27. Hujan

279 15 1
                                    

Sepuluh menit selesai sholat Jum'at berjamaah di masjid sekolah. Ricky sudah duduk di bangku depan kelas Opi. Menunggu cewe itu keluar dari kelasnya, sering kali ia beri senyum manisnya ketika ada teman atau kakak kelas seniornya yang menyapa. Ricky bangkit dari duduknya saat Davira tiba-tiba muncul dari pintu kelas.

"Ra."

Davira yang dipanggil langsung memberhentikan langkahnya.

"Eh iya Rik. Nunggu Opi kelamaan ya? Dia masih di dalem lagi beres-beres. Habis merem tadi."

"Enggak. Gue mau ngasih tau lo aja"

"Oh kirain. Apa?" Davira menggaruk rambutnya yang memang sedikit gatal.

"Saran gue mending lo jangan ada masalah sama Davina deh" ucapnya sedikit ragu.

Davira menyatukan kedua alisnya yang arang itu.

"Lo ada masalah kan sama dia?"

"Kok lo tau?" ucap Davira dengan sedikit memelankan nada suaranya.

"Temen kelas ada yang liat kejadian sore kemarin"

"Oh.. Terus temennya cerita ke Davina?"

Reyhan mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu."Davina juga kalo ada masalah tentang hubungannya pasti cerita sama temen satu kelas. Gue sedikit banyaknya jadi tau"

"Dia marah dong sama gue?"

Ricky menanggukkan kepalanya.

"Dia sebenernya tau udah lama, cuma diem aja"

Davira langsung menampakkan ekspresi kagetnya.

"Kirain dia cuma tau kalau gue ini mantan pacarnya Leeyo,ternyata dia tau juga kalau gue masih deket sama pacarnya?"

"Iya. Dan kalo gue nilai nih sekarang Davina kayaknya jadi tambah gak suka lagi sama lo" ucap Ricky dengan nada sedikit canggung.

"Gapapa lah, biarin. Gue udah selesain kok kemarin. Udah gak ada apa-apa sekarang mah, gue ikhlasin" jawab Davira sambil tersenyum.

"Yaudah, gue cuma mau ngomong gitu"

"Oke. Makasih udah ngingetin juga, gue balik duluan. Lo ati-ati bawa cewe petakilan itu."

Ricky menyodorkan kedua jempol tangannya sambil tersenyum. Baru saja Davira pergi, Opi justru keluar kelas dengan gaya rambut seperti biasa, dicepol ke atas.

"Habis tidur lo?" tanya Ricky sembari berjalan beriringan dengan Opi.

"Kok lo tau?" sahutnya bingung.

"Iler lo masih tuh"

Opi langsung mengusap bagian sekitar mulutnya saat Ricky mengatakan itu.

"Gak ada. Gue becanda" ujarnya sedikit tertawa.

"Sialan lo" tangannya memukul punggung cowo di sampingnya.

Tiba-tiba Ricky memberhentikan kakinya yang sedang berjalan, Opi yang di sampingnya jadi ikutan berhenti. Cowo itu menepuk jidatnya sendiri seperti orang kelupaan sesuatu.

"Kenapa?"

"Jaket gue ketinggalan di kelas. Lo tunggu sini dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari Opi. Ia langsung membalikan badan, lalu berlari menuju kelasnya yang tidak jauh dari halaman hall tenis itu.

"Woy. Preman ngapain lo berdiri kaya malin kundang disitu sendirian"

Opi menengok ke samping saat mendengar ucapan Reyhan dari belokan selasar. Kaki cowo itu mulai mendekati cewe yang sedang sibuk mengunyah permen karet dalam mulutnya.

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang