Bab 12

106K 5.1K 100
                                    

Siang itu di kampus Bima dan yang lainnya sedang berkumpul sambil makan siang di kantin kampus mereka.

"Menurut kalian mbak Ara jadi ikut kita mendaki gak ya?" Tanya Noval tiba-tiba.

"Gak." Jawab Bima santai.

"Kenapa lo seyakin itu?" Tanya Heru.

"Dia itu cewe dan belum pernah ikut kegiatan seperti itu, gue rasa dia gak berani. Apa lagi kita perginya kan jauh, bukan daerah Jawa." Jelas Bima.

"Lagian kalian ada-ada aja sih, kenapa harus pakai ajak-ajak Ara?" Lanjut Bima.

"Kita cuma nawarin aja. Emang lo gak kasihan ninggalin bini lo sendirian berhari-hari di apartement kalian?" Tanya Reno.

"Betul tuh, jika mbak Ara iku kalian kan bisa sekalian honeymoon. Unik juga kan kalau lo honeymoon di atas gunung." Sela Noval.

"Dasar otak mesum." Ledek Heru pada Noval yang cengengesan.

"Kalau niatnya honeymoon ya, mendingan jangan deh. Takut nya lagi ena-ena tuh gunung meletus." Kata Reno.

Bima terkekeh mendengar obrolan para sahabatnya.

"Gue yang nikah. Lo yang pada repot mikirin honeymoon buat gue segala." Ucap Bima.

"Bukan gitu bro. Kita cuma peduli aja sama lo, udah nikah tapi bini lo masih perawan." Ledek Noval mendapat pelototan dari Bima sedangkan yang lain terkekeh.

***

Di lain tempat.

Ara dan sahabatnya yang tak lain adalah Muda dan Vivi tengah berbincang sambil menghabiskan makan siang mereka.

"Seru juga ya lo punya suami berondong, jiwa muda nya masih terasa. Gak sibuk ke kantor aja kayak di novel-novel yang gue baca." Ucap Vivi mendengar cerita jika Bima dan teman-temannya akan pergi mendaki gunung.

"Mendingan lo ikut aja deh beb, kan lo udah lama banget ingin naik gunung." Sela Muda.

"Mau nya sih gitu. Tapi ini Sumatra Barat loh A. Itu juga gue gak tahu gunung talang itu di sebelah mana nya Padang. Mau berapa hari coba gue cuti kerja." Kata Ara dengan lesu.

"Soal kerja mah gampang, bilang aja sama bos kalau kita berdua ada buat gantiin tugas lo." Kata Vivi memberi solusi.

"Mana bisa gitu. Emang kita kerja di perusahaan bokap lo apa." Remeh Ara.

Muda terkekeh mendengar perkataan Ara.

"Bokap nya sih enggak beb. Tapi gebetannya iya." Sela Muda membuat mata Vivi melotot.

"Enak aja, gini-gini gue masih suka yang perjaka ya." Balas Vivi sengit karena bos tempat mereka bekerja adalah seorang duda punya 5 anak.

"Apa salah nya dengan duda anak 5 kalau itu bisa bikin lo bahagia. Lagi pula ya Vi, pria lajang yang lo pengen juga belum tentu perjaka." Kata Muda membuat Vivi merengut.

"Pokok nya itu gak mungkin terjadi. Bisa kurus kering gue ngurus anaknya kalau itu kenyataan." Lanjut Vivi tak suka.

"Hus, nelen ludah sendiri bau tahu rasa lo. Lagian bos kita kan ganteng walau status duda 5 anak." Ledek Ara membuat Vivi cemberut, sedangkan Muda terkekeh melihat Vivi yang kesal.

"Balik ke topik. Kalau saran gue ya lebih baik lo ikut. Itu juga bagus buat hubungan lo dengan laki lo biar kalian makin mengenal satu sama lain. Kalau di apartement palingan  cuma diem-dieman kan." Kata Vivi.

"Bener tuh beb. Sekalian lo bisa liat Bima itu laki kayak apa. Dia selalu di samping lo gak nanti pas kalian mendaki gunung? Apa dia bakal nolongin lo jika lo kesusahan di perjalanan? Nah di perjalanan lah nanti lo bakal dapat jawaban nya." Nasehat Muda.

***

Berbeda dengan Bima dan Ara yang tengah membicarakan rencana kegiatan mereka untuk mendaki gunung minggu  depan.

Maka disini ada seorang pria yang merenungi nasib nya.
Dia memandang seorang perempuan yang tengah tertidur di depannya dengan perut yang sudah membuncit.

Wanita itu tengah mengandung anaknya. Kesalahan yang paling di sesalinya.

Wanita itu terbangun dan melihat sang suami tengah memandangnya.

"Ada apa mas?" Tanya nya dengan suara parau.

"Apa benar dia anak ku?" Tanya pria itu tiba-tiba membuat air mata perempuan itu lolos.

"Kau meragukan ku?" Tanya perempuan itu dengan berurai air mata.

"Kau tahu sendiri kita bertemu di club dan cuma sekali melakukannya. Tiba-tiba kau datang mengatakan tengah hamil anak ku disaat aku akan menikahi kekasih ku." Kata Pria itu tambah membuat perempuan itu terisak.

"Kau bisa melakukan tes DNA jika dia lahir nati."Jawab istrinya dengan percaya diri walau dengan terisak.

"Apapun hasil tes nya nanti, aku akan menceraikan mu." Kata pria itu lagi membuat tubuh wanita itu menegang.

"Lalu bagaimana dengan bayi ini?" Kata Perempuan itu.

"Aku tetap akan membiayainya kebutuhan kalian walau kita berpisah nanti. Aku tidak mencintai mu. Aku hanya mencintai  Arabella kekasih ku yang terpaksa aku tinggal di hari pernikahan kami hanya karena kalian."

SUAMIKU ADIK PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang