A_33

24 4 2
                                    

Sudah lima bulan Arsya tak kunjung sadar dari koma nya, sedangkan bulan depan adalah ulangtahun Arsya, dimana hari itu adalah hari pengumuman bahwa Arsya adalah anak terakhir dari keluarga Aderald, sebulan dua kali Alfa berkunjung ke londong untuk menengok kondisi Arsya yang tak kunjung menunjukan kemajuan.

Tinggal menghitung minggu menuju ulangtahun Arsya, semua keluarga nya khawatir akan kondisinya yang tak kunjung membaik, apakah ia bisa bangun saat hari itu tiba? Semua sangat mengharapkan hal itu terjadi.

Semua keluarga Arsya berkumpul berdiskusi mengenai pengumuman Arsya, apakah akan ditunda lagi atau tidak akan di umumkan karena menyangkut keselamatan Arsya?, entahlah saat ini hanya author yang tau jawabannya.

"Anyway, I want to announce Arsya still being carried out." kata Brenda dengan tegas

"But what if she hasn't woken up yet?" tanya istri dari pemilik perusahaan Aderald

"All reporters will surely find out the truth, if Arsya gets caught when he is sick like this, his problems will definitely get worse" kata Mr. Aderald

"Yes then you guys consider Arsya as part of us?" tanya Brenda

"Not so Brenda..." ucap Brandon

"That means you don't consider Arsya a part of the Aderald family" kata Brenda lagi

"We still consider it dear, but..." kata istri Mr.Aderald

"If so, Arsya's announcement will still be carried out for the time we will see" kata Brenda lalu ia pun pergi meninggalkan tempat

Kini tinggal tujuh hari sebelum ulang tahun Arsya, Arsya tak kunjung bangun dari tidur nya, Alfa pun masih sesekali menjenguk Arsya yang kini tak pernah menjawab perkataannya.

Namun pada pagi itu keluarga Aderald mendapat kabar paling bahagia dari rumah sakit yang sangat mereka tunggu-tunggu, tubuh Arsya yang mulai merespon kata-kata para dokter pun memberikan kemajuan pada kondisinya, kabar itu pun telah sampai ke Indonesia dimana saat kabar itu sampai ke Indonesia mata Arsya kini sudah terbuka dan dapat berbicara kembali.

Tanpa berfikir panjang keluarga Aderald pun langsung melakukan persiapan untuk ulang tahun Putri nya sekaligus hari dimana putrinya akan dikenalkan keseluruh dunia, keluarga Arsya yang di Indonesia pun akan datang pada acara itu bersama dengan Alfa, kini Alfa sudah menjadi salah satu orang kepercayaan keluarga Aderald ditambah Alfa sudah mengakui perasaannya selama ini kepada Arsya.

Arsya pov

Entah apa yang terjadi pada tubuhku rasanya sangat kaku, mataku tak bisa terbuka, aku pun tak bisa bicara, aku hanya bisa mendengar, merasakan sentuhan dan nafas yang mengenai kulit ku, yang paling aku ingat adalah Alfa yang terkadang menjenguk ku, mengajak ku bicara namun aku tak bisa menjawab, ia bercerita bagaimana kondisi di Indonesia, aku senang keluarga ku disana baik-baik saja, tapi ada beberapa nama yang membuatku asing saat ia bercerita mengenai orang itu, aku tidak bisa membayangkan wajah mereka, bahkan kini aku tidak ingat dengan nama yang disebut Alfa itu.

Setiap hari, setiap orang masuk keruangan ku, menjenguk ku, aku berusaha sekeras mungkin untuk memberikan respon namun tubuh ku tidak bisa ku kendalikan, mungkin tubuh ku masih lelah dan akhirnya aku pun memutuskan untuk beristirahat kembali, pada sampai dimana aku mulai lelah hanya bisa mendengar saja, aku merasa seperti orang cacat yang tidak bisa melihat dan bergerak, aku pun berusaha sekuat tenaga menggerakkan jari ku dan akhirnya bisa, jariku mau mengikuti perintahku, saat itu hanya suster yang selalu datang mengecek kondisi ku dan melihat kejadian saat itu pun langsung heboh dan para suster memberitahu kesemua dokter.

Namun hari itu aku hanya bisa menggerakkan beberapa jariku, mataku rasanya masih lelah untuk dibuka sehingga aku hanya merespon dengan gerakan jariku, sampai pada keesokan harinya mataku sudah mulai bisa terbuka dan aku mulai bisa melihat kembali, aku dapat melihat tubuhku yang semakin mengurus, tubuhku yang dipenuhi dengan kabel, entah berapa lama aku hidup seperti ini, aku terus berfikir apakah aku sudah melewatkan lima tahun? Berapa umurku sekarang? Apakah aku melewatkan hari pengumuman itu? Kenapa belum ada yang berkunjung lagi hari ini? Apakah orang-orang sudah melupakan ku? Apakah aku sudah tidak dianggap oleh keluarga ku? Bagaimana jika itu semua terjadi? Aku harus bagaimana?.

Keesokan paginya aku bangun dengan kondisi tubuh yang sudah sangat membaik, aku sudah bisa menggerakan tubuhku, melihat dengan jelas, bahkan berbicara, aku terus berlatih bersama para fisioterapi terbaik, dan tubuhku semakin menunjukan kemajuan yang sangat signifikan, dan pada saat aku kembali keruanganku dengan menggunakan kursi roda, aku memang sudah bisa berjalan namun dokter bilang tubuhku tidak boleh terlalu lelah sehingga selama dua hari aku disaran kan untuk menggunakan kursi roda, kini aku kembali menuju ruanganku, saat aku memasuki ruangan itu ternyata didalam sana sudah ramai sekali dengan keluarga ku termasuk keluarga ku yang di Indonesia mereka semua datang.

"Momy! Daddy! Brenda! Brandon! Ibu! Ayah! Kak Gadis!" teriak ku sambil memacu kursi roda dengan cepat menghampiri mereka

"Hai sayang anak ibu akhirnya bangun" kata ibu yang langsung memelukku

Kemudian setelah itu kami pun berbincang, aku pun minta diceritakan kronologi dari kejadian ini yang membuatku hingga seperti ini, namun ada satu nama yang membuatku terheran-heran apakah aku mengenal dia? Kenapa bisa aku berhubungan dengan dia?

"Tunggu, ibu, ayah, sama kak gadis kesini sama siapa?" tanya ku

"Permisi, Mr.Aderald makan siang nya sudah disiapkan" kata seseorang ketika masuk kedalam ruangan ku

Sontak ibu, ayah, dan kak gadis pun menunjuk kearah orang itu sehingga membuatku menoleh, sungguh kagetnya diriku, dia orang yang aku tunggu-tunggu, yang selama ini ingin aku pandang wajah nya dan aku hapus air mata nya ketika ia menangis saat bercerita didepan ku.

"Arsya?! Kamu udah kembali?" tanya orang yang tengah berdiri didepan pintu dan kini ia berjalan cepat menghampiri ku

"Hai Alfa! Aku tahu kamu pasti  cemas kan? Andai waktu itu aku ikut denganmu mungkin ini tidak akan pernah terjadi" kataku

"Sudah.., melihat mu bangun saja aku sudah bahagia dan bersyukur, maaf aku tidak bisa menjaga mu dengan baik" kata Alfa sambil memeluk ku lalu ia menangis

"Sudah jangan menangis lagi, aku cape dengar tangisan mu setiap kamu datang kesini" kataku

"Kamu dengar?" tanya Alfa

"Aku dengar semua yang kamu ceritakan, tapi ada beberapa nama yang aku tidak ketahui, tapi kamu terus bercerita tentang nya, namanya Alvaro, tadi Brandon bilang dia yang menyebabkan semua ini" jawabku

"Nanti aku ceritakan ya secara perlahan, sekarang waktunya makan siang" kata Alfa sambil mengusap kepala ku

A For USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang