"Hem." Dehem Heru.
Tapi Bima dan Ara masih asik di dunia mereka.
"Woy udah kali, pegal nih kaki nungguin kalian mesra-mesraan." Teriak Noval tepat di belakang Bima dan Ara.
Dan ternyata itu berhasil, Bima langsung menoleh dan memandang kesal arah Noval. Sedangkan Ara mengusap dada nya karena terkejut.
Sedangkan yang lain hanya terkekeh melihat kejailan Noval.
"Biasa aja kali, gak usah teriak-teriak." Kesal Bima.
"Ealah, dari tadi yang lain udah manggil lo. Lo nya aja keseruan mesra-mesraan sama mbak Ara." Jawab Noval.
"Siapa yang lagi mesra-mesraan." Jawab Bima ngeles.
"Mbak Vivi sama gue." Jawab Noval memutar bola matanya.
"Kalian udah siap belum? Kita aja udah dari tadi selesai bayar di kasir. Dan gue yakin kalian gak sadar jika kami di belakang kalian sedari tadi" Kata Heru menyela.
"Dasar pengantin baru." Sela Reno meledek Bima dan Ara.
Pipi Ara sudah memerah karena sahabat Bima yang terus menggoda dirinya dan Bima.
"Berisik kalian. Kita udah selesai kok." Jawab Bima.
"Aku ke kasir dulu." Pamit Ara sambil berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Bima, tapi Bima malah mempererat genggaman tangannya.
"Berdua." Kata Bima dan lalu menarik Ara ke depan meja kasir.
"Rp.1.550.00,00 ." Kata mbak-mbak kasir itu.
Ara mengeluarkan kartu kredit pemberian dari orang tua nya, tapi tangannya di tahan Bima sebelum kartu itu sampai ke tangan si mbak kasir.
"Ini aja." Kata Bima menyodorkan kartu kredit nya pada penjaga kasir.
"Bima yang ini aja." Selah Ara menyodorkan kartunya lagi ke penjaga kasir membuat mbak-mbak itu bingung menerima kartu yang mana.
"Yang punya saya saja." Perintah Bima ke penjaga kasir.
"Tapi___."
"Gak ada tapi-tapian." Tegas Bima menyela omongan Ara.
"Ya udah, tapi nanti aku ganti di rumah pake uang cast aja ya." Ucap Ara.
Bima menghela nafas.
"Terserah." Ucap Bima datar dan langsung melepaskan tangan Ara yang sedari tadi dia pegang.Ara terkejut dengan reaksi yang di berikan Bima. Padahal dia hanya merasa tidak enak jika Bima harus membayar belanjaannya.
"Bima aku__."
"Ayo pulang." Ucap Bima sebelum Ara selesai bicara ketika penjaga kasir memberikan tas belanjaan mereka.
Ara hanya menuruti langkah Bima dengan lesu.
"Kenapa aku sedih dengan reaksi Bima yang seperti itu?" Kata hati Ara.
"Udah selesai?" Tanya Reno pada Bima.
Bima hanya mengangguk membuat yang lain memandangnya heran.
"Kenapa tuh anak?" Tanya Reno melirik ke Ara.
Ara menggelengkan kepalanya lalu lalu memandang ke lantai bawah.
***
"Lo juga sih Ra, suami mau bertanggung jawab malah lo tolak." Kata Vivi.
Kini mereka sudah sampai di kantor kembali.
Sehabis belanja di Mall tadi, Bima mengantar Ara dan Vivi ke kantor mereka walau di perjalanan Bima tak pernah bicara satu kata pun.Padahal Ara tadi nya tak berniat kembali lagi ke kantor jika selesai dari Mall. Karena melihat mood Bima yang jelek, Ara meminta di antar kan kembali ke kantornya saja.
"Gue cuma gak enak Vi, Mami nya Bima itu pernah cerita ke gue. Kalau Bima itu setelah memutuskan keluar dari rumah dan tinggal di Apartement dia biaya'in hidup nya sendiri. Walau gue tahu dia juga punya penghasilan, tapi gue gak enak aja." Jelas Ara.
"Dia kan bukan juga beliin lo mobil atau yang mahal dari itu. Itu hanya beberapa jacket sama sepatu Ra. Itupun juga sekalian bayar barang yang juga dia beli. Kalau gue jadi Bima gue juga tersinggung." Ucap Vivi dan membuat Ara menunduk.
"Terus gue harus gimana dong Vi, padahal kita baru aja akrab tapi udah ada masalah kayak gini." Kata Ara sendu.
"Temui dia, minta maaf sama suami lo." Nasehat Vivi.
****
Sedangkan di lain tempat.
Suara tangis bayi menggema di salah satu rumah bersalin ibu dan anak.
"Selamat Pak Revan anda telah menjadi seorang Ayah, anak anda perempuan." Ucap seorang Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU ADIK PACARKU
Romansa2 tahun berpacaran ternyata tindak menjamin sampai ke tahap pernikahan. Tepat di hari H Revan menghilang tanpa jejak. Maka Bima lah yang sekarang menjadi suami sah dari Arabella. Memiliki suami lebih muda dari nya dan lebih-lebih Bima adalah adik...