kursi yang didorong kebelakang berbunyi. Cowo berkacamata yang duduk di barisan ke empat itu bangkit dari kursinya. Kemudian disusul oleh Zami yang duduk didepan Opi. Hingga akhirnya satu persatu mereka melangkahkan kakinya kedepan, memberikan kertas yang berisikan tulisannya masing-masing kepada ibu guru.

"Sudah semua ini?"

"Sudah bu.." satu kelas menjawab kompak.

"Ya sudah, saya bagi nilainya dipertemuan selanjutnya. Ibu cukupkan pelajaran hari ini, terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. See you and thank you miss.."

Semua yang ada didalam ruangan itu kembali ricuh saat guru yang tadi mengawasinya sudah tidak ada lagi didalam kelas. Banyak yang mengeluh tentang soal yang tadi mereka dapat, bahkan ada juga yang sudah memprediksi nilainya sendiri. Mungkin salah satu diantara mereka adalah anak buah dari Roy Kiyoshi. Namun tidak juga sedikit yang langsung keluar kelas, menuju ke tempat dimana mereka semua bisa mengisi perutnya.

"SR yuk." ajak Davira.

"Yuk ah. Udah laper gue" sahut Elvina.

Meisha, Susan, dan Debi ikut menyetujui ajakan sahabatnya.

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang