EPILOG

124K 5.1K 140
                                    

5 tahun kemudian.

"Happy graduation Sayang." Kata Ara memberi selamat melihat suaminya yang memakai toga.

Bima tersenyum dan mencium pipi Ara dan mengucapkan terimakasih.

Bima begitu bangga dapat menyelesaikan pendidikan S2 nya. Perjuangan nya tidak sia-sia harus membagi waktu untuk untuk kuliah, jabatan CEO nya dan juga waktu untuk istri dan anaknya.

Tak hanya itu, kekhawatiran dokter tentang pertumbuhan anak nya Adrian sama sekali tidak terjadi.

Adrian putra Bima dan Ara tumbuh menjadi anak yang pintar sama seperti anak pada umumnya.

Bima melirik Adrian yang tersenyum melihat  dirinya mengecup pipi Ara. Anak itu memang sangat bahagia sekali jika sudah melihat  kedua orang tuanya mesra seperti  itu.

Bima berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Adrian.
"Apa ini buat Papa?"

"Iya. Ian hanya bisa kasih ini karena, kata Mama uang tabungan Ian gak cukup buat belikan Papa mobil." Ucap Adrian dengan wajah sendu membuat yang lain mendengar nya terkekeh dan juga bangga.

"Terimakasih sayang, ini saja Papa sudah senang. Mobil nya ketika kamu sudah dewasa saja nanti ok." Ucap Bima mengecup pipi Adrian membuat Adrian mengangguk lesu.

Ara tersenyum melihat interaksi kedua pria nya itu.

Yang lain Frida, Danil, Riani juga memberikan selamat pada Bima. Mereka begitu bangga melihat perubahan Bima beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan Frida yang di pegang Bima juga makin meningkat pesat. Danil, Frida dan Riani kini sudah baikan

Tepat 3 tahun yang lalu, di saat Frida menikah lagi dengan seorang pria dewasa asal Singapura. Frida membuka hati untuk memaafkan Danil.

"Papa gak datang Ma?" Tanya Bima yang tidak melihat kehadiran Papa tirinya yang tak lain adalah suami Frida seorang duda juga memiliki satu anak perempuan, tetapi sudah berumah tangga.

"Tuh Papa mu." Jawab Frida menunjuk ke arah suaminya yang baru datang dari arah toilet.

"Congratulation ya." Ucap Papa tiri Bima bernama Thomas memeluk Bima dengan ala laki-laki. Bima mengangguk mengucapkan kata terimakasih.

*****
Ting tong

Bima yang sedang bersantai menonton tv merenggut karena mendengar bel.

"Minggir, aku mau buka pintu." Ucap Ara pada Bima yang sedari tadi memeluk perutnya dan sesekali mengecup perut buncit Ara.

"Nanti saja, aku masih ingin dekat dengan anak ku." Kata Bima mengelus-elus perut Ara.

Ara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Bima. Sejak Ara hamil Bima memang selalu ingin terus di dekatnya. Sekarang  kandungan Ara sudah menginjak 5 bulan.

"Nanti kan bisa Bima. Kasihan tuh yang datang. Jangan-jangan yang datang Mama lagi." Kata Ara membuat Bima mau tak mau harus beranjak.

Bima dengan malas mengikuti Ara yang sedang mau membuka pintu.

Ceklek.

"Paman Bima. Tante Ara aku kangen." Teriak gadis kecil yang yang datang bersama Ayah nya yang tak lain adalah Revan.

Ara menyambut gadis kecil itu kedalam pelukan nya.

"Maaf mengganggu waktu libur kalian, Vidya sedari kemaren memaksa untuk main ke sini." Jelas Revan dengan nada tak enak.

"Tak apa, ayo masuk." Ajak Bima pada Revan.

"Tante aku boleh nginap disini gak?" Tanya Vidya putri Revan tiba-tiba pada Ara.

"Vidya." Ucap Revan memperingati anaknya. Memang Revan sekarang menjadi sungkan pada Ara dan Bima semenjak peristiwa di loby kantor yang mengakibatkan Ara harus melahirkan sebelum waktunya

"Boleh kok sayang." Jawab Ara mengusap rambut gadis kecil yang tumbuh hanya dengan Ayahnya itu.

Revan memang tidak kembali pada istrinya karena menurutnya cinta memang gak bisa di paksakan. Hak asuh Vidya di berikan oleh mantan istri Revan pada Revan karena dia berharap putrinya bisa hidup layak jika dengan Ayahnya. Sampai sekarang saja keberadaan ibu Vidya tidak ada yang mengetahui. Makanya Vidya begitu dekat dan menyayangi Ara karena Ara lah yang memberikan kasih sayang layaknya ibu pada nya walau Ara cuma istri paman nya.

"Gak apa-apa ko bang. Lagian disini ada Adrian yang bisa jadi teman buat Vidya." Kata Bima membuat Revan menghela nafas.

"Apa kalian tidak keberatan?"

"Untuk apa aku keberatan, Vidya kan keponakan ku." Ucap Bima membuat Revan sedikit lega.

"Kalau begitu aku titip Vidya selama 3 hari ya, ada meeting di luar kota yang harus aku hadiri."

Bima dan Ara mengangguk membuat Revan tenang meninggalkan putri sematawayangnya selama 3 hari ini.

"Ayah pergi dulu, kamu jangan nakal ya. Jangan isengi Adrian lagi." Nasehat Revan pada putrinya. Vidya memang iseng skali pada Adrian sepupunya itu karena Vidya tau Adrian sangat sayang padanya. Kadang Vidya sengaja meminta Adrian menggendongnya saat bermain di taman dan mengatakan kakinya sakit padahal tidak apa-apa.

Vidya mengangguk dan memeluk Revan.
"Iya Ayah, hati-hati kerjanya. Jangan lupa bawa oleh-oleh nya, kalau Ayah  gak bawa oleh-oleh aku gak mau kenal Ayah lagi." Kata Vidya membuat Revan, Bima dan Ara menggelengkan kepalanya lalu terkekeh.  

Vidya memang tubuh menjadi anak manja karena selalu di utamakan oleh Revan. Bahkan Adrian selalu turun tangan jika sepupunya itu di kerjai oleh teman-teman mereka yang lain.

SUAMIKU ADIK PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang