28. Main

303 15 1
                                    

Pagi ini ruang keluarga terdengar sangat berisik, padahal jam dinding masih menunjukan pukul 09.00. Opi yang sedari tadi di kamarnya sedang membaca novel menjadi terganggu karena ocehan-ocehan manusia di ruang sana. Sekarang ia beranjak dari kasur busanya itu, mengambil permen karet di meja violetnya lalu di masukan kedalam mulutnya itu sambil berjalan keluar pintu.

Saat Opi sampai di ruang keluarga. Ia menemukan dua orang cowo tengah asik bermain PS disana. Matanya membelalak saat melihat kulit kacang berserakan dimana-mana. Botol minuman kosong tergeletak tak beraturan di karpet rumahnya. Cewe itu menggeleng-gelengkan kepalanya heran, hanya ada dua sosok laki-laki saja ruangannya jadi amburadul begini.

"Heh kutu rambut lo kesini mau main apa bikin rumah gue berantakan " ucap Opi sambil memunguti sampah disekitarnya.

"Buat kerjaan lo kalo dirumah" sahutnya masih sibuk menatap layar tv di depannya. Tangannya pun masih mengutak-atik tombol stick playstations.

"Pergi sana lo" mendorong punggung Reyhan dari belakang sampai cowo itu memajukan badannya sedikit.

Reyhan melihat Gibran sekilas kemudian lanjut lagi menatap layar didepannya.
"Bang, gue di usir" tuturnya dengan nada memelas.

"Setel budeg aja. Disini ada makhluk gaib soalnya"

Opi menjitak kepala abangnya sendiri. Dilanjutkan dengan cowo satu di sampingnya.

"Rusuh banget sih lo." Reyhan mengusap bekas jitakan di kepalanya.

Opi duduk di sebelah Reyhan, ikut mengamati permainan di layar tv nya. Melihat dua cowo itu bermain serius sambil adu mulut kesana kemari membuat cewe berambut cepol itu menjauh dari posisinya. Ia berpindah duduk di sofa, merogoh ponsel di saku celananya lalu memencet aplikasi musik di layar hp nya.

Yen tak sawang sorote mripatmu
Jane gong ngerti ono ati sliramu
Nanging anane mung sewates konco
Podo ra wanine ngungkapke tresno
Yen kupandang kemerlapnya mripatmu
Terpampang gambar waru ning atimu
Nganti kapan abot iki ora mbok gugu
Mung dadi konco mesra mergo kependem cinta. Hoaa hoee.

Opi menggoyang-goyangkan kepala mengikuti irama musik di ponselnya. Matanya terpejam karena menikmati lagu yang sedang ia putar, mulutnya pun tak berhenti menyanyikan lagu yang berjudul konco mesra itu. Opi sedang mengabaikan omelan-omelan dua cowo yang berada dibawahnya.

"Woy. Brisik lo. Diem gak." teriak Gibran yang masih sibuk dengan stik di tangannya.

"Suara jelek aja pake nyanyi segala" lanjut Reyhan.

Opi tak menggubris ucapan cowo-cowo itu. Ia masih tetap menikmati lagu yang sedang didengarkan sambil memejamkan matanya. Namun dengan terpaksa Opi menekan tombol pause dan membuka matanya saat seseorang tiba-tiba menjitak kepalanya.

"Gara-gara lo gue kalah." sewot Gibran yang sekarang ada di depan Opi.

Opi hanya menjulurkan lidahnya sebagai jawaban.
Sedangkan di bawah masih ada Reyhan yang duduk bersila sedang bergembira riang karena telah memenangkan pertandingannya.

"Cihuy. Gue menang, hadiahnya apa nih bang?" tanya Reyhan seraya menoleh kebelakang.

"Gak ada. Kesel gue sama ini cewe. Bikin main gue gak konsen aja." Gibram duduk lagi di lantai.

"Halah dasarnya kalah ya kalah aja kali bang." sahut Opi sambil memasukan permen karet barunya lagi kedalam mulut.

"Lah gak asik kalo gak pake hadiah. Traktir kek bang"

"Minta noh sama Opi" menunjuk cewe itu dengan dagunya.

Reyhan mendongakan kepalanya sedikit menatap gadis yang sedang duduk disofa, dan hanya mendapat pelototan tajam dari Opi.

PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang