Bima melangkah dengan pelan mendekati Ara. Di brangkar rumah sakit Ara tengah tertidur, dan ini kesempatan Bima untuk bisa dekat dengan Ara.
Bima menggenggam tangan Ara setelah duduk d kursi yang ada di samping Ara. Bima mengecup punggung tangan Ara.
Sungguh dia sangat merindukan Ara. Saat dua bulan di Singapur, Bima bukannya melupakan Ara. Tetapi dia sedang fokus mengurus perusahaan Frida yang bermasalah disana. Dia sangat menyesal telah meninggalkan Ara begitu saja hanya dengan sepucuk surat yang isi dari surat itu adalah dirinya yang mayatakan talak untuk Ara.
Sungguh saat itu dia sedang kalut, Riani ibu yang di sangka ibu kandungnya meminta hal yang begitu sulit bagi diri Bima. Mengembalikan Ara kepada Revan bukan lah hal yang mudah di tambah dengan waktu yang telah dia lalui bersama Ara.
Dengan berat hati Bima menulis surat itu, dan meninggalkan apartemen dengan cepat sebelum keduluan dengan pulangnya Ara yang ia tinggal begitu saja di rumah orang tuanya.
Saat hendak berjalan ke cafe, berniat ingin bersembunyi di sana. Di tengah jalan Bima di cegat oleh 8 orang pria berbadan tegap dan membawa nya dengan paksa kedalam mobil mereka. Dan ternyata 8 pria bertubuh tegap itu adalah suruhan nya Frida. Bima di bawa bertemu Frida hari itu dan membuat Bima syok dengan semua cerita Frida.
Dan sekarang Bima dapat bernafas lega, ternyata talak yang dia jatuhkan pada Ara tidak lah sah. Karena saat itu Ara tengah mengandung anaknya, sibuah hati yang belum dia ketahui keberadaannya.
Tiba-tiba saja Ara terbangun dan membuka matanya. Ara melirik ke tangan nya yang di genggam erat oleh Bima. Tapi Ara hanya diam saja, tidak menolak dan tidak membalas genggaman tangan Ara membuat Bima mengerinyit.
Bima kira Ara akan mengusirnya lagi setelah terbangun dari tidurnya, nyatanya Ara hanya diam walau masih enggan membalas genggaman tangan Bima
"Mau makan sekarang hmm?" Tanya Bima memecahkan ketegangan di antara mereka.
Ara menganggukkan kepalanya membuat mata Bima berbinar. Dengan cepat Bima mengambil makanan yang di bawa Frida tadi dan menyiapkannya kedalam piring. Lalu Bima naik ke atas brangkar rumah sakit tempat Ara tertidur dan duduk di tepi menghadap ke Ara.
Lalu Bima memberikan satu suapan ke mulut Ara. Bima terus memperhatikan Ara selama menyuapkan istrinya itu.
Tiba-tiba____
Kriuk....kriuk
Ara berhenti mengunyah saat terdengar bunyi itu dan melirik ke perut Bima. Wajah Bima sudah memerah menyadari suara itu berasal dari cacing yang kelaparan di perutnya.
"Kamu belum makan?" Akhirnya suara Ara keluar.
Bima menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menyebunyikan malu nya pada Ara.
Tiba-tiba Ara mengambil alih piring yang berisi makanan di tangan Bima dan balik menyuapkan Bima.
"Aku bisa nanti sayang, sekarang yang lebih penting itu kamu." Tolak Bima.
Ara menaruh piring berisi makanan itu di atas kasur lalu___
"Sini." Perintah Ara agar Bima mendekati nya dengan suara datar.Bima mendekati Ara dengan bingung kenapa Ara meminta dia lebih mendekat dan tiba-tiba Ara memeluk tubuh Bima membuat Bima terkejut.
Bima bisa merasakan tubuh Ara bergetar.
"Hey kenapa menangis hmm?" Tanya Bima bingung."Kalau aku lebih penting kenapa kamu pergi?" Isak Ara terus memeluk Bima.
"Jahat hiks...hiks kamu jahat." Kata Ara memukul dada bidang Bima masih tetap meneteskan air matanya.
"Jahat, jahat." Ucap Ara terus memukul-mukul dada Bima.
Bima cuma diam saja membiarkan Ara melepaskan rasa kecewa nya, walau harus dengan menyakiti dirinya.
"Maaf." Cicit Bima melihat Ara menunduk menangis setelah puas memukuli dada Bima
Ara kembali memeluk tubuh Bima suami nya.
"Kenapa harus pergi? Kenapa gak tanya aku dulu sebelum ambil keputusan." Kata Ara sambil memeluk Bima."Maaf." Cuma kata maaf yang bisa dikatakan Bima.
"Kenapa semudah itu mengucapkan cerai? Siapa aku di hati kamu? Apa selama ini cinta itu cuma palsu hiks..hiks."
Bima menggelengkan kepalanya.
"Itu bukan palsu sayang. Kamu itu hidup aku, cinta itu benar adanya. Tapi sikap pengecut ku yang menghancurkan semuanya. Maaf tidak ada saat kau mengandung anak kita." Lirih Bima mempererat pelukannya nya di tubuh Ara.Ara makin terisak mendengar ucapan Bima.
"Jangan pergi lagi."Bima menggelengkan kepalanya.
"Tidak akan.""Jika kamu pergi lagi maka aku tidak akan mau melihat mu lagi." Lirih Ara di angguki Bima.
AwW." Lirih Ara.
"Kenapa?" Tanya Bima panik melepas pelukannya.
"Sakit." Rengek Ara memegang perut bekas operasi nya.
"Aku panggil dokter dulu." Ucap Bima panik tapi sebelum Bima beranjak Ara menahan tangan Bima.
"Aku gak butuh dokter."
"Tapi itu?" Kata Bima melirik perut Ara.
"Udah gak apa-apa. Aku cuma butuh kamu.? Cicit Ara membuat mata Bima berkaca-kaca memeluk tubuh Ara lagi walau tak seerat tadi takut menyakiti Ara.
"Maafkan aku, aku gak akan ninggalin kamu lagi dan anak kita." Ucap Bima penuh penyesalan dan mengecup puncak kepala Ara berkali-kali.
"Aku kangen." Cicit Ara membuat Bima tersenyum.
"Aku lebih kangen kamu."
"Maksud aku kangen anak kita." Kata Ara lagi membuat Bima cemberut dan melepaskan pelukannya membuat Ara terkekeh.
"Jadi cuma anak kita, sama aku nya gak?"
Cup
Bukannya menjawab Ara malah mengecup pipi Bima.
"Sama kamu juga tapi lebih kangen anak kita." Membuat Bima tersenyum.****
Bima mendorong kursi roda Ara ke ruangan bayi dimana anak mereka berada."Anak aku tampan." Ucap Ara melihat bayi nya.
"Tapi kenapa dia cuma mirip sama kamu? Aku nya gak ada." Lanjut Ara membuat Bima terkekeh.
"Itu berarti aku yang paling semangat waktu bikin dia." Celetuk Bima.
"Hus, ngomong apaan sih."
"Iya maaf." Cicit Bima.
"Apa nama buat anak kita udah ada?" Tanya Ara.
"Udah. Tapi apa aku boleh ngasih nama buat anak kita?" Tanya Bima balik yang mengingat dia yang tidak ada saat Ara mengandung buah hatinya.
"Tentu. Kamu kan Papa nya." Jawab Ara membuat Bima memandang sendu Ara.
Bima berjongkok di depan Ara.
"Terimakasih sudah memaafkan ku dan menerima ku lagi." Ucap Bima mengambil tangan Ara dan mengecup punggung tangan Ara."Kalau begitu bagaimana kalau kita kasih nama Adrian Rama Gerandra. Setuju gak?"
Ara mengangguk dan tersenyum senang.
"Jadi panggilannya siapa? Rama atau Adrian?" Tanya Ara."Terserah kamu. Tapi sebaiknya Adrian atau Rian saja. Jadi kita masih bisa kasih nama anak kita yang lainnya dengan Rama singkatan dari Ara dan Bima." Kata Bima tersenyum smirk membuat mata Ara melotot.
"Luka operasi aku aja belum kering udah bahas anak yang lain aja." Kesal Ara. Bima cuma cengengesan.
"Kan gak sekarang juga sayang, tapi harus di fikirkan dari sekarang." Jawab Bima.
"Kelarin dulu kuliah kamu baru mikirin anak lagi." Kata Ara membuat Bima cemberut.
Reader's maaf ya aku sekarang jarang Up karena lagi sibuk sama urusan di dunia nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU ADIK PACARKU
Romance2 tahun berpacaran ternyata tindak menjamin sampai ke tahap pernikahan. Tepat di hari H Revan menghilang tanpa jejak. Maka Bima lah yang sekarang menjadi suami sah dari Arabella. Memiliki suami lebih muda dari nya dan lebih-lebih Bima adalah adik...