Bab 23

115K 5.3K 174
                                    

Biasakan memberi vote dan coment mu para readers...

"Enak banget ya bisa making love di gunung. Ah..ah..uh..ah." Ujar Noval membuat mata Bima melotot.

Dia melupakan keberadaan para sahabat nya yang bersebelahan tenda dengan nya semalam. Walaupun semalam hujan deras, Bima yakin betul suara Ara yang berisik terdengar ke tenda sebelah.

Semalam Bima sangat menikmati Ara yang suaranya begitu keras mendesah akibat ulah nya dan teriakan sang istri saat pertama dia membobol dara istrinya.
Sehingga melupakan keberadaan mereka yang tidak berada di kamar yang kedap suara.

"Iya tuh. Sampai-sampai gak mikirin kita yang galau semalaman mendengar desahan kalian." Lanjut Heru.

"Iri aja lo." Balas Bima berusaha sebiasa mungkin.

"Bukan nya Iri tapi lo gak mikirin naluri lelaki kita yang bangun mendengar nya." Celetuk Noval lagi meledek Bima membuat Heru dan Reno terkekeh.

"Lo juga sih Bim. Lo fikir lo sedang berada di ruangan kedap suara apa, sampai-sampai segitunya mengalahkan suara derasnya hujan." Ucap Heru lagi meledek.

"Ya gimana lagi gue gak ingat kalian sih malam itu." Balas Bima dengan tampang tak bersalahnya membuat para sahabatnya mendengus.

"Udah ah gue ke Ara dulu." Kata Bima pamit karena malas mendengar ocehan para sahabatnya.

Bima masuk ke dalam kamar penginapan dan ternyata sang istri masih berada di kamar mandi.

"Sayang kamu mandi apa ketiduran sih kok lama sekali di kamar mandinya." Teriak Bima membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"Air nya sejuk Bima." Balas Ara dari dalam mandi membuat Bima terkekeh.

Mereka sekarang sudah berada di penginapan kembali karena Ara memaksa Bima untuk turun dari gunung saat pagi nya setelah melakukan kegiatan panas mereka.

Ara merengek mau mandi tak tahan karena badannya terasa lengket karena semalam, dan Ara tidak mau memakai tisuue basah untuk pantat bayi lagi.

Mau tak mau Bima menuruti keinginan sang istri yang sangat manja sekali pada dirinya setelah saling mengungkap kan rasa cinta semalam.

Bima sebenarnya berencana untuk turun berdua saja dengan Ara tidak enak mengajak sang sahabat yang baru sehari di sana.

Tapi para sahabat Bima juga tidak ingin di tinggal memutuskan untuk menyudahi acara pendakian gunung mereka karena juga merindukan air untuk mandi.

Dan di sini lah mereka sejak 2 jam yang lalu.

"Ara aku juga butuh mandi, bukan kamu saja yang merindukan berendam di dalam sana atau kita berendam berdua aja ya." Teriak Bima lagi tersenyum smirk.

"Iya bentar, tu tunggu. Aku udah selesai. Jangan masuk" Balas Ara cepat membuat Bima terkekeh mendengar suara gugup Ara.

Bima teringat kejadian semalam, yang tidak akan pernah mungkin di lupakannya.

FLASH BACK

"aaaahhhhh."

Bima menindih tubuh Ara setelah pelepasan yang di lakukan di rahim sang istri Ara.

Tak mau istrinya keberatan, Bima menjatuhkan tubuhnya kesamping  lalu memeluk tubuh telanjang Ara dan tak lupa dengan menenggelamkan wajahnya di leher milik istrinya.

Ara masih menikmati sisa-sisa kenikmatan yang dia raih bersama Bima sang suami barusan dan masih merasakan miliknya di banjiri benih Bima.

Tiba-tiba Ara merasakan badan Bima yang sedang memeluknya bergetar dan ada air membasahai leher nya, dimana saat ini wajah Bima berada.

SUAMIKU ADIK PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang