21. Debi khawatir

290 20 2
                                    

Sesampainya Opi dikelas, teman sebangkunya itu kembali menyinggung pembicaraan tadi saat di kantin.

"Pi?" Debi memanggilnya.

"Hm?"

"Jadi bener lo kemarin jalan sama Ricky?"

Cewe berambut cepol itu kembali terdiam. Hatinya berdoa agar guru mata pelajaran sejarah indonesia nya itu segera masuk kedalam kelasnya. Ia malas menjawab jika ditanyai hal-hal semacam ini, tidak terlalu penting menurutnya.

"Pi.. Bener ya?"

Opi hanya mengangguk malas.

"Kemana?"

"Gak tau."

"Kok gak tau? Katanya jalan"

"Gue gak tau kemarin kemana, gue baru kesitu soalnya"

"Oh.."

Keduanya diam sebentar.

"Lo deket sama Ricky?"

Opi menggeleng cepat.

"Serius?"

Opi mengangguk mantap.

Mereka kembali lagi terdiam.

"Deb?"

"Iya?"

"Kenapa emangnya?"

"Lo tau Ricky orangnya gimana?"

Opi menautkan kedua alisnya.

"Dia itu terlalu supel sama orang. Kakak kelas aja banyak yang naksir sama dia. Ya lo tau lah, dia ganteng, keren, murah senyum sana-sini, punya bakat nyanyi, aktif juga di organisasi. Siapa coba yang gak suka? Iya kan?"

"Lo suka sama Ricky? Lo cemburu gue pergi sama dia?"

"Gak gitu Pi. Ini gue lagi ngasih tau lo Ricky itu kaya gimana orangnya. Gue juga kan satu ekstra sama dia, sedikit banyaknya gue jadi tau kelakuan dia kalo disanggar pramuka."

"Gue juga satu ekstra musik sama Iki Deb. Lo lupa?"

"Coba, penilaian lo ke dia itu kaya apa?"

"Gak tau. Gue gak merhatiin tingkah dia"

"Nah itulah Lova Lovita, terlalu cuek sama seseorang."

"Terus?"

"Ya lo jadi gak tau kan, Ricky itu gimana orangnya?"

"Ya baik, itu aja sih"

Debi yang kesal dengan cewe disampingnya tak segan-segan menabok bahu kecilnya itu. Bicara dengan makhluk seperti Opi memancing emosinya saja.

"Nih ya Pi. Ricky itu selain apa yang tadi udah gue sebutin, dia juga banyak deket sama cewe, salah satunya ya elo. Gue cuma takut nanti lo jadi korban php nya dia aja"

"Deb, gue gak naksir sama dia"

"Itu sekarang kan??"

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang