Bab 6

111K 5.2K 79
                                    

Halo ha...
Akhirnya update lagi.

Di part ini, author mau umumkan.
Cerita SUAMIKU ADIK PACARKU ini khusus 21 + ya.

Jadi yang di bawah umur bijaklah dalam memilih cerita.




Vivi dan Muda reflek menutup mulutnya ketika mendengar cerita dari Ara kaburnya Revan sehari sebelum pernikahan.

"Terus pernikahan lo sama berondong itu gimana?" Tanya Vivi

"Entah lah. Gue juga gak tahu." Ucap Ara pasrah.

"Malam pertama kalian?" Celetuk Muda membuat Ara kesal.

"Kita pisah ranjang."

"Whaaaat." Teriak Vivi dan Muda.

Ara menganggukan kepalanya.

"Dia yang minta pisah ranjang sama lo?" Tanya Vivi lagi.

Ara menggeleng.
"Gue.

"Ck. Kalau kalian begitu gue gak yakin rumah tangga lo bakal baik-baik aja." Dengusan Vivi.

"Iya. Harusnya lo pilih sekamar aja beb. Kalau begini gue yakin pasti laki lo jajan di luar." Celetuk Muda.

Jajan di luar?" Tanya Ara keheranan.

"Mencari cabe beb. Lo masih gak ngerti?" Kesal Muda.

Badan Ara menegang seketika, perkataan A Muda hampir sama dengan Bundanya.

"Terus gue harus gimana, kalau itu benar terjadi berarti gue juga kebagian dosa dong?" Tanya Ara frustasi.

"Gampang. Goda aja laki lo." Celetuk Muda lagi.

Pletak.

"Kenapa lo jitak pala gue sih Vi." Kesal Muda.

"Lo fikir Ara itu jago ngegoda?" Ucap Vivi kesal.

Muda menepuk jidatnya.
"Gue lupa, yang tukang goda itu kan lo ya Vi." Cilotehnya lagi.

"Dasar mak-mak." Ketus Vivi kesal.

Ara terkekeh melihat kedua sahabat nya yang selalu berdebat.

"Gue salah apa lagi." Ucap Muda polos.

"SALAH KARNA LO MASIH HIDUP." Teriak Vivi saking kesalnya.

***

Bima memegang pipinya terasa perih.
Lima perempuan yang sudah ia putusi kelima-limanya pula yang kasih gamparan buat wajahnya yang tampan. Padahal menurutnya, dia sudah jalankan cara paling jitu buat gak di gampar lagi.

"Bima." Teriak seseorang.

Bima berbalik melihat siapa yang memanggilnya.

"Antar aku ke salon yah." Pinta perempuan itu salah satu pacarnya.

"Gak bisa."

"Ayo lah Bima sekali ini aja."

"Gue gak bisa. Maksudnya gak bisa jadi pacar lo lagi." Kata Bima yang sudah pasrah di tampar, yang penting urusan nya kelar.

Nita melotot pada Bima

"Gak bisa."

Bima trrkejut mendengar Nita.

"Kenapa gak bisa?"

"Lo gak bisa ninggalin gue gitu aja, setelah lo menikmati gue semau lo." Ucap nya tak terima."

"Ck. Gue kan juga bukan yang pertama nyentuh lo."

PlakK

Akhirnya Bima di tampar lagi.

"Dasar playboy tengik. Kapan pun gue gak bakal mau lo putusin." Kata Nita dan langsung pergi meninggalkan Bima dengan memegang pipi yang bertambah perih.

Bima mengendarai motornya ke cafe miliknya.

****

Sudah pukul 23.00 wib.
Ara sudah menguap sedari tadi menunggu Bima pulang.

Ara terus berfikiran negatif kalau Bima sengaja menghindarinya karena tidak suka dengan pernikahan ini.

Sudah sejam berlalu, Bima tak kunjung muncul. Akhirnya Ara menyerah dan memilih tidur duluan.

Di cafe

Sudah lebih setengah malam tapi Bima tak kunjung pulang. Padahal cafe sudah tutup sedari tadi.

Bima malas pulang karena malu jika Arabella istrinya akan melihat bekas tamparan akibat memutuskan hub dengan pacar-pacarnya hari ini.

Bukan cuma merah atau lebam. Tetapi yang sangat memalukan adalah bekas lima jari yang sangat menonjol di pipi kiri nya.

"Ck. Ini semua gara-gara tangan si lampir Nita." Dengus batin Bima saat bercermin.

Bima mengambil ponsel guna menelfon sahabat-sahabatnya untuk menemaninya si cafe.

SUAMIKU ADIK PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang