31. Panas

226 15 1
                                    

Saat ini Opi tengah duduk di bangku kantin sekolah seperti biasanya, di dampingi kelima sahabat seperjuangannya itu.

"Eh eh. Itu Ricky sama Silvi ya?" seru Susan sambil menunjuk ke arah dua anak yang sedang duduk di kursi pojok meja kantin.

"Gak usah ditunjuk juga dodol" Elvina menghalau tangan Susan.

"Wiih, ada yang panas gak nih" sindir Davira seraya menyeruput minumannya.

"Tumben Ricky gak sama Reyhan?"

"Reyhan nya di buang dulu dong Ra biar dia asik ngobrol sama Mbak Silvi" tutur Elvina sambil melirik Opi.

"Kalau gue jadi cewe yang kemarin di suruh dia nemenin lomba nih, udah gue datengin mereka berdua" kompor Susan.

"Mau ngapain?"

"Gue slepet itu orang pake ketapel Deb."

Meisha, Davira, Elvina, dan Debi tertawa mendengar ucapan Susan.

"Aduh. Pake ketawa-ketawa gitu lagi ngobrolnya."

Penuturan Elvina membuat yang lain jadi melihat tempat yang Ricky dan Silvi duduki. Tapi tidak dengan Opi.

"Bahagia deh kayaknya" kata Debi tambah mengompori.

"Kasihan nih yang disebelah gue."

Opi yang merasa jadi bahan perbincangan hanya melirik dua orang di pojok sana. Sebenarnya ia tidak masalah Ricky mau duduk atau apa dengan cewe siapa saja. Tapi karena ulah teman-temannya itu ia jadi terbawa suasana, seperti ada sedikit cenat-cenut didalam hatinya.

"Ada korek gak?"

"Buat apa Deb?" tanya Meisha yang tak tahu apa-apa.

"Bakar lo Chun." balas Debi kesal.

"Salah gue apa coba" menggaruk rambut pirangnya itu.

"Eh, diem aja lo" Elvina menenggol cewe disampingnya.

"Hm" sahut Opi yang masih sibuk menghabiskan Soto dimangkuknya.

"Gapapa Ricky makan sama cewe lain? Berduaan loh itu." ledek Elvina.

Opi mengangkat kedua bahunya cepat.

"Gue udah bilang ya Pi diawal, Ricky banyak yang naksir, dia juga banyak deket sama cewe-cewe" ujar Debi sambil menikmati batagornya.

"Siap-siap aja lo makan ati"

"Ati ayam San? Enak dong, bagi gue juga ya Pi?" tanya Meisha dengan bodohnya.

"Buat lo semua Mey"

"Kalau bisa sekalian sama jantungnya, gue suka banget soalnya"

Opi mengangkat jempol kirinya untuk menanggapi sahabat gilanya itu.

"Btw, kemarin dia lombanya gimana?" tanya Debi sambil menyesap minumannya.

"Masuk semi final." sahut Opi acuh tak acuh.

"Hebat juga ya tuh cowo" kata Davira dengan kagum.

"Jangan di puji Ra, nanti Opi tambah gencar demen sama Ricky"

"Kok gue." balas Opi tak terima.

"Kan lo suka sama dia. Masa Debi?" ucap Susan menggerakan dagunya cepat ke arah Debi dan mendapat anggukan dari cewe itu.

"Gue balik kelas dulu."

Opi bangkit dari posisinya seraya membuka permen karet yang diambil dari saku seragamnya.

"Gue titip ini" Opi menaruh bungkus permen karet di meja yang tadi ia gunakan untuk menopang mangkuk sotonya. Lalu ia pergi meninggalkan ke lima temannya di kantin.

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang