Bab 24

110K 4.8K 73
                                    

Seminggu sudah berlalu semenjak mereka kembali ke Jakarta.

"Jadi kamu beneran gak mau ikut?" Tanya Bima pada Ara yang sekarang sedang berada di depannya hanya berjarak tipis dari wajahnya karena Arabella sedang memakaikan dasi untuk Bima.

"Maaf, tapi aku ada tugas penting ke Bogor meninjau proyek yang ada di sana. Sebagai ganti cuti ku yang kemaren jadi aku di tugaskan langsung ke lapangan hari ini." Ucap Ara sedikit menyesal tak bisa menemani Bima yang akan di angkat sebagai CEO hari ini.

"Hey aku cuma bertanya dan juga tak memaksa, jadi jangan memberikanku wajah sendu mu di pagi ini sayang." Kata Bima membuat Ara mengangkat wajah nya menatap mata Bima dan memberikan senyum manisnya.

Cup

Bima mengecup kening Ara.

"Ayo kita sarapan." Ajak Bima mengiring Ara keluar dari kamar.

Sekarang Bima dan Ara sudah menjalani kehidupan rumah tangga seperti suami istri biasanya. Tidur di kamar yang sama tidak ada lagi yang namanya pisah ranjang. Saling memberi kabar jika masing-masing berada di luar rumah.

Setelah sarapan Bima dan Ara berangkat dengan mobil yang sama karena Bima lah yang pagi ini akan mengantarkan Ara ke kantor sebelum menghadiri acara pengangkatan Bima sebagai CEO baru di perusahaan keluarganya yang sebelum nya di jabat oleh Revan yang sekarang tidak tahu ada dimana.

"Semoga hari ini berjalan lancar ya." Ucap Ara dan mencium tangan Bima sebelum turun dari mobil.

"Semoga saja sayang. Ke Bogor nya dengan siapa? Jam berapa?"

"Bersama teman kerja, sekitar jam 10 nanti." Jawab Ara.

"Perempuan atau laki-laki?" Tanya Bima posesif membuat Ara terkekeh.

"Ada laki-laki ada perempuan juga, kita perginya berlima."

"Huft. Baiklah tapi jaga diri dan hati ini untuk aku ya." Kata Bima lalu mengecup puncak kepala Ara.

Ara tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban dan turun dari mobil Bima.

***

"Selamat Bapak Bima anda sudah resmi menjadi CEO di Gerandra corp." Ujar salah satu orang bersalaman dengan Bima.

Bima hanya membalas dengan senyumam dan kata terimakasih sedari tadi setiap orang-orang yang memberi selamat padanya.

"Selamat pak Bima perkenalkan saya Lisa sekretaris bapak mulai hari ini." Ujar salah satu perempuan dengan memakai stelan kantor sekretaris yang agak sedikit sexy karena baju yang dia gunakan begitu ketat melekat di tubuhnya.

"Ya, terimakasih." Balas Bima tanpa mau memandang Lisa berlama-lama takut penyakit playboy nya kambuh.

"Mari saya antar ke ruangan baru anda Pak." Ucap Lisa sang sekretaris itu lagi.

Bima hanya menurut saja, karena dia sudah bosan di ruangam meting ini, tangannya sudah terasa panas bersalaman dengan orang-orang.

Setelah sampai ruangan nya, pertama kali yang ada di benak Bima adalah nyaman, walau tak senyaman jika berada di rumah berdua dengan Ara . Ruangan yang besar berdinding kaca memperlihatkan pemandangan gedung-gedung tinggi ibu kota. Dan juga di lengkapi dengan sebuah kamar yang tidak terlalu luas juga satu ranjang dan lemari pakaian.

"Apa anda perlu sesuatu Pak?" Tanya Lisa tiba-tiba.

"Suruh OB membuatkan kopi panas untuk saya." Perintah Bima.

Lisa mengangguk dan tersenyum seakan menggoda pada Bima sebelum keluar ruangan nya.
Bima dapat merasakan jika Lisa tertarik pada nya. Tapi itu bukanlah urusannya. Yang penting baginya hanya istrinya Arabella. Tidak akan ada yang bisa merobohkan cinta Bima pada Ara termasuk itu Lisa.

Tok tok.

Ceklek.

Baru beberapa menit Lisa keluar kini dia masuk lagi dengan membawakan segelas kopi yang tadi sempat di minta Bima membuat kening Bima mengerinyit.

"Ini kopi nya pak." Ucap Lisa membungkukan badan nya meletakan kopi tepat di depat Bima. Dan Bima bisa melihat dada Lisa yang bersembunyi di balik leher bajunya.

Dengan cepat Bima mengalihkan pandangannya.

"Bukankah saya mengatakan menyuruh OB saja?" Tanya Bima.

"Sa saya tidak melihat OB jadi saya saja yang buat pak." Jawan Lisa tergagap.

"Sepertinya aku harus punya iman yang kuat menghadapi sekretaris seperti dia." Keluh Bima di dalam hatinya.

"Ya sudah, silahkan keluar sekarang." Kata Bima acuh mengambil salah satu berkas yang tertumpuk di atas meja tepat di depannya.

Lisa mengangguk dan keluar tanpa kata-kata.

Setelah memastikan Lisa sudah keluar. Bima mengambil ponselnya guna mengirim pesan pada sang istri yang tak lain adalah Arabella.

*****

From. Husband

"Sedang apa sayang? Udah makan siang belum?"

Ara tersenyum saat membuka pesan dari suami berondong nya.

"Ehem. Senyum-senyum sendiri aja lo beb." Goda Muda sahabat Ara.

"Iya, mentang-mentang baru pulang honeymoon." Sela Vivi.

"Apaan sih kalian." Kata Ara sambil membalas pesan Bima.

To. Husband

"Ini sedang makan, kamu udah makan belom? Gimana acara pemberian jabatan nya sukses gak?"

Send

"Mas Revan." Pekik Vivi membuat ponsel Ara terjatuh karena terkejut mendengarnya.

Sekarang mereka tengah makan di sebuah lesehan pecel lele di pinggir jalan di kota Bogor.

"Mana mas Revan?" Tanya Ara.

"Itu dia masuk dalam rumah itu." Tunjuk Vivi ke sebuah rumah di seberang jalan dengan gaya seperti Villa.

"Lo salah liat kali Vi?" Celetuk Muda di angguki Arabella.

"Gue beneran liat orang kayak Mas Revan masuk ke sana. Tapi gue gak yakin juga itu dia, habisan dia pake baju kaos santai biasa  gak seperti stelan mas Revan biasanya dan juga menggendong seorang bayi." Jawab Vivi ragu-ragu.

Wajah Ara berubah pucat pasih mendengar ucapan Vivi.

"Lo yakin?" Tanya Muda pada Vivi melirik Arabella.

Vivi yang melihat kode dari Muda jadi tak enak hati melihat perubahan wajah Ara.

"Lo gak usah terlalu pikirkan Ra, mungkin benar kata Muda gue salah liat orang." Kata Vivi merasa tak enak.

SUAMIKU ADIK PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang